Broken heart

252 10 0
                                    

Jika ada sebuah penghargaan
Seseorang penyimpan perasaan
Cinta terbaik
Mungkin akulah pemenangnya

-Mike-

Kini hanya suara-suara khas hutan yang terdengar diantara kedua sejoli itu. Keadaan sunyi yang mendominasi ini telah memperjelas secara detail suara suara hutan yang tak terlalu rimbun itu.

Keduanya masih terperangkap dialam pemikirannya masing-masing.
Setelah melihat kejadian diarea pemasangan tenda tadi, bintang menyeret bulan begitu saja menuju kedalam hutan. Jarak mereka tak terlalu jauh dari area penginapan tenda mereka bahkan mereka pun bisa melihat semua aktivitas para siswa dan siswi yang mondar mandir menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas.

Bulan memasang wajah lesunya sedari tadi, sedangkan bintang seperti biasa selalu berwajah datar.
Bulan memeluk kedua lututnya dan menatap kearah bawah, sungguh keadaannya saat itu sangat bukan tipe bulan sama sekali, setahu cowok berahang tegas itu bulan merupakan gadis yang super bawel dan tak pernah bersedih meratapi nasib cintanya dengan seorang cowok sampai selemah itu. Lihatlah ia bahkan tak berniat membalas tatapan bintang yang terus menatapnya lekat.

"Gue harus apa?"tanya bulan mendongakan wajahnya mengarah kecowok tampan itu dan kini tatapan mereka saling bertemu.

"Berhenti nangis!"jawab bintang dengan nada yang terdengar sedikit tegas.

"Udah diusahain ntang! Tapi air matanya nakal nggak mau nurut!"balas bulan dengan memutuskan tatapan itu dan mengerucutkan bibirnya sebal.

Bintang menghela nafas kasar lihatlah gadis ini memang tak bisa dianggap berbicara serius"Putusin dia!"

Ucapan tadi membuat bulan mendoangkan kepalanya dengan tatapan tak percaya pada cowok berbalut jaket merah api itu,dengan gampangnya menyuruh memutuskan begitu saja ini bukan masalah status hanya masalah perasaan bulan takut nenyesal itu saja tak lebih.


                            🌙🌙🌙

Pukulan gadis itu tak membuat cowok itu merubah pikirannya, ia masih bersikeras untuk melanjutkan rencana yang sudah disusunnya dari hari hari sebelumnya itu

"Van! Hentiin semua ini!"bentak gadis itu dengan tangan yang masih memukul mukul dada bidang revan yang notabennya masih berstatus pacar bulan itu.

Cowok itu tak berniat membalas bentakan gadis yang telah memukul mukul dadanya tanpa ampun itu ia masih diam mematung.

"Aku udah salah datang lagi ke kehidupan kamu!"

Delapan kata tadi itu membuat revan menatap gadis itu tajam, bagaikan disihir tangan gadis itu berhenti memukul dan menatap kebawah sambil memain-mainkan jarinya cemas.

"Udah brapa kali aku bilang!. Berhenti bicara omong kosong kayak gitu!"bentak revan dengan nada yang meninggi.

Gadis itu terlonjak kaget setelah sekian lama pada moment ini ia mendapat bentakan itu. Revan menyadari kesalahannya ia mengumpat kesal dalam hati, mengapa ia bisa semarah ini padahal terangan saja ia sudah tau gadis dihadapannya ini tak suka jika dibentak.

Dan benar saja perlahan air mata gadis itu meluncur dengan bebasnya, ia menggigit bibir bawahnya agar isakannya tak terdengar jelas ketelinga revan, namun usahanya sia-sia isakan itu telah terdengar oleh cowok berbadan tegap itu. Ia menangkup wajah gadis itu lalu mengusap air matanya dengan kedua jempol kekarnya, revan memeluk gadis itu agar berhenti menangis.

"Aku cewek jahat van!"gumam gadis itu disela sela tangisannya.

"Kamu nggak jahat!,dalam semua hal ini aku yang salah, seharusnya aku berfikir logis dulu sebelum mengambil keputusan, namun karna ingatanku yang selalu tertuju pada kamu aku sampai ngelakuin hal bodoh ini, kamu tenang aja secepatnya aku akan urus semuanya, kamu nggak usah mikirin masalah ini kamu harus fokus sama diri kamu dulu!"


                           🌙🌙🌙
Revan selaku ketua osis sekaligus ketua panitia acara penjelahan alam itu tengah fokus menjelaskan tata cara perlombaan yang sebentar lagi akan diadakan itu.

Setelah pembagian kelompok, mereka diminta mengumpulkan gulungan kertas yang telah ditempel disepanjang dahan pepohonan hutan itu, gulungan kertas itu semuanya hampir terlihat sama, namun yang membedakannya yaitu siapa siswa yang mendapat gulungan kertas berlogo nama sekolah mereka maka akan mendapatkan sebuah bonus yang saat ini masih dirahasiakan.

Semua kelompok berpencar, bulan menghela nafas lelah, setelah penjelasan tadi revan sama sekali tak berniat untuk mengajaknya berbicara perihal semua ini, revan seakan diam seribu bahasa yang membuat dada bulan sesak karnanya. Tak apa jika tak mau bicara tapi setidaknya ia mau ditatap walaupun untuk seperkian detik saja ia sangat merindukan tatapan teduh pacarnya itu.

Kelompok bulan yang terdiri atas agatha, nia dan raya itu kini telah berpencar, setelah beberapa menit menyusun rencana semuanya pun perlahan bubar mencari kesegala arah agar mendapat gulungan kertas yang dimaksud itu.

Bulan, gadis itu masih diam mematung, pemikirannya masih tertuju pada sosok yang telah mengacuhkannya akhir-akhir ini itu, namun tiba tiba senyumannya mengembang seketika saat melihat sosok yang dirinduinya itu melambaikan tangan kearahnya.

Pemikiran negatif bulan terhadap revan perlahan menghilang hanya dengan lambaian tangan cowok tinggi itu,terbesit difikirannya revan akan menyesal dan akan meminta maaf kepadanya.

Bulan pun memasang senyuman termanisnya saat sosok itu perlahan mendekat dan perlahan tangan bulan terangkat berniat membalas lambaian tangan pacarnya itu.


Mohon vommentnya🌚

BULAN[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang