"kau seperti detak jantungku yang selalu ku butuh setiap jam menit dan detik, kau seperti nafasku yang selalu ku hirup tanpa ku ingin hembuskan lagi"
Terkada cinta itu aneh kadang jiga menyebalkan, seperti kentut yang dibuang sembarangan membuat orang lain tak nyaman namun membuat hati kita enakan.
Semanjak aku tertarik dengan 2 kata 1 kalimat yakni Dion fernando aku tak pernah tertarik dengan yang lain kecuali Dion yang membuatku seperti ini. Mungkin mereka berfikir kenapa bisa secepat ini kan! Aku pun merasakan hal yg sama dengan apa yg mereka fikirkan, namun karena cinta itu bisa mengubah segala hal yang tak diinginkan menjadi hal yang dilakukan.
Drrtt... drrtt...
Getaran telfon dari atas ponsel yang ada didalam ransel. Nakas ternyata adalah umi, aku sengaja membiarkan telfon itu agar umi tidak tau bagaimana keadaaanku sekarang ini. Aku juga tidak ingin umi tau jika aku tidak seperti Syifa yang dulu memakai cadar dan hijab yang selalu bertengger menutupi rambut dan kepalanya.
Entah berapa lama Syifa seperti ini yang jelas dia akan terus berpura pura membohongi umi dan abinya. Tindakan ini mungkin memang munafik, namun bagaimana lagi! Syifa sudah terjerumus dengan semua perjalanan yang fana ini. Yang dulu dikhawatirkan Syifa kini sudah benar benar terjadi, Syifa tidak bisa mengimbangi masa kelabilannya hingga selalu terbawa emosi, jarang adanya motivasi hingga akhirnya Syifa mengikuti alur yang salah.
Allah mungkin mempunyai rencana yang lebih baik dari ini. Karena tidak semua orang akan baik terus, pasti jika mereka seperti ini Allah akan merubah kepribadiannya berkali lipat baiknya dari hari kemarin untuk kemudian hari. Rencana dan skenario yang dibuat mungkin sungguh rumit, namun kita juga tidak bisa menduga bagaimana akhir cerita, apakah akan indah? Apakah sebaliknya?!.
Drrtt...
Tibatiba hand phone yang ada didalam ransel Syifa berbunyi lagi, namun getaran tersebut hanya menandakan bahwa ada notif chat masuk. Dengan rasa penasaran Syifa pun segera mengambil dan membacanya.
From umi:
Assalamualaikum Ukhti umi yang cantik, kalo Syifa sibuk gak bisa ngangkat telfon dari umi, setidaknya baca pesan umi ya! Umi dan abi 3 hari lagi akan menjengukmu ndok, umi sudah kangen ingin bertemu kamu.
Dari pesan umi diatas pun aku raut wajah yang tadinya santai, kini sedikit menegang tak karuan, Syifa tidak tau harus bertindak bagaimana. Pasalnya 4 hari lagi Syifa akan pulang.
"kenapa sayang?" tanya Dion yang ada disampingnya saat mengetahui Syifa sedang murung
"tidak apa apa kok" jawab Syifa dengan kebohongannya, namun Dion mengetahui apa yang sedang difikirkan Syifa, ya setidaknya Dion tidak bisa dibohongi dia pun langsung mengambil alih ponsel yang ada digenggaman Syifa.
"sekarang kamu mau bagaimana?" tanya Dion saat sudah membaca pesan dari uminya tersebut
"aku tetap akan disini sesuai waktu yang sudah direncanakan kita dari awal" jawab Syifa
"apa semuanya akan baik baik saja?" tanya Dion yang masih heran
"semuanya akan baik baik saja" jawab Syifa dengan sebuah ulasan senyum penih keterpaksaan
Hatinya kini tak karuan, perasaan yang campur aduk sudah menjadi satu layaknya nasi uduk, namun bedanya nasi uduk lebih mengenyangkan daripada perasaan yang menyakitkan.
Hari berganti hari, malam begitu sunyi, hanya suara jangkrik yang mengerubungi. Hati ini terus tak tenang karena selalu terfikir bagimana jadinya Umi mengetahui keadaan Syifa yang sebenarnya di Jakarta ini. 1 hari lagi Umi dan abi sudah berada dikost tempat Syifa tinggal, namun Syifa juga belum minat untuk pulang. Sekalipun itu paksaan dari Dion Syifa tidak pernah menggubrisnya. Entah apa yang difikirkan Syifa hingga Syofa memutuskan hal bodoh yang seharusnya tidak pernah ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya cinta
Teen FictionDion! Cowok tajir yang memanfaatkan hartanya dan menjanjikan kemualafannya hanya untuk memikat hati gadis muslimah yang berasal dari desa. Ia terpikat dengan gadis tersebut namun ia belum bisa sepenuhnya mencintainya dan ia berharap bisa menjaganya...