Siapa?

210 10 0
                                    

Jangan bersikap egois
perihal rasa

-Revan-

Gadis berambut panjang gelombang itu terlihat tak nyaman duduk dibangkunya ia sedari tadi hanya bergerak gelisah menggigit bibir bawahnya dan sepertinya buk Endang selaku guru BK yang terkenal super kiler itu tak diperhatikannya.

Bulan sedari tadi mencoba menahan pipis yang menuntutnya untuk segera menuju ketoilet, namun logikanya menyuruhnya untuk mengurungkan niatnya itu memandang guru yang mengajar kali ini adalah buk endang dan merupakan detik-detik menuju kepulangan sekolah.

Percayalah bulan bukan tak berani hanya saja ia sedikit malu jika nanti ia meminta izin buk endang akan menolaknya, lalu ia ditertawakan oleh murid lainnya atas penolakan itu tiba-tiba ia teringat kejadian beberapa menit yang lalu saat caca teman sekelasnya meminta izin ketoilet pada guru berbadan gemuk itu,dan guru itu menolaknya mentah mentah dengan alasan

"Kamu mau ngehindarin pelajaran saya? Sebentar lagi kan mau pulang ke toiletnya dirumah saja atau nanti sepulang sekolah, hargai waktu ajar saya yang hanya sejam ini"

Sungguh mengingat perkataan itu membuat bulan berngedik ngeri, apalagi setelah itu caca teman kelasnya itu mendapat sorakan dari para teman-teman lainnya.

"Lo kenapa sih lan"bisik nia jengah melihat kegelisahan teman sebangkunya itu sedari tadi.

"Pipis nia"kekeh bulan sedangkan nia hanya memutarkan bola matanya malas.

"Ke toilet lah!. Ngapa ngadu ke gue, emangnya setelah lo ngadu kegue pipis lo bakalan ilang?"gumam nia namun kali ini intonasinya lebih tinggi dari ucapan sebelumnya membuat buk endang mengalihkan pandangan tajamnya pada kedua sejoli yang saling berbisik itu.

"Hei yang disudut itu ngapain bisik bisik!. Kalian lagi ngomongin saya"

Sorakan buk endang barusan membuat bulan dan nia meneguk salivanya susah payah ditambah pula dengan tatapan horror dari para teman temannya seolah mengisyaratkan 'mati kalian'

"Ada apa!"tanya buk endang dengan intonasi tinggi seperti biasanya.

"Hm anu h--"

"Anu anu! Ada apa dengan si anu?"potong buk endang tajam lalu berjalan mendekat kearah keduanya.

"Sa--saya mau ketoilet buk"sanggah bulan cepat sebelum nia mendapat amukan dari buk endang.

"Ngapain ketoilet?"tanya buk endang tajam sembari memperbaiki kaca matanya yang mulai turun.

Jika saja sosok didepannya ini bukan gurunya rasanya bulan ingin sekali mencekik ibu berbadan bongsor ini sekarang juga, ia geram sekali atas pertanyaan buk endang memangnya selama ini toilet digunakan untuk apa?"pipis buk"jawab bulan gugup.

"Buk kasihan tu temen saya, udah ngompol juga loh buk"bisik nia pelan tentu saja keadaan kelas yang sepi membuat semua orang didalam sana mendengar ocehan nia gadis itu melototi nia geram sedangkan nia hanya terkekeh pelan.

"Ya sudah 2 menit"ucap buk endang lalu berjalan kembali menuju kursi kebanggaannya.

Bulan hanya melongo tak percaya ke toilet 2 menit belum lagi perjalanan menuju ketoilet bagaimana jika toilet itu penuh?. Sungguh memikirkan beberapa kemungkinan itu membuat bulan geram sendiri namun sesegera mungkin ia berlari keluar kelas sempat ia melirik bintang yang terkekeh pelan atas kejadian barusan.

BULAN[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang