part : 3

2 0 0
                                    

Perempuan asal Bogor itu masuk kekamarnya yang berada dilantai dua ia membuka pintunya dan langsung meletakkan tasnya di atas Badcovernya yang tidak terlalu kecil.

Keynara melepas sepatunya dan berganti dengan sandal bulunya warna putih. Keynara menyempatkan diri untuk ganti baju di kamar mandinya yang terletak di sebelah Kiri agak jauh dari Badcovernya.

     Kiki yang baru memasukkan motornya di garasi, ia langsung masuk kekamarnya lewat pintu belakang. Rupannya sedang ada tamu dirumah Kiki. Ia sempat menolak ajakan pembantu rumahnya yang memintanya untuk sarapan.

     Seperti biasa, Kiki mulai memainkan bola basket kesukaannya di belakang rumahnya yang kebetulan baru saja di buatkan lapangan basket. Kesukaannya pada basket mulai tumbuh ketika kelas satu SMA. Kiki juga pernah mengikuti kompitisi basket bersama temannya yang akhirnya menang. Karena dia hanya bisa bermain disekolah, orang tuanya membuatkan lapangan khusus di rumahnya sekaligus hadiah ulang tahun Kiki yang ke 17. Keynara juga sempat memberi kado pada teman kecilnya. Ia memberikan sebuah jam tangan hitam yang selalu dipakai Kiki ketika sekolah.

      Waktu keynara untuk belajar akhirnya dimulai ketika matahari sudah tenggelam jauh dan tak terlihat. Ia merasa bosan dengan kesehariannya tanpa orang tuanya dan hanya didampingi pembantunya.

Sebelum keynara memulai belajarnya, ia menghampiri meja makan untuk menghilangkan laparnya karna tadi siang ia menolak ajakan pembantunya.

     Piring berwarna putih dengan sendok dan garpu telah tersedia langsung ketika ia baru duduk di kursi makan. Semuanya telah disiapkan Bi Ina sebelum majikan putrinya itu keluar kamar dan menuju ruang makan. Beruntung Keynara memiliki pembantu yang sabar, giat dan juga selalu memotivasi Keynara dalam segala urusan.

Namun, tak semuanya yang diambil Keynara sebagai pelajaran untukknya karna dia masih memiliki Anggista yang sekarang sedang ada masalah dengannya dan membuat Keynara harus membiarkan air matanya keluar.

     Keynara melanjutkan makannya yang sudah tersedia didepannya. Ia hanya mengambil sayur kemudian ia letakkan dipiringnya. Selesai makan ia minum segelas air putih yang baru saja diambilkan Bi Ina. Ia melanjutkan belajarnya di kamarnya. Membuka buku B. Inggris kesukaannya. Tiba tiba ponsel Keynara berbunyi dengan nada gentle yang membuat Keyanara harus meraih hp nya di sebelah kiri dan cukup sulit jika hanya diambil dengan tangan menetap. Setelah hp nya sudah tepat digenggamannya, ia langsung menyentuh tombol jawab dan tak melihat dulu siapa yang menelfonnya.

     Ia tampak biasa saja ketika seseorang yang menelefonnya baru saja mengatakan kata Hallo padanya. Keynara hanya membalasnya dengan pertanyaannya pada si penelfon yang tak ia ketahui.

Permintaan si penelfon membuat Keynara harus keluar kamar dan membukakan pintu tanpa menyuru pembantunya.

     “kamu! Eh, ngobrolnya di luar aja ya. Soalnya ada Bibi didalem. Aku takut Bibi curiga. Nanti ngadu lagi, sama papa.”

     Keynara mempersilahkan orang yang tadi menelfonnya untuk duduk dikursi yang ada diluar dan kebetulan hanya cukup dua orang. Teryata Kiki memberi undangan ulang tahun temannya yang tak sempat ia berikan waktu pulang sekolah tadi.

     “thanks co, ini kapan acaranya?”
     “udah nggak sabar ya,,, hhaha. Awas ya kalo kamu nggak dateng. Nyesel seumur hidup. Inikan ulang tahun terakhir Rizki di SMA. Jadi sia sia banget pokoknya kalo nggak dateng.” Jelas Kiki.

     “biasa aja kok. Yaudah lah makasih.”

     Entah apa yang ada difikiran teman kecil Kiki itu yang tiba tiba langsung tersenyum. kiki melirik penasaran pada orang disampingnya. Ia berhasil menghaburkan fikiran Keynara yang sedang fokus fokusnya memeluk sebuah undangan yang bernamakan ‘Riski’.

JUST A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang