Part :13

0 0 0
                                    

“halo. Ada apa ta?”

sahut Kiki.

kenapa dengan suaranya. Bukannya itu telfon dari Anggista. Tapi kenapa masih terlihat merenggut.

     “hai Ki. Makan malem yuk. Soalnya aku lagi pengen nih.” Anggista tersenyum diruangannya. Tepatnya dihotel.

     Kiki mendadak bingung. tapi tidak mungkin juga ia menolak. Terpaksa Kiki menerima permintaan Anggista.

“ok tapi bawa sepeda aja ya.”

Ucapnya. Kiki langsung mengambil jaket dan segera mengambil motornya diparkiran.

     Keynara yang masih belum tidur. Ia mulai ingin keluar. Jalan jalan sendiri. Lapar juga dirasakannya. Jadi sekalian ia mencari makan diluar. Keynara mulai memasang jaket putihnya dan langsung mengunci ruangannya.

     Sampai dihotel, Kiki disambut Anggista. Mereka langsung pergi. Anggista terus tersenyum dibelakang Kiki. merasakan kenyamanan bersama Kiki.

Kiki membawa Anggista makan ditepi. Karna semua restaurant sudah tutup. Mereka makan gado gado berdua. Ya, sangat indah malam ini. Fikir Anggista. Entah sampai kapan ia terus berdua bersama Kiki.

     “nggak papakan disini?” Anggista hanya mengagguk.

     Keynara mulai mengelilingi Jakarta. Menoleh kerestaurant yang sudah ditutup. Dimana lagi ia harus mencari makan. Sementara ia tidak bisa menahan laparnya.

Hah. Itu dia. Pedagang kaki lima. Walaupun ditepi. Tapi masih untung. Dari pada ia harus menahan laparnya.

     “gado gado satu ya pak’’ keynara menunggu didepan gerobak penjual gado gado.

          Tapi, hah. Itu. Kiki dengan Anggista.

     Keynara terbangun kaget. Matanya hampir tak kedip. Sementara kaki mulai tak bisa bergerak. Ya, Anggista dan Kiki. mereka makan berdua ditempat yang sama dengan keynara.

Keynara bersembunyi. Berusaha menahan cemburunya. Sementara ia sudah tertangkap basah oleh Anggista. Angista melihat keynara.

     “itu Keynara.”

     Anggista tersenyum. Kiki menoleh. Kiki tiba tiba kaget, Bingung. ada apa lagi dengan Kiki? bukanya tadi Ia dan Keynara telah jalan jalan berdua.

     Keynara langsung memberi uang pada pejual. Ia kemudian lari. Kenapa lari? Jelas saja Keynara lari. Ia menyukaki Kiki. disisi lain ia harus rela mengorbankan perasaannya demi seorang sahabat.

     “kamu kenapa sih Ki. Kok bingung gitu.” ucap Anggista penasaran

     “nggak papa kok”

     kiki gugup. Ia mengeluarkan senyum paksaannya. Anggista semakin penasaran dengan Keynara dan Kiki. pasti ada sesuatu yang disembunyikan dari mereka.

     Keynara kembali menghampiri tempat yang hampir sama seperti di Bogor. Sampai saat ini pantai tetap menjadi teman curhatnya.

     “arrgghhhh”

     keynara berteriak sembari berlari keujung diatas dermaga. Tangis, kesal, marah. Semuanya. Mungkin ia tidak pernah merasakannya sebelumnya.

     “aku nyerah. Mungkin memang seperti ini jalannya. Aku harus bisa ngelupain dia. Dia bukan untuk aku. Aku Cuma suka sama Rizki. Udah. Tapi, kenapa harus bimbang sih.”

Perempuan berdarah Bogor itu terus memarahi dirinya. Entah sampai kapan. Keynara tak bisa menahan emosinya.

Sampai kapan juga ia harus memendam semua cintanya. Kiki selalu menemaninya. Bahkan Keynara sudah mengenal Kiki sejak kecil. Sementara Rizki. Pertama dan terakhir kalinya ia memiliki kesempatan ngobrol bersama Rizki.
Rizki sekarang sudah berada di Eropa bersama dengan Nada. Mereka akan masuk disalah satu kampus terbesar di Eropa. Tapi itu tidak membuat seorang perempuan anti infuse menjadi panik. Nada menyukai Rizki. Begitu juga dengan Rizki. Tapi mengapa Keynara biasa saja menanggapinya? Apa dia sudah berhenti menyukai seorang Rizki?

     Waktu sudah larut malam. apa Keynara akan tetap dipantai. Tidak. Ia mulai beranjak kembali ke apartemen. Walaupun keadaannya masih terlalu lemah.

Disaat saat Keynara akan melangkahkan kakinya,,

      “coco”

ucapnya. Keynara kembali menghadap kepantai.

     “kamu kenapa? Tiba tiba lari gitu aja?”

