part :8

1 0 0
                                    

     “APAAN SIH KEY. UDAHLAH. KAMU BENER BENER YA. AKU NGGAK HABIS FIKIR TAU NGGAK SAMA KAMU. AKU FIKIR SELAMA INI KAMU BAIK. BAIK BANGET. NGGAK TAUNYA KAMU PEREBUT PACAR ORANG. EMANG KAMU NGGAK MALU APA? EMANG BENER YA, UDAH AKU DUA KALO KAMU, KAMU,,” ‘PLAK’ tangan Nada menghampiri pipi kiri Keynara. ia terbawa oleh emosinya yang tak bisa ditahan. Nada benar benar marah.

     Rizki langsung bertindak. Memarahi Nada yang dianggapnya sangat kelewatan. Ia  Membela Keynara yang tak bisa menahan kesakitan bekas tamparan dari Nada. Rizki langsung membawa Keynara kembali ketenda. Tetapi, Keynara menolak. Mungkin ia tidak mau semua orang menjadi salah faham. Cukup Nada. walaupun disisi lain ia menyembunyikan ketertarikannya pada Rizki.

     Anggista dan Kiki yang sedari bercanda tanpa sepengetahuan Keynara. mereka melihat Keynara merangkul shallnya sembari masuk ketenda. Kiki menahan keterkejutannya. Teman kecilnya terlihat baru saja mengalami masalah. Kiki tak bisa berbuat suatu hal apapun selain matanya yang memandang lekat kearah Keynara.
Anggista juga kaget. Kali ini ia tak menghiraukan laki laki disampingnya. Anggista berlari masuk tenda. “kamu kenapa? Kamu nggak papakan.”

Keynara menggelengkan kepalanya. Memberi kode jika ia tidak ada masalah apa apa.

     “SEMUANYA HARAP BERKUMPUL DITENGAH TENDA. CEPAT CEPAT. KARENA KITA AKAN MELAKUKAN KEGIATAN YANG PERTAMA.”

Semua siswa langsung berkumpul. Anggista menuntun Keynara keluar tenda. aneh. Benar benar aneh. Apa yang terjadi dengan Anggista. Perhatiannya pada Keynara sangat berbeda dari biasanya.

     “kegiatan apa sih pak? Lagi seneng seneng juga.”

     Ucapan Audi membuat semua temannya tertawa lebar. Suara Audi yang dikenal nyaring sejak kelas satu SMA benar benar tak bisa dilupakan. Dengan wajahnya yang manis, rambut hitam membuat semua teman laki lakinya tertarik padanya.

     Keynara terus menunduk karena Nada yang sedari melihatnya dengan perasaan yang sepertinya semakin benci pada Keynara.

     Kiki tak bisa mengalihkan kefokusannya kehadapan Keynara. sesekali ia juga melihat Nada yang dianggapnya ada masalah dengan Keynara. kiki semakin bingung dengan keadaan Keynara.

     Sedangkan Rizki terus menatap kesal Nada. Rizki yang selama ini selalu mengharapkan respon dari Nada. Baru kali ini ia memendam kesal pada Nada.

Semuanya menjadi berubah seketika mendekati perpisahan. Andai saat saat seperti sudah ada sejak awal. Mungkin kehidupan jauh berbeda dari sekarang.

     “ok anak anak. Ibu dan bapak sudah menentukan kelompok. masing masing dua orang. Jadi setiap anak silahkan mengambil kertas yang telah digulung ini ya.” Jelas Bu Mariya. Ia menunjuk kesuatu botol yang berisikan beberapa gulungan kertas.

     Pengambilan pertama diawali oleh Keynara dan Asyila. Tepat! Keynara dengan Rizki, Asyila dengan Kiki, Candy dengan Anggista, Audi dengan Tara, Clara dengan Marco, dsb.
Mereka diberi clue dengan tanda panah. Mereka harus berhasil menemukan sebuah tiket yang akan mereka gunakan untuk masuk kevilla ‘REGENCY’.

Mereka langsung berangkat sesuai pasangannya masing masing. Nada yang sangat membenci Keynara sejak kejadian tadi, ia semakin benci melihat Rizki berpasangan dengan Keynara.

     “kamu tadi nggak papakan. Maafin Nada ya.” Rizki memegang luka dipipi Keynara bekas tamparan keras dari Nada. Keynara hanya mengagguk.
Mereka terus berjalan menyusuri rerumputan yang mulai tumbuh memanjang dan sepertinya tak pernah dirawat.

     Tak terlihat ada gerakan dari bibir Asyila dan Kiki. mereka terlihat tak begitu kompak. Mungkin karena tak pernah ngobrol bersama. Sampai Asyila terjatuhpun Kiki hanya membantu lewat tangannya yang masih kuat menarik Asyila.

Hingga beberapa saat, Asyila semakin kesal dengan tingkah teman kecil Keynara itu. ia memulai pembicaraannya dengan Kiki yang sedikit tidak nyambung. “kamu, kamu kenal sama Keynara sejak kapan sih?”

     Asyila berucap dengan gugupnya.

     “hah! Itu pertanyaan apa apa sih? Udah jelas jelas kalo dia temen kecil gue. Kamu kalo mau ngajak ngobrol sama aku, nyambung dikit dong.”
Asyila menatap kesal Kiki dari belakang sembari berjalan melewati bebatuan kecil yang sedari membuatnya sering terjatuh tanpa respon apapun dari Kiki.

     Keynara dan Rizki tak bisa meneruskan pencarian mereka tanpa istirahat. Rizki membawa Keynara duduk dipuncak. Camera digital itu kembali keluar. Keynara takjub melihat puncak yang ia duduki saat ini.

     PUNCAK REGENCY’ memang sangat terkenal dengan udaranya. Sehingga tumbuhan disekitarnya ikut segar walaupun tidak pernah dijaga sama sekali. Setiap orang yang duduk dipuncak akan merasakan sesuatu kehidupan yang berubah dari kehidupan biasanya.

     Keynara tertawa sembari berdiri dan berputar melihat dunia dibawah puncak. Rizki tersenyum. keynara telah membuat orang yang ia harapkan dapat tersenyum karenanya. Ada apa dengan Rizki? Seolah ia baru mengeluarkan senyumnya karena sosok perempuan.

Sementara Nada, Nada yang selama ini selalu membuatnya bahagia, kini mungkin tidak lagi karena ia telah menyaksikan sendiri sifat belakangnya. Mungkin yang Nada lakukan pada Keynara sangat wajar, karena ia telah mencintai Rizki sama seperti Rizki. Tapi, cara bicara dia yang tiba tiba membuat Rizki jenuh padanya.

Rizki berdiri dihadapan Keynara sampai Keynara hampir jatuh karena kelincahannya berputar. Beruntung tangan Rizki langsung merespon jatuhnya Keynara.

     “maaf,” Keynara melepas tangan Rizki. “hati hati.” Keynara hanya mengangguk.

     Belum satu jam, semua siswa telah mendapatkan apa yang sedari tadi mereka cari. Bu Mariya kembali mengabsen murid muridnya.

Absensinya terhenti ketika dua nama yang ia sebut tidak mengeluarkan suaranya. Semuanya kaget dan masing masing menoleh kebelakang menandakan jika menurut mereka dua orang itu ada dibelakang.
Kiki terkejut. Ia bingung. Teman kecilnya belum kembali.

Dibelakangnya juga tidak ada Rizki. “jangan jangan, mereka,,,,” Kiki membatin. Ia kemudian melempar backpacknya dan langsung lari tanpa mendengar cegahan dari Bu Mariya.

     “Kiki tunggu, aku ikut!” Kiki berhenti, ia menyempatkan diri menoleh kebelakang. Kiki dan Anggista langsung beranjak mencari Keynara dan Rizki.

Sementara suasana di area tenda masih sangat bingung. Ditambah ocehan Pak Koko yang menunjukkan jika ia sangat khawatir pada dua muridnya. Bu Mariya membagi siswanya untuk mencari Keynara dan Rizki.

          14.00 WIB.
     Keynara dan Rizki masih duduk santai dipuncak. Sementara temannya yang lain bingung mencarinya yang dianggap tersesat.

Rizki mengajak Keynara kembali ketenda. “ya” balas Keynara. mereka menggerakkan kakinya. Keynara ada didepan Rizki. Sementara Rizki dibelakang Keynara.

     Kiki dan Anggista berhenti diatas jurang. Kiki memanggil nama Keynara. sedangkan Angista hanya berdiam diri disamping Kiki.

     “udahlah Ki, kita tenang aja. Mungkin nggak jauh dari sini. Lagian kamu segitunya sama Keynara. dia kan lagi sama Rizki. Jadi nggak mungkin kenapa kenapa.” Kiki mengerutkan jidatnya. Panggilannya pada Keynara terhenti. Matanya menunjukkan kecewa pada ucapan Anggista yang membuat Kiki harus marah pada Anggista. Kiki langsung meninggalkan Anggista sendiri dihutan.

Saat ini Anggista sedang malas melakukan sesuatu. Ia kemudian memilih kembali ke tenda.

     Sepuluh menit Kiki menyusuri hutan, akhirnya ia bertemu dengan Keynara dan Rizki. Keynara terkejut. Bagaimana jika Kiki penasaran padanya. kiki hanya tersenyum tipis melihat teman kecilnya akhirnya bisa berdua dengan temannya, Rizki.

“Keynara, dari mana aja sih. Semua orang cariin kamu tau nggak!”

     “iya iya maaf. Tadi, tadi tuh’,,”

     “tadi istirahat bentar.” Sahut Rizki.

     Lagi lagi Kiki mengerutkan jidatnya. Bukan karena kesal, tapi karena kaget dengan dua orang didepannya. Kiki tersenyum melirik Keynara. menandakan jika ada kata canda dimata Kiki untuk Keynara.
Keynara menoleh kesamping berusaha menutupi senyumnya. Keynara telah menghabiskan waktunya bersama Rizki dipuncak. Walaupun sesaat mereka harus kembali. Kiki, Keynara, dan Rizki langsung kembali tenda.

JUST A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang