part : 4

0 0 0
                                    

Pagi cerah. Kemunculan matahari masih setengah. Embun bertebaran diarea luar rumah. Flu, batuk, pusing, dingin masih tetap menempel ditubuh Keynara Azzurara. Ia berencana untuk cuti tiga hari karena kondisinya yang tidak memungkinkan jika ia harus memaksakan diri kesekolah.

     Bi Ina menghampiri Keynara dikamar. Ia menyiapkan sarapan hangat untuk majikan kecilnya. Makanan yang sudah menyatu dengan piring itu hanya dipandang dengan wajah malas. Bi Ina tak bisa memaksa majikannya untuk menyantap makanan yang sudah ia siapkan.

     Dirumahnya, Kiki menunggu telfon dari teman kecilnya untuk memastikan jika Keynara berangkat bareng dengannya. Tapi ponselnya yang sedari ada didekatnya sama sekali tidak bergetar. Kiki mengabaikan telfon dari Keynara. Ia langsung berangkat kesekolah setelah menikmati sarapan paginya.
Menginjak lantai depan rumah, Kiki melihat seseorang perempuan memakai baju sama seperti nya dengan topi merah yang sepertinya akan  menjemput Kiki.

    “eh kamu! Ada apa? Mau ngajakin kerumah Keyara. Dia udah ada disekolah kali. Soalnya nggak telfon gue. Kamu kalo mau kerumah dia tuh jangan sekarang. Nanti malem tuh. Gue nanti malem kerumahnya sih. Yaudah deh gue mau berangkat dulu.”

     “nggak kok. Gue Cuma, mau bareng sama kamu. Boleh kan? Please soalnya supir gue lagi sakit.”

     Rengekan Anggista pada teman kecil Keynara. mata Anggista sepertinya memancarkan bernih bernih suka pada Kiki.

     Sampai disekolah, Asyila dan Clara yang baru saja sampai depan gerbang sekolah sangat terkejut melihat Anggista dengan laki laki yang terkenal pendiam dan pintar. Tidak hanya mereka berdua. Teman teman yang lain juga sama. Keterkejutan mereka bukan karena Kiki seorang yang super pendiam. Tetapi karena mereka takut jika Keynara cembuu dengan Anggista dan Kiki. selama ini yang mereka tahu hanya Keynara yang dekat dengan Kiki.
Anggista turun dari motor dengan disusul Kiki yang baru saja melepas kunci motornya.

     “thanks ya, Ki! Gue masuk dulu.”

     “eh, kalo km lihat Keynara suru dia ke perpustakaan ya!”

     Wajah Anggista tak lagi semangat ketika perintah yang harus ia lakukan atas permintaan dari Kiki.

Kiki menuju diperpustakaan sembari menunggu teman kecilnya dan menghilangkan fikirannya untuk masuk kelas.

Masuk kelas, Anggista tidak melihat siapapun. Hanya dia yang baru saja datang. Lantas dimana Keynara.

Kaget, bingung, sampai keringetan tak membuat Anggista berhasil menemukan seseorang yang tadi malam sama sekali tidak ingin bertemu dengannya.

     Tak disengaja, teriakan Anggista menyebut nama Kiki. membuat dua orang perempuan yang baru saja masuk kelas terkejut. Anggista tak bisa balas pertanyaan dari Asyila. Ia hanya ketawa tipis berusaha menutupi kecurigaan teman temannya.

         “hhh, Keynara mana lagi? Udah dari tadi gue disini. Jangan jangan Anggista nggak bilang lagi sama Keynara. tapi nggak mungkin lah. Orang dia sahabatnya. Apa gue kekelasnya aja ya. Tapi gimana?”

     Kiki tak bisa mengontrol kesabarannya untuk menunggu teman kecilnya. Teriakan yang baru saja ia dengar membuatnya harus keluar dan mencari asal arah suara. Kiki keluar dari perpustakaan dan ia berhasil di kagetkan dengan wajah perempuan yang gugup dan kebingungan. Anggista memberi tahu pada seseorang yang ada didepannya jika sahabatnya tidak ada dikelas.

     Kiki yang selama ini hanya bisa membuat perempuan berzodiac Leo tertawa dan juga bisa mengetahui semua maksud dari teman kecilnya. Lain halnya dengan seorang sahabat yang hanya bisa bersama pada waktu istirahat yang diberikan ditengah tengah padatnya jadwal sekolah.

JUST A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang