Nah lo!

236 9 0
                                    

Jangan salahkan aku
Jika aku merebutmu darinya
Salahkan dia
Mengapa dia menyianyiakan
Wanita istimewa sepertimu

-Bintang Nugroho-

Sedari tadi bulan masih berfikir keras dengan akalnya, mengapa ia sampai bodohnya men tag cowok yang menolongnya merupakan jodohnya kelak. Tiba-tiba arah motor itu tak menuju perumahan dimana gadis cantik itu tinggal tentu saja membuat bulan protes akan itu.

"hey bintang! Gue mau dibawa kemana?"ocehnya kesal.

Seseorang yang sudah menolong bulan tadi ialah sahabat karibnya sendiri, entah karna faktor takdir atau kesengajaan yang jelas bintang menolong bulan saat itu. Bintang hanya memasang wajah masa bodo saat bulan terus mengoceh tak jelas atas tindakannya barusan, ia tetap melajukan motornya menuju ke sebuah restoran yang ramai dikunjungi oleh beberapa siswa seusia mereka.

Bulan berhenti mengoceh saat melihat tujuannya itu adalah ke sebuah restoran, pas sekali dengan perutnya yang sudah demo minta diisi itu, tanpa basa-basi lagi ia turun dari motor yang lumayan tinggi itu dengan sekali loncatan, tanpa ada rasa gengsi sedikitpun ia mendahului bintang membuat cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"ayuk ah ntang! Kalau tau kesini mah gue sih yes-yes aja,cepetan donk!Lama bener sih!"ocehnya lagi sembari memasuki restoran yang sudah ramai di jam makan siang seperti sekarang.

Tanpa sadar bintang menarik sudut bibirnya, sikap begini lah yang disukai bintang pada bulan, sikap yang apa adanya dan tak jaim jaiman seperti para gadis yang pernah ia temui sebelumnya.


                            🌙🌙🌙
Suasana hati revan semakin memanas, saat orang yang ditemuinya ini malah memutar mutar pembicaraan dan tak mau langsung ketopik pembahasan saja. Sangat jelas sekali bahwa orang ini mau berlama lama dengan dirinya, tapi sikap itu membuat revan semakin marah  pasalnya ia telah berlaku jahat meninggalkan pacarnya demi menemui orang yang persis duduk disampingnya itu, demi mendapatkan informasi mengenai kisah dimasa lalunya.

"Lo mau ngomong atau nggak sih"ucap revan ketus tak tahan dengan sikap orang itu lagi.

"Sabar donk, jangan buru-buru gitu"balasnya pada revan dengan bergelayut manja pada lengan kekar revan.

Orang itu mau memulai pembicaraan, tetapi pembicaraannya terhenti saat tatapannya terkunci pada kedua remaja yang berjalan pada arah mereka, sepertinya ingin menduduki kursi kosong persis dibelakang mereka itu, tanpa membuang kesempatan orang itu berpura-pura kelilipan yang otomatis meminta bantuan revan untuk meniup niupkan mata itu.

Kedua remaja yang mau berjalan kearah kursi kosong itu spontan berhenti apalagi sang gadis menutup mulutnya tak percaya,dari kejauhan apalagi beberapa sisi-sisi penting ditutupi oleh beberapa orang mengakibatkan aksi itu terlihat seperti berciuman, adegan itu tentu mengundang tangis sang gadis, seketika saat itu juga ia berlari kencang meninggalkan sang cowok yang terpaku melihat kejadian itu.

Cowok itu perlahan mendekat dan memukul kuat meja yang diduduki oleh objek yang dilihat oleh gadis malang tadi.


"Bintang!"gumam revan gugup.

Sepasang remaja yang seperti tengah berciuman tadi ialah revan dan wulan, wulan mengatakan mau menemui revan ingin membahas kisah masa lalu cowok itu yang sampai saat ini belum diketahui kebenarannya oleh revan.

Bintang yang sudah geram dengan revan itu mengangkat kerah baju cowok berseragam rapi itu, dengan emosi yang sudah memuncak satu bogeman keras melayang pada cowok itu "brengsek"umpat bintang kesal.

"Tadi bulan ngelihat semuanya"tanya revan dengan memegang rahangnya yang sudah memerah atas pukulan bintang tadi.

"Menurut lo!"balas bintang ketus lalu berlari untuk mencari sahabatnya yang tengah patah hati tersebut.


                           🌙🌙🌙
Suasana ramai dan ceria ditaman kota siang itu tak sedikitpun mengubah mood gadis manis ini membaik, ia terus-terusan menangis meratapi nasib malangnya yang telah dibohongi oleh pacarnya itu.

"Katanya tadi sibuk ada urusan mendadak! Ini apaan!. Malah cium ciuman ditempat umum!. Bego banget sih gue mau aja diboongin ama tu cowok!. Rela banget kayaknya ninggalin gue ditepi jalan demi nemuin si landak berduri itu"gumam bulan kesal, dengan tangisan yang sudah meluncur bebas membasahi pipinya yang lembut itu.

Tiba-tiba seorang anak kecil datang membawakan sapu tangan untuk bulan, gadis dengan mata yang sudah menyembab itu mengedarkan matanya mencari sosok yang menyuruh anak kecil manis ini memberinya sebuah sapu tangan ini.
Namun hasilnya nihil ia tak menemukan sosok siapapun.

Bulan menerima saputangan itu, baru saja niatnya ingin menanyakan perihal ini, anak kecil itu berlari begitu saja melanjutkan permainannya yang tertunda itu.

Bulan menghela nafas kasar, ia melanggar janji lagi dengan bintang, bukankah dulu ia tak boleh menangis jika ia patah hati, tapi dengan mudahnya pengkhianatan itu membuat bulan melanggar janjinya untuk kesekian kalinya.

Bulan menegang seketika saat menyadari bahwa kepalanya disandarkan kepada bahu lebar seorang cowok tampan yang berstatus sebagai sahabatnya itu, bulan pun tak menolak toh ia juga butuh sebuah sandaran, apalagi rasa nyaman yang dirasakan gadis manis itu.

"Maaf"lirihnya pada cowok itu.

Bintang hanya berdehem sebagai jawaban, bulan semakin mengeratkan pelukannya pada bintang, sedangkan tangan bintang dengan refleksnya mengusap-ngusap pelan rambut bulan yang berbau strawberry itu.

Dari balik pohon ada sesosok cowok yang melihat kejadian itu, ia menghela nafas kasar ia mengumpat dalam hati bodohnya ia mau mengikuti ucapan gadis yang menyebabkan ia meninggalkan bulan ditepi jalan itu, bukankah jika memang penting sebaiknya ia mengantarkan bulan sampai kedepan rumah cewek itu dulu, toh tak membutuhkan waktu berjam jam juga, memang benar menyesal itu selalu datang diakhir.




Nah gimana nih sama part ini?
❤❤❤

BULAN[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang