part : 10

0 0 0
                                    


         “ANAK ANAK. AYO AYO SEMUANYA PADA BANGUN, CEPAT. KITA MAU PERSIAPAN BUAT NANTI MALAM. AYO SEMUANYA!!”

Semua siswa langsung keluar dan bersiap siap. Berbeda dengan siswa perempuan. Semuanya pada mengambil make up, lipstik, eye shadow dll. Padahal acaranya masih nanti malam.

         “eh guys, gue cari air dulu ya disana” Kiki menunjuk kearah utara dari posisinya yang sekarang. Sebelum beranjak, Kiki melihat Keynara sedang tidak sibuk melakukan sesuatu. Ia menghampiri dan mengajak Keynara.

Awalnya keynara menolak ajakan Kiki. tapi Kiki terus membujuknya. Dan akhirnya usaha Kiki tidak sia sia.

Mereka menuju pantai. Tetapi sebelumnya, mereka harus melewati jalan yang tak begitu mudah dilewati. Bebatuan yang menjadi masalah utama antara perjalan Kiki dan Keynara.

     Selesai menempelkan beberapa make up di wajanya, Anggista beranjak keluar tenda. ia sama sekali tidak melihat Kiki dan sahabatnya. Wajahnya langsung mengeluarkan kata ‘penasaran’. “mereka kemana sih?” Anggista membatin. Ia kemudian beranjak ke posisi Asyila, Audi, dan Candy saat ini yang sekarang sedang menyiapkan sesuatu untuk acara nanti malam.

     “Anggista! Eh gue tadi ngeliat si key sama Kiki. lo tau nggak mereka mau kemana?”

     Anggista megerutkan jidatnya. Memberi kode kaget, penasaran, dan bingung        

     Didatagi Tara, menjadikan Audi harus berberat hati mengeluarkan suaranya yang cukup keras. Tara menyukai Audi sejak kelas dua SMA. Walaupun Audi adalah perempuan paling cerewet disekolahannya. Tapi itu tidak menjadikan Raka beralih ke hati orang lain.

     Ditengah panasnya matahari, Nada dan Rizki masih bertengkar karena hal kecil yang dianggap tabuh oleh Nada. Rizki yang sedari bertemu dan duduk bersama Nada, ia masih marah pada Nada.

Sebenarnya Rizki tidak ingin membesarkan masalah. hanya saja, Nada terlalu posesif pada Keynara sehingga membuat Rizki ingin sekali melupakannya.

Percintaan Rizki dan Nada yang awalnya memegang perjuangan kepada orang tua mereka. Sangat sayang jika mereka harus membenci satu sama lain. Sebenarnya Nada dan Rizki adalah seorang yang sama. Keras kepala

     Waktu terus berjalan. Pencarian air oleh Kiki dan Keynara masih belum selesai. Untuk sementara mereka istirahat ditepi pantai.

     Keynara tertegun. Ia kecewa. Camera digitalnya tidak dibawa. Sedangkan gambaran alam didepannya sangat indah.

Menakjubkan. Tapi, sepertinya wajahnya berubah penasaran. Tadi malam ia tidak memegang cameranya. Bahkan tadi ia tidak melihat ada camera ditasnya. Keynara bingung. Sedangkan Kiki hanya memperhatikan Keynara dengan biasa.

     “kamu kok diem aja sih coco! Bantuin!” Keynara berdiri dari duduknya

     “bantuin apa? Aku aja nggak tau kamu mikirin apa.”

     “iya juga sih. Eh, kamu  tau nggak cameraku?” tanya Keynara sembari merangkul tangannya.

     Kiki hanya membalas dengan kode tidak tau. Keynara terlihat semakin kesal. Tetapi kekesalannya tiba tiba terhenti ketika mataya tersorot pada dua burung merpati putih diatas pantai. Ia terseyum sendiri. Fikiranya terfokus pada waktu yang ia gunakan kemarin bersama Rizki. Entah kenapa perempuan itu tiba tiba saja melupakan kebimbangannya antara Rizki dan Kiki.

     Keynara beranjak pelan pelan kedekat pantai. Tangannya masih tetap dirangkul. Merpati didepannya sangat indah. Tidak bisa dilukiskan dengan kata kata. Kiki yang duduk ditepi pantai juga takjub ketika awalnya melihat mata Keynara memandangi dua merpati putih.
Keynara terus melangkah hingga ia sampai dipantai. Ia kemudian bermain air dipantai. Melihat Keynara, Kiki juga bersimpati ingin bermain menghampiri Keynara.

JUST A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang