Chapter 2

68 5 0
                                    

            
          ✨Happy Reading Guys✨

Setelah mendiskusikan Tugas Kelompok dari pak Burhan.Fathan nenuju parkiran untuk segera pulang.
Ia tak sengaja melihat Vivi sedang bertengkar dengan 2 orang cwok yg selalu membuly orang-orang culun.Ia memperhatikan Vivi dari jauh,ingin mengetahui apa yg akan dilakukan oleh cwek es batu itu.
   
#ViviPOV

   Vivi berjalan menyusuri karidor setiap kelas yg sudah sepi.
Ia berjalan dengan santai sambil memasukkan tangannya di balik Hodie berwarna hitam yg ia kenakan .
Perjalanannya terhenti ketika melihat 2 orang cwok sedang membuly seorang cwek.Ia  tak suka melihat pemandangan itu.Dengan secepatnya ia menyampiri 2 orang cwok itu dan langsung memukul bagian pipi salah satu cwok tsb.

    "Apa-apan ni?siapa lo berani-beraninya mukul gue"Ucap cwok tsb sambil memegang sudut bibirnya yg sudah mengeluarkan cairan kental berwarna merah.

   "Cihh.Laki kok beraninya sama cwek aja.Banci Lo!" Ucap Vivi dengan menekankan kata 'Banci'

   "Wahhh...cari ribut nih cwek"Ucap salah satu dari mereka dan langsung memukul Vivi.
Vivi tak kalah cepat sebelum Pukulan dari cwok tsb mendarat ke bagian tubuhnya.Dengan cepat ia langsung menendang bagian Vitalnya cwok tsb
Mereka   berdua kabur dari hadapan Vivi dan cwe yg di buĺly tadi.
Setelah merasa urasannya beres Vivi pergi dari tempat itu.Ketika hendak pergi,tangan Vivi di cekal oleh cwek tadi.

   "Gue gak nyangka kalau lo bisa ngomong bnyak kyak tadi"Ucapnya sambil tersenyum.Alis Vivi terangkat satu ketika cwek tsb mengatakan hal tsb kpdnya,lalu menetralkan wajahnya kembali menjadi Datar,lalu pergi begitu saja.
Cwek itu tetap mengejar Vivi.
 
     "Vi?gue boleh jadi sahabat lo gak?"
Tanya cwek tsb.Vivi yg mendengar kata tsb terkejut tapi masih dengan ekspresi datarnya.

    "Boleh yaa...please?" Mohon cwek itu.Vivi bungkam tak mengeluarkan satu kata pun. Ia berpikir apakah harus menerima tawaran gadis itu untk menjadi sahabatnya.Setelah di pikir-pikir,ia juga sudah lama sekali tak punya sahabat.Semenjak kejadian di masa lalu itu membuatnya enggan untuk memberikan kepercayaan kepada orang lain.

  "Boleh"Ucap Vivi datar,sedangkan sang cwek tadi tersenyum senang ketika di izinkan Vivi menjadi sahabatnya.

    "Feby" Ucapnya sambil mengulurkan tangannya kepada Vivi.Demi menjaga perasaan Feby,
Vivi-pun membalas uluran tangannya
Lalu tersenyum tipis yg tak bisa dilihat oleh siapapun bahkan Feby yg berada di depannya saja tak melihat.

   "Btw..lo pulang sama siapa?"Tanya Feby sambil berjalan menuju Parkiran.

    "Sendiri"Ucap Vivi tampa menoleh kpd Feby.

  "Ohh..hati-hati yaa!Gue duluan dulu"
Ucap Feby sambil masuk ke dalam mobilnya.

Vivi menuju mobil sport hitam miliknya.Di nyalakannya Mesin mobil itu,tapi mobilnya tak mau bergerak seolah-olah ingin sang pemilik melihat kondisinya.Vivi keluar dari Mobilnya dan melihat Ban mobilnya yg kempis."sial"Umpat Vivi sambil menendang ban tsb.

   "Kenapa lo?"Terdengar suara berat milik seorang laki-laki yg bertanya kpdnya.Vivi memutar tubuhnya kpd seseorang yg tengah bertanya kpdnya.
Vivi menatap cwok di depannya itu dengan datar.Sedangkan yg di tatapnya itu sedang tersenyum kpdnya.

#Fathan POV

Dari tadi ia bersembunyi di balik tembok sambil mengintip seseorang.
Ia ternganga tak percaya jika cwek es itu bisa memukul salah satu dari cwok yg suka membully.Dan lebih parah lagi ia melihat Vivi yg menendang di bagian tititnya cwok tsb.Setelah melihat adegan itu Fathan mengikuti Vivi lagi yg sedang menuju Parkiran.Dia tertawa melihat Cwek itu mengumpat kesal ketika mengetahui ban mobilnya kempis.
Fathan menghampiri Vivi dan bertanya.

   "Kenapa lo?" Tanya Fathan dengan suara beratnya.Sedangkan yg di tanya memutar tubuhnya menghadap kpd-nya dan tak lupa juga dengan muka datarnya.Fathan tersenyum lalu  bertanya sekali lagi.

  "Woy ! Di tanyain malah diam.  Lagi Sariawan ya ?"Tanya Fathan sambil terkekeh.Lagi-lagi Vivi mengumpat di dalam hatinya,bisa-bisanya seorang Vivi dikatakan seperti itu.
 
   "Bukan urusan lo!"Ucap Vivi judes.

   "Lah?Judes banget sih lo.Orang di tanya juga.Malah marah."

  "Ntar cepet tua lo baru tau rasa!"
Ucap Fathan.

  "Apa lo bilang!" Ucap Vivi dan menatap tajam Fathan.

  "Enggak.Lo salah denger kali" Ucap Fathan Enteng di balas Vivi dengan deheman.

  "Bareng gue aja.Sekalian ke rumah kenalan sama mami sebagai calon mantu"Ucapnya Santai dan langsung mendapat tatapan tajam dari Vivi.

'Dreettt,dreeet'
Bunyi ponselnya Fathan.Ia-pun mengangkat Telfonnya.Fathan belum berbicara satu kata pun sedangkan yg menolfonnya sudah berbicara panjang lebar

      "Woyy dimana lo?,Kita udah nyampe nih di rumah lo"

        "Iya-iya sabar napah,gue masih di parkiran sekolah"Ucap fathan..

    "Buruan.Tinggal lo sama Vivi aja yg belum ada" Teriak Riski yg membuat telinga Fathan sakit

   "Gak usah ngegas ogep"Balas Fathan  tak kalah keras,dan langsung memutuskan sambungan telfon.

   "Gimana mau bareng sama gue atau siap-siap di omelin Riski karena telat"
Ucap Fathan sambil terkekeh tak jelas
Vivi hanya diam tapi dalam hatinya ia tak ingin kena marah oleh sang ketua kelas-nya itu,bukan karena takut tapi Vivi hanya tak mau mendengar cwok itu mengomel lama di telinganya bisa-bisa telinganya bengkak.
Ia pun mengiyakan tawaran Fathan,
Tetapi dengan satu syarat .

   "Ok .Tapi dengan satu syarat!"
 
     "Apaan syaratnya?"Tanya Fathan

   "Gue yg nyetir"Ucapnya Santai seperti berada di pantai.

   "Oh,yaudah buruan"Ucap Fathan lalu masuk ke dalam mobilnya dan diikuti oleh Vivi yg duduk di bangku kemudi.
Lagi-lagi Vivi menatap Fathan dengan datar.Lalu mengulurkan tangannya.
Fathan yg tak mengerti dengan kelakuan Vivi ,memangnya Vivi kira ia paham dengan sikapnya itu.

  "Apa?" Tanya nya dengan nada kesal.

    "Kunci" Hanya satu kata itu yg keluar dari mulut Vivi.Fathan sangat kesal dengannya yg sedari tadi tidak mau bersuara,dia pikir dengan gerakan seperti itu bisa membuat Fathan paham,lalu ia memberi kunci mobilnya kepada si cwek datar itu.
Vivi langsung menginjak pedal gas secara tiba-tiba,hingga membuat kepala Fathan terbentur di daspor mobil.

    "Lo bisa nyetir gak sih?"Omel Fathan sambil menyentuh kepalanya yg sakit.Lagi-lagi ucapannya tak di dengarkan oleh Vivi.

   "Seat belt lo" Ucapnya 

  "Bilang dong,jangan main tancap gas aja."Ucap Fathan sambil memakai seat belt.

Setelah keluar dari Gerbang sekolah
Mobil Fathan melaju diatas kecepatan rata- rata.Vivi menikmati lajunya mobil yg ia bawa sekarang,sedankan sang pemilik mobil malah ketakutan bukan main.

    "Vi.!! Gue masih sayang nyawa" Teriak histeris dari Fathan yg membuat Vivi menutup telinganya dan mengendari Mobil itu dengan kecepatan sedang.

    "Lo bikin jantung gue mau copot ogep"Ucap Fathan sambil mengatur napasnya.

  "Kiri Kanan"Tanya Vivi ketika berada di persimpangan jalan.

  "Kiriii.! Terus masuk ke Perumahan Permata Cinta."Ucap Fathan sambil menuntun jalan menuju rumahnya.

   "Trus?" Tanya Vivi.

  "Belok kiri .Berhenti aja di rumah Nomor 17" Ucapnya dengan malas.
Vivi pun turun Dari mobilnya Fathan ketika sampai di rumahnya Fathan.

   




  Maaf kalo bnyak Typo,namanya juga baru belajar.
Jangan lupa tinggalkan jejak guys.(gk mksa sih🤣).

                                @pipimohamad_22

Dear Fathan (SEDANG DI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang