part : 7

0 0 0
                                    


AKHIR KEBERSAMAAN


Tak selamanya kebersamaan tetap abadi
Tapi, tak juga ada penghalang yang memisahkan kebersamaan .
Kita ditakdirkan untuk bersama .
Jangan lupa jika bahagia datang karena kebersamaan .
Kita akan tetap bersama .
Selama hati masih tetap kokoh untuk kebersamaan kita .



          ‘PUNCAK REGENCY BOGOR’

Dilihatnya. Ya, benar. nama itu terpampang jelas dikota Bogor.

     Setelah melewati UN beberapa hari yang lalu, Bu Mariya memutuskan siswanya untuk berlibur melepas studinya di SMA ke puncak. Ya, beberapa hari yang lalu kelas XII SMA KESATUAN BOGOR Telah menjalani beberapa soal soal yang menentukan mereka untuk selesai menjadi status sebagai pelajar. Dan beruntung, semuanya dapat melepas masa SMAnya.

     Semua siswa SMA KESATUAN BOGOR turun dari bus.

     Keynara yang mengenakan pakaian atasan putin lengan panjang, jeans putih dan shall orange dengan topi putih yang hanya menutupi sebagian kepaanya ditambah dengan camera digitalnya yang ia mainkan setiap melihat sesuatu yang lazim dimatanya.

Sementara Anggista mengenakan pakaian yang cukup casual. Dengan kaca mata hitam yang semakin meyakinkan momynya jika ia akan menjadi model. Keynara dan Anggista mendirikan tendanya yang akan mereka isi berdua saja.

     “huuu, dingin banget disini. Sumpah deh. nggak kebayang gue tidur disini. Bagus banget.”

     Ucap Audi sembari berdiri diatas batu besar. Dilihatnya jelas dunia memang bulat. Audi tak henti hentinya menghirup oksigen segar diarea perbukitan itu.

     Kiki yang sedari diam melihat tingkah dua kebimbangannya. Ia tidak ikut mendirikan tenda. Sementara temannya memanggilnya dari tadi.

Kiki duduk di tanah khas Bogor itu. Anggista yang melihat Kiki memandanginya dari tadi, ia menjadi salah tingkah. Lain halnya dengan Candy. Ia merasa biasa saja dengan tatapan Kiki yang serius padanya.
Memang dalam diri Kiki sudah memilih. Tapi Anggista?

Anggsita langsung menghampiri Kiki yang dilihatnya duduk sendiri. Kesempatan bebas untuk Anggista bisa dekat dengan Kiki.

     Keynara beralih ketempat lain. Berusaha tidak merasa cemburu meIihat sahabatnya dengan teman kecilnya. Ia berdiri dibalik pohon besar. Terlihat danau yang semakin menambah keindahan tempat itu.

     Pemuda datang. Berdiri tepat disamping keynara. kaget, berdebar, tangan mulai tak bisa bergerak. Semuanya menjadi satu. “Rizki” ucapnya. Ia mengerutkan jidatnya sembar terseyum tipis berusaha mencoba sembunyi dari pipinya yang mulai memerah. Tapi sayangnya, tak berhasil.

     “sendirian disini? Nggak takut nyasar. Banyak hantu loh disini.” Rizki mencoba menjelaskan imajinasinya yang tak benar pada Keynara.

     “Cuma lagi nyantai aja sih.”

     Keynara tak bisa menyembunyikan senyumnya sehingga ia harus membalikkan tubuhnya dari hadapan Rizki. “kamu sendiri ngapain disini?” tanya balik Keynara
Rizki membungkam bibirnya. Ia malah mengajak Keynara duduk dibawah pohon beringin besar. Rizki terus mengajak perempuan disampingnya itu membagi ceritanya selama masa SMA.                  
        
     Sekilas Keynara melihat awan diatasnya berwarna indah. Lazim menurutnya. Diangkatnya camera digital dan langsung ia ambil pemotretan layaknya fotografer yang selama ini ia idam idamkan.

     Memotret adalah hobinya. Dalam artian jika sesuatu yang indah tidak akan hilang lewat memory yang sudah menempel dalam sebuah camera digital yang selalu dijaga oleh Keynara.

     “kamu tau nggak, potretan itu imaji kita. Kita akan menemukan hal baru dari apa yang kita ambil lewat pemotretan. Aku paling seneng ambil gambar awan. Seneng banget. Awan itu banyak imajinya..”

Rizki tersenyum melihat Keynara yang sedari merangkul cameranya sambil berimajinasi dengan menjelaskan arti dalam hal potret padanya.

Mereka saling ngobrol satu sama lain. Entah apa yang diimpikan Keynara sampai ia bisa ngobrol bersama salah satu kebimbangannya. Rizki yang selama ini tak pernah mengenal Keynara, tak pernah mendekat pada Keynara, bahkan ngobrol.

Rizki hampir sama dengan Kiki. pendiam, namun dibalik kediamanya ia tidak ada bedanya dengan laki laki lainnya. Masih sama dengan leluconnya.

     Tak pernah disangka oleh seorang Keynara, jika Rizki adalah seorang yang sangat mudah untuk diajak ngobrol. selama ini yang ia lihat adalah Rizki yang khas dengan kecueknnya, dengan kediamannya. Sekarang Rizki tepat didepannya. Berubah. Ya, pasti ada rasa berubah. Ternyata pernyataan Keynara salah. Ia berhasil menemukan kesalahannya sendiri dalam pemikirannya pada Rizki.

Keynara tak henti hentinya menatap Rizki. Sama seperti apa yang dilakukan Rizki padanya saat ini. Sangat indah jika seseorang datang memotret mereka tepat dibawah pohon beringin. Namun, itu hal yang mustahil. Siapa Keynara dimata Rizki? Ngobrol baru sekali. Tiga tahun lamanya. Hanya ini pertama kalinya Keynara dan Rizki memiliki kesempatan ngobrol bersama.

Walaupun dimata Rizki Keynara masih sebatas teman. Entah apa yang terjadi kedepannya dengan mereka.

     Hampir dua puluh menit Keynara dan Rizki saling ngobrol bareng. Berimaji bareng. Rizki kemudian mengajak Keynara kembali ketenda.

     Sesaat mereka berdiri, “Rizki, Keynara!” suara keras Nada terbuka.
Perempuan dengan jeans hitamnya disertai sepatu keetsnya. Ia menghampiri Rizki dan Keynara yang akan balik Ketenda. Ia sangat terpukul dengan keberadaan Rizki.

     “Nada! Ini nggak, nggak ;;,,”

     “APAAN SIH KEY. UDAHLAH. KAMU BENER BENER YA. AKU NGGAK HABIS FIKIR TAU NGGAK SAMA KAMU. AKU FIKIR SELAMA INI KAMU BAIK. BAIK BANGET. NGGAK TAUNYA KAMU PEREBUT PACAR ORANG. EMANG KAMU NGGAK MALU APA? EMANG BENER YA, UDAH AKU DUA KALO KAMU, KAMU,,”

‘PLAK’ tangan Nada menghampiri pipi kiri Keynara. ia terbawa oleh emosinya yang tak bisa ditahan. Nada benar benar marah.



Udah mau habis nih masa SMA mereka..
Tungguin lanjutannya....😉

JUST A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang