Hari Kelahiran Fauzan

724 20 0
                                    

Hari ini adalah hari Senin. Sekarang aku akan menghadapi USBN. Sebelumnya aku harus mengikuti UMBN dan ujian lainnya. Di sekolah ku dibagi menjadi 3 sesi. Aku mendapat Sesi ke 2 yaitu pada jam 10.30. Seperti biasa aku mandi terlebih dahulu, dan shalat shubuh berjamaah lalu mengaji setelah itu aku kembali ke kobong untuk kegiatan individu. Aku baru ingat besok adalah ulang tahun Fauzan. Aku menghampiri Dyandra, dan aku bercerita tentang Fauzan.
"Dra, besok Ulang Tahunnya Fauzan ya,"
"Iya, emang kenapa? mau ngado yah..." celetuk Dyandra
"Gak kok, dia kan pasti udah ada yg ngado, kamu inget kan tahun kemarin, Teh Linda ngasih kado special untuk Fauzan," jelas ku
"Iya, aku tahu, seharusnya kamu move on sama Fauzan," ucap Dyandra menenangkan ku
"Aku sudah berusaha melupakannya, tetapi sangat sulit," ucapku
"Sudahlah, jangan sedih. Ayo kita langsung ke madrasah," ajak Dyandra

Aku dan Dyandra langsung ke madrasah untuk mengaji. Kami mengaji Kitab Jurumiyah dan Tijan. Setelah berada di Madrasah aku melihat Fauzan ikut mengaji. Aku kira dia sudah pulang ke Ponpesnya.
Setelah mengaji. Kami langsung ke kobong. Aku langsung memakai baju sekolahku, dan langsung pergi ke lapangan. Kami diberi arahan dulu saat akan melaksanakan Ujian. Setelah itu kami masuk ke ruangan masing-masing. Setelah selesai kami keluar ruangan dan langsung menuju masjid untuk melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah. Setelah Shalat kami langsung pulang. Aku pun pergi ke kobong. Setelah itu aku merasa bosan dan memutuskan untuk jalan². Aku menghampiri Dyandra dan akan mengajaknya.
"Dra, ke pasar yuk," ajak ku
"Mau apa ke pasar?" tanya Dyandra
"Beli belanja bulanan," ucapku
"Oh..., Bentar aku siap² dulu," ucapnya
Setelah itu kami memulai perjalanan, ditengah perjalanan kami melihat Alwi sedang bersembunyi seolah² melihat sesuatu.
"Kok Alwi ada disini?" ucapku
"Gak tahu, mungkin dia mau ke pasar juga, ehh... tapi dia seperti sedang melihat sesuatu," ucap Dyandra dengan wajah yang heran.
Aku pun heran, aku bertanya kepada Alwi.
"Alwi, kamu lagi ngapain?" tanyaku
"Astagfirullah, kamu ngagetin aja, lihat itu bukannya Fauzan sama Linda ya," ucap Alwi sambil menunjukkan yang ia lihat.
Ternyata ada Teh Linda yang sedang memberikan suatu kado untuk Fauzan.
"Harus dilaporkan ini," ucap Alwi
"Yaudah, kita ke pasar yuk keburu sore," ucapku
"Iya ayo," ucapnya

Kami pun melanjutkan perjalanan, aku masih terbayang kenapa Fauzan melakukan itu, kita kan tidak boleh ketemuan dengan lawan jenis.
"Kenapa all, jadi murung gitu," tanya Dyandra," ucapku
"Aku gak papa," ucapku
"Sudahlah jangan dipikirkan soal tadi," ucapnya
Setelah sampai di pasar, kami membeli keperluan seperti sabun, pasta gigi, sabun cuci, dl. Setelah berbelanja kami langsung pergi ke ponpes.

Hari mulai sore, langit mulai memancarkan cahaya oranyenya.  Adzan maghrib mulai berkumandang. Kami langsung mengambil air wudhu, dan langsung melaksanakan shalat maghrib berjamaah. Setelah itu kami mulai pergi ke madrasah untuk mengaji disana. Kami diajarkan Kitab Fathul Qarib. Setelah selesai mengaji kami Shalat Isya berjamaah. Setelah itu aku dipanggil Ustadzah. Aku langsung menghampirinya.
"Iya Ustadzah ada apa memanggil saya,"
"Tolong panggil beberapa santri untuk membantu membuat nasi liwet ya,"
"Ouh baik Ustadzah, kalau begitu saya permisi dulu," ucapku
Aku langsung pergi ke kobong.        Aku langsung memanggil 5 orang yang membantu kami di dapur. Kami membagi tugas, setelah beberapa lama memasak nasi liwet pun sudah matang. Kami langsung membawa makanannya ke madrasah.
Setelah semua santri berkumpul kami membaca doa. Setelah itu kami makan bersama. Liliwetan ini adalah acara syukuran Ulang Tahunnya Fauzan. Setelah selesai makan kami membereskannya lalu langsung ke kobong.

Setibanya di kobong santri lain tidak langsung tidur biasanya mereka berbincang-bincang dulu. Tetapi di kobongku sudah ada yang tidur ada juga yang belum, dikarenakan aku belum bisa tidur aku mengambil buku diary ku dan bolpoint.

Dari Pengagum Rahasia
Untuk ikhwan yang dirindukan

Barakallah fii umrik Fauzan
Semoga menjadi pribadi yang lebih baik. Selalu berbakti kepada orang tua. Semoga keinginanmu tercapai, dan semoga kau menjadi orang yang sukses. Aku hanya bisa menulis secarik kertas ini. Wish You All The Best.

Selesai menulis aku mulai tidur karena jam mulai menunjukkan pukul 22.00.

Mencintai Dalam Diam (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang