Chapter 11

28 2 0
                                    

                  Happy Reading

  Setelah cukup lama menangis,Vivi sekarang menuju kamar mandi untuk membersihkan darah di hidungnya yg mulai mengering.Dia juga mengganti pakaiannya yg basah.
  Ia membaringkan tubuhnya di kasur empuknya.Hari ini cukup melelahkan bagi Vivi.Dan akhirnya ia pun terlelap.

  Pukul satu dini hari,seseorang masuk ke kamar Vivi.Ia duduk di pinggir ranjang,menatap Vivi yg sedang terlelap.Wajah hangat yg dulu sering ia lihat sekarang berubah menjadi Wajah yg dingin.Ia sangat menyesal telah meninggalkan Vivi dulu.Ia gagal menjadi kakak yg baik untuk adiknya.
  "Maafin abang de.." lirih Imanuel.
Ia menatap Vivi dengan sendu dan mengecup sekilas kening adiknya.
  "Andai abang datang waktu itu.
Memberimu semangat.Pasti semuanya akan baik* saja"

Imanuel beranjak menuju nakas.Ia mencari cari obat yg diminum Vivi semalam.Ia menemukan empat botol obat.Ia membaca satu persatu Obat itu.Imanuel sangat terkejut karena obat itu hanya di minum oleh orang* yg menderita penyakit Leukimia.
Dan juga terdapat satu botol obat penenang.
Bagaimana Imanuel bisa tau obat obatan itu??karena Imanuel kuliah mengambil jurusan Kedokteran.
Ia kembali menatap adiknya yg masih tertidur pulas.
  "Apa yg terjadi sama lo dek.??"
  "Knp semuanya lo sembunyiin dari kita semua?" Ucap Imanuel,ia sudah tak bisa membendung air matanya.Ia sangat menyayangi adiknya. Ia kembali ke Indonesia  untuk meminta maaf kpd adiknya,ia sungguh sangat menyesal pernah meninggalkan Vivi.
Dan sekarang semuanya terlambat.
Vivi terlalu kecewa dengannya.
  Imanuel berdiri dan pergi meninggalkan kamar Vivi.Ia pergi k kamarnya.Imanuel berencana untuk pergi ke rumah sakit tempat ia bekerja sebagai dokter.Ia akan mencari tau apa yg terjadi pada adiknya selama ini.

  
                           🍃🍃🍃

   Pukul 06.25 Vivi sudah selesai mandi.Walaupun ia sedang demam
Ia tetap pergi ke sekolah.
  Vivi duduk di depan meja rias,ia melihat wajahnya yg pucat.
Ia mulai mengeringkan rambutnya dan mulai menyisirnya dengan lembut.Banyak rambut rontok yg jatuh ke lantai ia hanya menatap rambut* itu dengan Nanar.
Setelah selesai bersiap siap,Vivi mengambil Cardigan cokelatnya dan memakainya.

  Vivi berjalan menuruni anak tangga satu persatu.Di meja makan terlihat dua orang pria yg mungkin Vivi menyayangi mereka.Ingat hanya Mungkin!!
  Vivi berjalan melewati meja makan,
Ia sama sekali tidak menoleh ke arah mereka.
  "Dek sarapan dulu" Ucap Imanuel namun Vivi tak mengubris tawaran itu.
  "Vivi makan dulu,baru ke sekolah.
Nanti kamu sakit!" Ucap Hendra yg terdengar seperti perintah.

  "Apa peduli anda?!!" Jawab Vivi lalu pergi meninggalkan rumah.
Vivi berangkat naik Taxi,Untung saja Taxi yg ia pesan tadi cepat sampai.Ia langsung masuk ke dalam taxi tsb dan pergi ke sekolah.

                          🍃🍃🍃

  "Baiklah pelajaran kita sampai di sini,jangan lupa minggu depan kita ulangan" Ucap Bu Wati guru Bahasa Indonesia dan hanya di angguki para siswa.

  Vivi berjalan menyusuri karidor yg ramai.Ia ingin pergi ke taman belakang sekolah.Biasa ingin tidur kalo gak yaa baca novel.
Di taman belakang sekolah juga terdapat lapangan basket yg sudah lama tidak di pakai .Vivi duduk tak jauh dari lapang itu.Ia memakai headset lalu menutup matanya.
Tak jauh dari situ seseorang sedang memperhatikannya.
  Cukup lama Vivi tidur,ia di bangunkan oleh penjaga sekolah yg sedang berpatroli.
  "Neng bangun jam istirahat sudah selesai" Ucap penjaga sekolah.
  "Oh iya"Balas Vivi lalu beranjak dari taman belakang sekolah.
Ia menyusuri karidor yg sudah sepi.
Oh shit!! Ia terlambat masuk jam pelajaran Pak Burhan,Vivi sedikit berlari menuju kelasnya.Ketika di depan pintu kelas ia mengatur napasnya dan masuk tanpa mengetuk pintu.Semua mata tertuju padanya,
Beruntung sekali Vivi hari ini,Pak Burhan belum masuk kelas.
Namun yg membuat Vivi kesal adalah orang yg duduk di sebelah  tempatnya.Ia sangat membenci orang itu.Kemudian ia duduk tanpa menoleh ke arah sebelah.
  Tak lama Fathan masuk ke kelas bersama pak Burhan yg ada di belakangnya.Ternyata Fathan membantu pak Burhan untuk membawakan buku paket.Setelah meletakkan buku di meja guru,
Fathan kembali ke tempat duduknya.
Ia melihat Sekilas ke arah Vivi lalu orang yg ada di sebelah Vivi.
'Itu bukannya cowok yg kemarin?' Batin Fathan.
Pelajaran pun berlangsung dengan tenang,sampai jam pelajaran selesai.
Setelah Pak Burhan keluar,banyak siswi yg berkumpul di meja sebelahnya Vivi yg membuatnya risih.

  "Eh lo beneran pindahan dari Amerika?"
"Nama lo siapa??,gue lupa "
"Duh lo ganteng banget sih

  Vivi menatap orang* dengan malas,lalu ia beranjak dari kursinya.
Lalu keluar kelas.Ia ingin cepat* pergi dari sekolah.
Hingga di ujung karidor seseorang memanggilnya.Ia pun menoleh dan ternyata Fathanlah yg memanggilnya.
  
  "Vi..tungguin napah" Ucapnya dengan napas yg memburu.
  "Knp?"

  "Tangan kamu udah gak papah?" Tanya Fathan kemudian Vivi melihat tangannya yg sudah tidak memakai perban hanya plester luka saja.

  "Seperti yg lo liat" Jawab Vivi datar.
"Bagus deh."
Kemudian Vivi melanjutkan Jalannya menuju parkiran.Fathan masih setia mengikuti Vivi Hingga sampai di parkiran.
  "Lo bisa gak ngikutin gue?" Tanya Vivi datar.
"Itu aku mau bilang,kalau belanjaan kamu ketinggalan di mobil kemarin"
Ucap Fathan sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal.
"Oh.Ambil aja"
"sebagai tanda terima kasih dari gue"

"Aku gak suka ice cream"
"Kasih ke nyokap lo aj" Ucap Vivi lalu masuk ke dalam mobilnya namun Fathan menahannya.
 
   "Knp lagi?" Sepertinya Vivi sudah pasrah dengan Fathan yg selalu mengganggunya,padahal jika orang lain yg membuatnya seperti ini pasti sudah pergi karena kata* pedas dari Vivi.
  "Kamu mau kemana?" Tanya Fathan

  "Bukan urusan lo"
   "Dan lo lupa yaa? Janji lo kemarin?"

  "Janji yg mana?" Dasar Cowok suka lupa sama janjinya.

"Jangan pura pura lupa!"

"Aku benar gak ingat" Bantah Fathan.
Sepertinya Fathan sengaja membuat Vivi kesal.

"Udahlah." Ucap Vivi

  "Hai ..ketemu lagi" Sapa orang itu ramah.Vivi menatapnya jengah.

  "Lo murid baru di kelaskan?" Tanya Fathan.
  "Ya.Kenalin Gue Anhar Zein. Mantannya Vivi" Ucapnya lalu menatap Vivi

  "Jangan ngaku*" Ucap Vivi sinis.

  "Kalian masih pacaran?" Tanya Anhar.
"Ngapain lo nanya kayak gitu?
Gak percaya kalo gue sama dia Pacaran.??" Ucap Fathan dan menatap Vivi yg  juga  sedang menatapnya.

  "Sayangnya gue gak percaya"
"Vivi bukan tipe cewek yg cepat nerima cowok dengan cepat." Balasnya menatap Fathan remeh.

"Ok .gue bakalan tunjukin kalau Vivi dan gue itu pacaran" Ucap Fathan.
Vivi yg mendengarnya menatap Fathan bingung.

"Vivi Oktaviani Jhonson" Ucap Fathan dengan Keras sehingga beberapa siswa yg berada di parkiran menatap mereka dengan penasaran.
  "Will you  be My Girlfriend?" Sekali lagi Fathan berteriak seolah olah Vivi berada di ujung gerbang.
Beberapa orang menatap tak percaya kepada Fathan.Mereka takut jika Fathan bernasib seperti orang* yg pernah mengatakan hal yg sama kpd Vivi.
  Fathan menatap Vivi lalu mengedipkan sebelah matanya.Vivi yg mengerti dengan kode dari Fathan pun memulai dramanya.
  "Yes i will" Ucapnya yg membuat semua orang menganga tak percaya sekaligus kaget.Vivi yg Notabenya adalah siswi paling dingin dengan mudahnya menerima cinta dari Fathan yg notabenya adalah Siswa baru.
  Anhar yg melihatnya pun terkejut.
Waktu dulu ia menembak Vivi tak seperti ini,Vivi  menolaknya berkali kali hingga akhirnya Vivi menerimanya ketika ia mengatakannya yg ke delapan belas kali.
  "Sekarang lo percaya?" Tanya Fathan
Menatap Anhar yg menatapnya sinis.
  "Mungkin"
"Tapi gue gak bakalan terima,kalo Vivi pacaran sama lo"Ucap Anhar
lalu pergi meninggalkan Fathan dan Vivi.

Kini Fathan dan Vivi saling menatap satu sama lain.
  "Sorry kalo aku nekat kayak tadi" Ucap Fathan
  "Ide lo bagus"
  "Thanks" Ucap Vivi  tersenyum tipis
 
 
Tbc!

Dear Fathan (SEDANG DI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang