Up lagi ya, soalnya senang buat orang emosi.. 😂😂😂
Siwon tak kejam-kejam amat ya yang jahat itu cuman mulutnya (sebenarnya si authornya.. 🤭🤭🤭)Happy reading
Choi Siwon POV
Aku melangkahkan kaki dengan cepat menuju ke tempat yang dijanjikan hyung. Ia menjemputku dan aku ingin secepatnya menemui yoona, wanita itu kekasihku aniy calon istriku mengatakan ada hal penting yang ingin ia sampaikan padaku. Aku terlalu penasaran sehingga menggantikan jam penerbanganku ke jam paling pagi. Aku ingin segera bertemu dengannya.
Tiba di depan tempat jemputan di airport. Aku tidak melihat hyung, tapi ada Stella disana. Melihatnya saja membuatku kesal bagaimana bisa aku menyukainya dulu.
"Masuklah, hyungmu menunggumu di toko perhiasan"
Aku baru ingat hari ini aku memiliki janji dengan designer cincin pernikahanku dengan Yoona. Aku harus kesana lebih dulu sebelum bertemu Yoona.
Aku memutuskan untuk memejamkan mataku selama perjalanan. Membiarkannya menjadi supir.
Setibanya
"Aku bisa kesana sendiri dan aku akan pulang sendiri nanti. Jangan mengikutiku" ujarku
"Kamu pikir aku mengikutimu, aku menjemput suamiku" dia sengaja menekan nadanya saat mengatakan suamiku. Siapa peduli dengannya.
"Jika begitu jangan berdekatan denganku. Aku tidak mau ada yang salah paham dengan hubungan kita"
"Jika kita tidak memiliki hubungan buat apa takut orang lain salah paham" ujarnya lagi. Sialan aku kalah berdebat dengannya.
Whatever, aku merindukan yoona. Setelah ini aku akan menemuinya.
***
Setelah selesai memilih cincin, aku pun akan menelepon yoona. Aku baru menyadari ia memintaku menemuinya di cafe dekat bar milik donghae.
Aku meminjam mobil hyung untuk kesana. Tiba disana tidak ada siapa pun,
Kembali menghubunginya tapi dia sama sekali tidak mengangkatnya. Dan Seulong, dia juga sama. Aku memutuskan menunggunya di depan rumahnya.
Sekitar jam 12 malam, dia tiba dengan berjalan kaki. Darimana saja dia. Aku pun turun dari mobil dan menghampirinya.
"Im Yoona" sengaja aku memanggilnya dengan nama lengkapnya supaya ia menyadari kalau aku sedang kesal padanya.
"Siwon-ssi" ia tidak memanggilku oppa. Apa yang sudah terjadi padanya sehingga ia memanggilku dengan begitu asing.
"Kamu kenapa?" tanyaku
"Gwenchana"
Aku mendekatinya dan tercium aroma asap rokok dan alkohol.
"Kenapa tubuhmu bau rokok dan minuman? Kamu merokok dan minum?" tanyaku dan ia menggeleng "Darimana saja kamu?"
"Tempat Lee donghae"
"Buat apa? Kamu bekerja lagi disana?" suaraku meninggi, aku kesal jika ia berada disana lagi.
"Bukan urusanmu" ia mendorongku dan meninggalkanku. Aku membiarkannya masuk mungkin ia sedang kesal padaku. Besok akan membaik sendiri.
Ponselku berbunyi sebuah pesan masuk dari Kyuhyun.
Yoona berpelukan dengan seorang pria di bar.
Aku kembali keluar dari mobil untuk meminta penjelasan darinya. Aku menarik tangannya dan ia menghempaskan tanganku dengan kuat.
"Ini yang kamu lakukan? Mengapa kamu melakukan ini?" tanyaku
Ia hanya diam tidak mengelak apa yang aku tunjukkan. Jika saja pengirimnya itu Stella, aku bisa saja menganggap ini palsu tapi ini kyuhyun, ia tidak mungkin melakukannya. Ia tidak mungkin menyebarkan foto ini jika ini hanya rekayasa.
"Ini benar?" nadaku melemah
Dia mengangguk
"Kenapa?" tanyaku lagi
"Itu memang aku dan sekarang kamu sudah tahu, aku tidak ada alasan untuk membohongimu lagi" ujarnya, ia menunduk
"Katakan alasannya padaku, mengapa kamu melakukan semua ini? Kamu mengatakan kamu harus membiayai biaya rumah sakit eommamu dan aku memberikannya, walaupun kenyataannya kamu putri keluarga im yang tidak mungkin kekurangan apa pun. Tapi kenapa sekarang kamu melakukannya lagi?"
"Mianhae"
"Aku butuh penjelasanmu Im Yoona, bukan kata maafmu"
"Kita putus saja" ujar Yoona
"Kamu memilih menjadi wanita murahan daripada menjadi istriku, menjadi nyonya choi?" aku kesal, dia tidak mau menjelaskan apa yang telah terjadi tapi memilih putus denganku.
"Ne setidaknya itu lebih baik daripada aku hidup dalam sangkar emas. Aku tidak menyukaimu yang bermulut tajam dan akan selalu menghinaku di saat kamu marah. Aku tidak suka hidup dalam tekananmu. Aku benci itu Siwon a"
Aku menatapnya, ia menangis. Begitu menderitakah menjadi istriku?
"Aku mohon kita akhiri saja semuanya disini, aku tidak ingin bersama pria yang mungkin masih memiliki orang lain di hatinya. Aku tidak bisa,"
"Semua ini karena Stella?" tanyaku dan ia mengangguk, "Apa yang dia katakan padamu?"
"Tidak ada, hanya saja aku tahu apa yang kamu rasakan padanya. Kamu menatapnya dengan tatapan yang berbeda. Kamu masih mencintainya. Aku sangat jelas" ujarnya, "Aku tidak mengelak foto itu, karena itu nyata. Aku memang melakukannya. Aku sengaja melakukannya untuk melihat reaksimu dan kamu sama sekali tidak berubah mulutmu tetap kasar. Aku lelah,"
"Jika aku memutuskanmu, jika kita berakhir. Bagaimana kamu menjelaskan pada suamimu kelak jika kamu tidak virgin lagi?" tanyaku dan dia tersenyum padaku
"Jika apa yang kamu lakukan padaku selama ini hanya sebuah rasa tanggung jawab, cukup, aku tidak butuh" ujarnya "Aku bisa menjadi simpanan pria kaya yang tidak peduli dengan nilai sebuah keperawanan"
"Jika kamu sudah mengatakan seperti ini, maka aku tidak akan merasa bersalah lagi. Gomawo" ujarku dan aku meninggalkannya.
***
Dia mengundurkan diri dari Hyundai, aku tidak menahannya lagi. Dia ingin kebebasan dan itu yang tidak bisa aku berikan padanya. Aku mencintainya dan aku ingin memilikinya seorang diri. Aku tidak bisa berbagi dengan orang lain.
Dia mendatangiku sehari setelah pertemuan keluarga kita. Aku akan menikahinya karena ia sedang mengandung. Aku bukan tidak percaya dia mengandung anakku, aku hanya ingin ia jujur padaku, apa yang sudah Stella lakukan padanya sampai ia seperti ini.
Dia membawakan sebuah kertas perjanjian pra nikah. Apa maksudnya, aku merobeknya sebelum membacanya.
"Pernikahan ini akan menjadi sungguhan walaupun kamu dan aku tidak lagi saling mencintai" ujarku "Jangan pernah memberikan aku perjanjian apapun karena aku akan tetap melakukan apa pun yang menjadi hak dan kewajiban seorang suami"
"Aku hanya memberi batasan,,"
"Aku tidak butuh batasan apapun. Aku pastikan akan memberikanmu semua hakmu sebagai istri dan kamu harus melayaniku sebagai seorang suami" ujarku
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Listen
FanfictionAku menatapnya dengan cara yang berbeda dan aku memperlakukannya lebih special dari wanita mana pun yang hadir dalam hidupku. Tapi dia bukan wanita yang pantas aku hargai, dia akan melakukan apa pun demi uang. Aku bersumpah akan membalasnya dengan c...