Kayla terdiam seraya menatap jendela mobilnya, ia lebih memilih melihat pemandangan dibandingkan melihat sosok di sebelahnya.
"Kay, udah dong ngambeknya."
Ujar Eva membuka pembicaraan, ia sudah tidak tahan melihat putrinya seperti itu.
"Kenapa kita harus pindah ke Bandung, Ma? Semua temen Kayla di Jakarta. Ini terlalu mendadak Ma, Kay harus masuk SMA di Jakarta. Mama tahu itu kan?"
"Mama harus urus bisnis Kay, Papa juga kasihan tiap hari pulang pergi Jakarta-Bandung, please ngertiin kondisinya."
"Papa udah pilih sekolah terbaik di Bandung dan itu sekolah Internasional gak kalah dari SMA di Jakarta, sayang. Papa gak akan buat kamu kecewa." Han mencoba meyakini putri kecilnya.
"It's ok, untuk kali ini."
"Thanks Kay."
Seketika mobil itu terasa hening, tidak ada lagi perbincangan yang terjadi dan seakan keadaan memaksa Kayla menerima semua ini, suka atau tidak suka.
☆☆☆
Tak lama kemudian mobil itu terhenti di depan rumah dengan nomor 17A yang memiliki nuansa serba putih dengan pagar yang menjulang begitu tinggi. Tampak seperti perumahan pada umumnya.
"Welcome Kayla, Adek Gue tersayang."
Teriak Alvaro ketika melihat mobil hitam terparkir di halaman rumahnya. Sudah lama ia menanti kedatangan seseorang yang telah lama tidak dilihatnya.
Suara yang tidak asing bagi Kayla. Bagaimana bisa ia lupa bahwa dirinya memiliki seorang kakak kandung yang pergi dari rumah 2 tahun yang lalu dan memilih menetap di Bandung, Kayla tidak tahu apa alasan yang membuat kakaknya mengambil keputusan itu.
"Alvaro Leondra Handoko, gak pake teriak bisa gak?"
"Enggak bisa."
Alvaro memeluk sang Adik untuk meluapkan rasa rindunya.
"Gak usah meluk-meluk Kak Al, badan lo bau."
"Wangi gini. Parah ya lo dari lahir sampe sekarang tinggi lo gak nambah, percuma lo makan Kay, tinggi enggak, gendut juga enggak. Makanan itu pergi kemana, Dek?"
"Gak usah mulai Kak, cape nih."
"Sini gue tunjukin yang mana kamar lo."
"Koper Adek bawain ke atas."
"Nah nyuruh."
"Ayolah Kak Al."
Tanpa disadari Alvaro tidak menghiraukan kehadiran kedua orang tuanya, entahlah.
Kayla terpukau mendapati kamar yang begitu luas, bersih, dan rapih dengan dipenuhi dekorasi serba pink, dilengkapi dengan AC, meja belajar, TV dan komputer yang bisa membuat siapa saja betah berlama-lama di dalam kamar. Kayla memang menyukai warna pink sejak kecil. Wajar bila Alvaro memilih warna tersebut untuk dekorasi kamar Kayla.
Kayla beranjak menyusuri setiap sudut kamarnya matanya tertuju pada boneka yang terbungkus rapih diatas lemari.
Kayla segera berlari menuju kamar kakaknya dilantai bawah untuk memastikan siapa pemilik dari boneka ini.
"Kak, ini punya siapa?"
"Bisa baca gak itu ada tulisannya."
"Dimana? Gak ada tuh."
"Di pitanya Kay."
Tertulis dipita tersebut Dear Queensha.
"Makasih Kak Al, baik banget sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Queensha
Teen FictionKayla, gadis anggun yang terpaksa harus masuk SMA Texas di Bandung. SMA yang tidak benar-benar ia inginkan dan memaksanya melupakan cita-cita terpendam itu untuk menjadi siswa di SMA internasional Jakarta. Akankah ia menyesal atas kepindahannya? Gad...