     “kamu sendiri kenapa tiba tiba bingung? kamu aneh co. nggak kaya biasanya tau nggak.” Keynara masih membelakangi Kiki. sementara Kiki berusaha menghadap ke Keynara.

     “ya, ya karna aku, aku…..”

     “apa co!” tandas Keynara. “kamu bener bener aneh. Aku disitu tadi. Kamu mau coba sembunyi dari aku. Ok. Kita emang bukan siapa siapa. Tapi setidaknya sikap kamu nggak perlu kayak gitu co. kamu berubah.” tegas Keynara sebelum ia pergi dari hadapan Kiki.

Kiki menghentikan langkahan Keynara. ia berusaha menjelaskan semuanya. Tapi, Keynara tetap melanjutkan ranjakannnya. Kiki lari mengejar Keynara. keynara melepas tarikan Kiki. tapi, ia tidak berhasil.

     Ditengah hujan deras yang mengguyur mereka diatas dermaga, Kiki tetap berusaha berkata sesungguhnya pada Keynara.

     “aku tau key. Kamu kecewa sama aku. Tapi kamu juga harus tau maksud aku. Aku jalan sama Anggista karna aku mau ngelupain Candy. Aku emang nggak suka sama dia. Tapi aku berusaha mendekati Anggista. Toh, persahabatan kamu sama dia baik baik aja kan,,,,;;”

     “baik baik aja? Mungkin iya dimata kamu.”

     keynara langsung pergi.

Meninggalkan sejuta pertanyaan diotak Kiki.
        

     “GOOD MORNING SEMUANYA! YANG MASIH TIDUR. DIHARAPKAN SEGERA BANGUN. MAKANAN PAGI AKAN SEGERA DIANTAR. TERIMA KASIH!”

     Suara itu, memberi tau pada semua yang tinggal diapartemen. Suara yang rutin biasa diucapka pada jam 05.00 WIB pagi itu.

     Hari kedua liburan. Apa Keynara akan jalan jalan lagi bersama Kiki? “tok!!!” suara dari arah pintu. Keynara segera membuka pintu.

“coco”

Ya, Kiki. ia sengaja datang pagi pagi untuk mengajak Keynara liburan yang kedua kalinya. “please key.” Keynara mulai sedikit mengangguk. Kiki tersenyum. ia menunggu Keynara diruang tunggu.

     Khusus hari ini, Keynara mengenakan pakaian serba merah. Mulai dari topi, baju, celana panjangnya, sepatu, bahkan jam tangannya. Ia segera turun keruang tunggu.

     “hai. Ayo.”

     Kiki tetap duduk dikursi tunggunya. Wow. Apa yang dilihatnya. Keynara. ya, pasti. Keynara didepannya. Kali ini, Keynara berhasil membuat teman kecilnya terdiam melamun seperti orang aneh. “hey. Jadi nggak. Kalo nggak aku balik nih” ucapnya sembari tersenyum tipis. Kiki langsung berdiri. “oke.” Mereka langsung beranjak keluar dari apartemen.

     Kiki mengajak Keynara masuk di ‘TOP BURGER’ makanan kesukaan mereka. Dua kursi ternyata sudah dipesan oleh Kiki. tanpa ragu, mereka langsung duduk dikursi itu. isi card mereka yang kemarin masih belum habis. Saatnya mereka puaskan untuk hari ini.

     Wow,, Belum satu menit duduk dikursi itu. burger langsung ada depan mata mereka. ‘santap’
Tawa mereka kembali terlihat setelah tadi malam sempat ada pertengkaran antara mereka. Masalah apapun pasti tidak akan menjadi panjang untuk Keynara dan Kiki.

     Setelah isi piring putih sudah habis . mereka langsung menuju ke ‘GALERY SPORTS IDOL’ banyak berbagai macam olahrahga. Mereka mencoba satu persatu dari semua olahraga disitu.

     “co, berani nggak?” keynara memegang bola basket ditengah lapangan basket yang tak terlalu luas. Kiki mengerutkan jidatnya. “ok” tawaran Keynara bisa diterima oleh Kiki.

     Keringat mulai memenuhi tubuh dua manusia asal Bogor itu. suara capek sudah tak bisa ditahan lagi. Kiki membawakan satu botol air penyegar untuk Keynara. “thanks co. sumpah hari ini capek banget” suara keluh seorang perempuan tepat disamping Kiki

     Selesai olahraga, mereka langsung menuju pantai. Udara pagi yang menyambut mereka dipantai, tidak lazim lagi dimata mereka.

      “coco, maafin aku tadi malem. Aku bener bener ngga tau kenapa aku marah marah kayak gitu, beneran deh.”

     “kamu kalo emang ada masalah jangan disembunyiin, kamu bilang sama aku. Biasanya juga gitu.”

     “iya.”

JUST A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang