Menyerah atau bertahan?

246 9 0
                                    

Rasa nyamanku
Mengabaikan semua perilaku
Anehmu

-Ryan Saputra-

Seiring menjauhnya bus merah  meninggalkan area sekolah tak sejalan dengan bulan yang tak bisa meninggalkan kesedihannya, jika bisa ia akan mengumpulkan semua amarah, rasa kecewa dan kesedihannya pada suatu kotak lalu kotak itu akan dikubur ditanah sedalam mungkin!.

Pandangannya masih fokus kearah jendela bus, ia menyenderkan kepalanya dikaca mengabaikan kepalanya yang sedari tadi yang menggedor-gedor kaca jendela itu,sedangkan pasangan duduknya itu hanya memasang wajahnya datar dan menghela nafas kasarnya berulang kali.

Gadis itu terlonjak kaget saat merasakan sebuah tangan kekar mengarahkan kepalanya untuk disandarkan pada bahu bidang cowok disampingnya itu, bulan tak mau memberontak toh ia sudah sangat malas berdebat untuk kali ini.

"Bodoh!"

Ucapan dengan nada sedikit tinggi itu membuat bulan melerai sandaran bahu itu, ia menatap lekat cowok disampingnya itu dengan wajah bingungnya apa yang dimaksudnya dengan kata bodoh?.

"Apa yang bodoh?"tanya bulan dengan raut wajah yang masih sama.

"Lo!"ucap bintang dengan datar.

"Ya jangan dibahas donk, gue tau gue  bodoh dalam pelajaran matematika tapi jangan dibahas disini donk, nggak mandang sikon banget"gerutu bulan dengan melipat kedua tangannya didepan dadanya.

Bintang hanya memasang wajahnya datar dan membuang pandangannya kearah lain sungguh betapa lolanya gadis disampingnya ini.

"Lo nggak boleh terus-terusan begini lan"ucap bintang kali ini dengan pelan.

"Huwaaa lo ngomong panjang!"ucap bulan sambil bertepuk tangan.

Kini wajah tampan cowok itu bertambah datar ia memasang wajah horror, membuat nyali bulan menciut seketika"gue serius!"ucap bintang dengan pelan namun menusuk tajam diindera pendengaran bulan.

"Gue gak tau!, gue bingung sama perasaan gue, gue nggak tau ntang harus ngapain, gue ngerasa bodoh banget!, disatu sisi gue takut nyesel kalau menyerah tapi gue juga sakit kalau bertahan!"ucap bulan beruntun kali ini dengan wajah yang serius.

"Lo harus mikirin baik-baik!. Hidup lo terlalu singkat untuk terus terpaku pada seseorang yang belum tentu bisa buat lo bahagia!"jelas bintang menatap bulan lekat.

Kini mereka saling bertatapan intens, bintang dapat melihat luka dimata gadis itu,ia merasa iba melihat nasib sahabatnya itu.

"Apa yang gue lakuin saat ini udah bener!"ucap batin bintang meyakinkan dirinya sendiri.

Bulan memutuskan tatapan itu, ia menundukkan kepalanya malu. Entah karna apa tiba-tiba jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

'Apakah salah merasakan hal seperti itu meskipun sudah memiliki seseorang?'

Keadaan kembali hening mereka masih terlarut dalam pemikiran masing masing.

Menyuruh Melepaskan itu memang mudah!. Tapi yang menjalani peran itu siapa?, mengapa seseorang bisa memerintahkan orang lain untuk melepaskan, yang merasakan itu diri sendiri!. Sebetapa pedulipun seseorang jika menyangkut perasaan kadang seseorang itu tak sepenuhnya merasakan apa yang kita rasakan.
   

                           🌙🌙🌙
Keributan semua aktivitas diarea tengah hutan yang tidak terlalu rimbun itu tak membuat bulan lepas dari lamunannya, acara sekolah mereka itu diadakan dihutan ini.
Mereka akan menjelajahi alam mulai besok mungkin mereka akan diberi lomba perkelompok.

BULAN[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang