Toilet!

262 14 0
                                    

Menyerah untuk mendapatkanmu?
Tidak bisa!
Kata menyerah takkan pernah ada Jika itu merujuk tentang dirimu

-Ryan-

Untuk kesekian kalinya para siswa memohon pada pak anwar selaku guru biologi mereka, sekaligus ketua panitia acara agar sebelum menuju kesekolah mereka dapat mampir dahulu ke sebuah pantai yang tak jauh dari area perkemahan. Dengan beberapa syarat akhirnya pak anwar setuju dan sebentar lagi mereka akan tiba disebuah pantai.

"HELLOW PANTAI!"teriak ryan heboh sambil berlari menuju bibir pantai.

"Woy!norak woy!"teriak mike berharap dapat menghentikan aksi ryan yang terbilang kekanak-kanakan.

Nia, raya dan agatha hanya terkekeh pelan melihat aksi kejar kejaran antara mike dan ryan yang terbilang sedikit mengocok perut itu, sedangkan bintang hanya memasang wajah datarnya bersama bulan disampingnya,setelah acara api unggun tadi malam bulan akhirnya memaafkan bintang, permintaan maaf bintang yang terbilang sangat manis bagi dirinya itu dapat meluluhkan hatinya begitu saja.

Bintang memasang wajah bingungnya saat melihat gelagat bulan yang aneh, gadis itu juga menatap dirinya"Gu--gue ambil absen dulu ya"ucap bulan meminta izin.

Bintang yang memahami maksud bulan hanya menganggukkan kepala"ditemenin?"tanya bintang dengan tampang datarnya.

"Nggak lah! Mesum"oceh bulan kesal lalu ia berlari menuju ke sebuah toilet yang tak jauh dari tempat ia berdiri tadi.

Bintang berdecih kesal, apanya yang mesum?,bukan ia yang mesum namun pemikiran bulanlah yang mesum, mungkin gadis itu berfikiran bahwa dirinya akan menemani sampai kedalam bilik toilet, memikirkannya saja bintang sudah geli sendiri, padahal maksud cowok berahang tegas itu hanya menunggu didepan saja, lalu siapa yang mesum?.


                           🌙🌙🌙
Bulan mencuci mukanya dengan air mengalir sekedar menyingkirkan keringat yang membasahi sekujur wajah cantiknya, ia memandangi wajahnya lekat didepan cermin yang terpampang jelas didepannya.

Segelintir memori mengenai revan membuatnya menetaskan air mata, bahkan hingga detik ini bulan masih tak percaya sesosok yang dianggapnya baik itu dapat melakukan hal serendah ini!. Apakah memang pantas ia dijadikan sebagai pelampiasaan semata, ia juga ingin merasakan cinta yang sesungguhnya!. Apa salah jika mengharapkan hal seserderhana itu.

Bulan menepis air matanya kasar, sudah cukup ia menjadi gadis cengeng, setidaknya ia masih dapat merasakan sebuah perhatian berdasarkan atas nama cinta walaupun pada akhirnya ia hanya dijadikan sebagai pelampiasaan.

"Kayaknya ada yang lagi mewek nih gays"

Ejekan seseorang itu membuat bulan membalikkan tubuhnya, ia mendengus sebal,disaat moodnya yang lagi buruk seperti ini mengapa landak ini datang menghampirinya sungguh bulan sangat malas untuk bertengkar.

Tak ingin terjebak pada posisi yang lebih rumit, bulan menyelip diantara kedua antek antek wulan untuk segera pergi dari tempat itu,namun sialnya pergerakannya terhenti saat wulan menarik rambut panjangnya kuat mengakibatkan bulan menghentikan pergerakannya dan menepis kasar tangan wulan dan bulan yang sudah terlampau kesal itu tak mau lagi memanggil wulan dan kedua antek anteknya dengan embel embel kakak.

"Lo apa apaan sih!"bentak bulan kesal.

"Eh!yang sopan donk jadi orang!, gue ini kakak kelas lo ya!"jawab wulan tak kalah kerasnya.

"Ngapain gue harus sopan, sama kakak kelas kayak lo!"balas bulan pedas lalu segera beranjak pergi dari tempat itu.

Bulan menahan ringisannya saat wulan dan kedua antek anteknya menghantam keras tubuhnya pada sebuah dinding disudut toilet itu,salah satu teman wulan yang diketahui bernama siska itu mengunci pintu toilet agar pihak lain tak dapat melihat aksi yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Erangan kecil keluar dari mulut ranumnya bulan, gadis itu meringis pelan saat wulan menjambak kuat rambut gelombangnya, bulan tak bisa melepaskan dirinya saat kedua teman wulan itu menahan keras tubuhnya.

"Pengecut! Mainnya keroyokkan!"ucap bulan pelan dengan nada seperti ejekan.

"Eh! Berisik lo!"bentak mila salah satu teman wulan yang memegangi tubuh bagian kanan bulan.

"Gue nggak akan sekasar ini,kalau mulut lo itu bisa dijaga, pantesan revan cuma jadiin lo sebagai pelampiasaannya doang!"sahut wulan dengan pedasnya.

"Syukurin lo! Emang enak! Ganjen sih"tambah mila.

Bulan sangat paham mengapa mila mengatainya seperti itu,gadis bertubuh sedikit lebih pendek dari dirinya itu terang terangan menyukai bintang sahabatnya, padahal bulan sudah menjelaskan pada gadis itu bahwa ia dan bintang hanya sebatas sahabat, namun karna pengaruh dari wulan yang sangat membenci dirinya itu membuat mila juga ikut membenci bulan.

"Setidaknya kak revan bisa milih pelampiasan yang berkualitas"jawab bulan mantap diiringi erangan kecil dari mulutnya.

Plakkk

Satu tamparan keras mendarat dipipi kanan bulan, gadis itu menggigit bibir bawahnya agar ringisan dari mulutnya itu tak dapat didengar oleh ketiga wanita iblis ini bulan tak mau terlihat lemah didepan mereka.

"Maksud lo wulan nggak berkualitas"perjelas siska yang sedang sibuk memegangi tubuh bagian kiri bulan.

Mata tajam wulan beralih pada sosok temannya yang terbilang sedikit lugu itu, sedangkan siska hanya memasang wajah tak bersalahnya.

"Mulut lo ya!"bentak wulan sembari memperkuat jambakan rambutnya terhadap bulan.

Tak mau semakin terpojok atas jawaban bulan yang tak terduga,  ia meninggalkan gadis itu dan segera kabur dari toilet agar orang lain tak mengetahui aksinya.

Isakan kecil terdengar menderu di ditoilet yang tak terlalu luas itu,bulan merutuki dirinya sendiri mengapa ia bisa berurusan dengan wanita seperti wulan dan kedua temannya itu.

Bulan mendongakkan kepalanya keatas saat melihat sebuah bayangan menghampirinya, wajahnya memucat melihat sosok itu, ia tak tau harus berbicara dan bersikap bagaimana pada sosok tampan itu.

'Lebih baik ia berhadapan dengan wulan dari apa harus berhadapan pada sosok ini' Fikirnya!

Mohon vommentnya🌚

BULAN[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang