"KAMU adalah definisi kebahagianku."
[][][][]
"Full day school tanpa pr? Adalah hoax yang pernah gue percaya." Gadis yang terlihat mulai frustasi dengan tumpukan buku tebal dihadapannya.
Kayla meletakkan kembali pena hitam itu di atas meja belajar. Memilih untuk mengotak-atik ponsel sejenak, benda persegi panjang yang terus-menerus menggodanya, meminta untuk dimainkan.
Scroll up feeds instagram, timeline dan mengecek whatsapp yang berisi ribuan chat, spam chat dari grup tentunya. Maklum, rutinitas jomblo sejak lahir.
Tok... tokk... tok....
"Masuk aja! Gak dikunci kok." Terdengar ketukan pintu dari arah luar kamar bernuansa pink itu.
"Ngapain lo?" Cowok dengan rahang tajam dan bersuara berat itu memasuki kamar Kayla, menjatuhkan tubuhnya ke kasur yang tertata rapi lengkap dengan guling empuk di atasnya.
"Ngerjain pr." Tetap tidak memalingkan matanya dari layar ponsel.
"Pr itu ditulis pake pena bukan pake hp!"
"Adek lagi searching."
Cowok berjakun itu bangkit dari posisi tidur dan berniat untuk merebut benda yang ada di genggaman adiknya.
"Searching apaan di instagram? Lo gak bisa bohongin tukang bohong kayak gue, Kay. Privat dulu sini sama gue biar pro."
"Ampun Kak, gue gak bakal bohong lagi. Balikin hp Adek ya, please!" Mata cokelat yang berbinar-binar dengan muka imutnya memohon belas kasihan Alvaro.
"Jijik Kay! Gak usah sok imut. Nih, hp lo gue balikin. Sekali lagi masih dimainin gue sita sampe besok." Mata Alvaro menatap tajam gadis yang hanya setinggi bahunya itu.
"Makasih. Btw lo ngapain ke kamar gue?"
"Mau nonton tv. Emang gak boleh?" Menaikkan salah satu alisnya.
"Bukannya di kamar kakak ada tv juga ya?"
"Eh, i-iya. Ngapain gue ke atas?" Menggaruk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal sama sekali. Ia bingung dengan dirinya sendiri.
"Dasar gak jelas. Gabut ya lo? Mending kerjain pr Adek aja." Hanya seorang Kayla yang berani menyuruh ketua geng satu ini.
"Gue kan anak IPS." Alvaro mengukir senyum di wajahnya, tanda kemenangannya kali ini. Ia berhasil lolos dari perintah gadis kecil yang manja itu.
"Ish, turun aja lo sana! Tuh kan, kasur gue jadi berantakan. Pergi gak Al!"
"Ciee ngambek...." Tak ada habisnya ia menggoda cewek itu.
Kayla dengan langkah gusar mengambil bantal tebal di atas kasur dan melemparnya ke arah Alvaro yang berada di ambang pintu. Tampak ingin keluar tapi enggan, Alvaro tidak berniat untuk menyudahi kejahilannya.
"Sakit gak ya? Sakit aja deh. Aduh, pecah pala gue gara-gara kena bantal." Alvaro kembali menjahili anak macan kesayangannya.
"GAK LUCU!" Kesalahan fatal sudah menyulut api amarah gadis dihadapannya.
Mata cokelatnya kini dihiasi api yang menyala-nyala dengan emosi yang menggebu-gebu. Tanpa ragu tangan Kayla meraih salah satu heels yang terpajang di lemari kaca itu.
"Yah... gak kena. Hahaha...." Alvaro tertawa lepas saat melihat tingkah cewek berambut hitam legam tersebut. Tawa yang tidak mungkin dapat di dengar para anggota Alexis. Melihat Alvaro tersenyum tipis merupakan sejarah yang wajib ditulis oleh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queensha
Teen FictionKayla, gadis anggun yang terpaksa harus masuk SMA Texas di Bandung. SMA yang tidak benar-benar ia inginkan dan memaksanya melupakan cita-cita terpendam itu untuk menjadi siswa di SMA internasional Jakarta. Akankah ia menyesal atas kepindahannya? Gad...