Happy Reading!!
..
[Vote and Comment]
. Follow @authoronlinestory on Instagram
.
.
Roda kehidupan berjalan.
Tak ada kesempatan untuk menengok ke belakang meski hati teramat sangat ingin mengulang kembali memori-memori lama yang tak pudar meski di makan waktu.
Hari demi hari, bulan berlalu hingga tahun terlewati. Banyak kisah-kisah baru yang diukir sepanjang waktu berjalan.
Orang-orang baru, Lingkungan serta adaptasi baru ditemui dalam perjalanan waktu. Sesekali ingatan lama hampir terlupakan namun Kembali kala menyadari bahwa hal itu memiliki tempat istimewa tersendiri dalam ingatan.
Rencana yang penguasa tak bisa di teka oleh orang hebat sekalipun. Ntah itu bencana, kabar baik ataupun buruk hingga saat kebahagiaan tiba. Itu hanya bisa diketahui saat telah mengalaminya.
Tujuh tahun sudah Oh Hani menjalani hidupnya tanpa sang Putri. Tujuh tahun sudah dirinya terus bangkit dan berusaha kuat untuk tetap bertahan pada orang yang begitu menyayanginya.
Ia tak menyangka akan banyak hal yang ia lalui dihidupnya. Setelah rasa kehilangan yang menghancurkan hampir seluruh Jiwanya, akhirnya kebahagiaan memihak padanya.
Kelahiran seorang putra tepat empat tahun yang lalu membuatnya semakin yakin bahwa hidupnya tak akan sia-sia.
Kehadiran anak laki-laki itu didalam hidupnya membuat dirinya Sadar bahwa ada yang membutuhkan dirinya. Bahkan sangat-sangat membutuhkannya.Meski tidak semua terhapuskan, namun kehadiran anak laki-laki itu sedikit banyaknya telah menjadi pengobat untuk luka hatinya. Memperbaiki perangko kehidupan miliknya. Dan tentunya membawa kebahagiaan untuk keluarga Kim. Karena mendapatkan pewaris untuk perusahaan terbesar di Korea itu.
"Hanggeum-Ah, ayah harus pergi ke kantor kau baik-baik dengan bunda jangan membuatnya kesal. Arraseo? (Oke?)"
Bocah laki-laki itu tersenyum seraya mengangguk mantap pada sang ayah
"Oke! Tapi ayah janji akan membeli mainan Smurfs untukku kan.""Kim Hanggeum. Sudah bunda bilang jangan minta yang aneh-aneh pada ayahmu. Dia itu pergi bekerja, bukan belanja ke toko mainan"
Celetuk Hani mendekati Atensi ayah dan anak itu."Ayah.."
Lirihnya menatap Jong-in."Hani-ah, jangan terlalu keras pada putramu. Lagipula mainan yang dimintanya adalah mainan yang bagus untuk melatih daya ingatnya."
Imbuhnya sebelum berlutut menyesuaikan tingginya dengan sang putra."Hanggeum-Ah kau tenang saja. Ayah akan belikan mainan itu untukmu, Sekarang ayah harus pergi. Jaga dirimu juga bunda, sampai jumpa nanti sore.."
"eoh ayah"Jong-in melambai pada Hanggeum sembari berjalan menuju gerbang utama yang diikuti oleh Hani dari belakang. Ya tentu saja ia harus membawakan tas sang suami.
Meski banyak pelayan yang akan melakukan itu, namun ia tak mengizinkan seorangpun untuk mengurus kebutuhan suaminya."ini tasmu."
"Gomawo Chagiya (terimakasih sayang)"
Ucap Jong-in."Apa ada rapat penting hari ini?"
Tiba-tiba Hani bertanya.
"Kurasa tidak, Wae? (Kenapa?)"
"Kalau begitu pulanglah lebih cepat, aku akan memasak makan malam untuk kita."
Timpal Hani."Kau tidak ke butik hari ini?"
Jong-in kembali bertanya."Aku cuti, semalam Hanggeum bilang dia merindukan Kimbab dan Tteokboki buatanku. Aku jadi memikirkannya"
Ujar Hani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mom
Teen Fictionbahagia tak selalu tentang cinta Ntah itu mencintai atau dicintai. terkadang seseorang yang mengasihimu dengan cintanya juga tak mampu mencapai titik tertinggi untuk rasa bahagiamu. kebanyakan jenis cinta semacam ini juga akan membuat sakit, karena...