Chapter 15

32 2 0
                                    

                    Happy Reading

  "Ada yg lebih penting dari pada ini ayah!" Ucap Imanuel mengeluarkan Amplop coklat lalu meletakkannya di atas meja.Hendra membuka Amplop coklat itu lalu membacanya.Terlihat raut terkejut dan sedih dari wajah Hendra lalu menatap Imanuel yg menunduk.

"Ini becanda kan Nuel?" Imanuel menghela nafasnya kasar
"Nggak yah"

"Kamu pasti salah Nuel.Gak mungkin Vivi menderita Penyakit itu!."Air mata lolos begitu saja dari pelupuk mata hendra.

  "Vivi menderita Leukimia akut semenjak enam bulan lalu.Nuel juga baru tahu kemarin"
Hendra mencoba mengatur nafas nya yg mulai sesak,ia tak sanggup harus melihat putri kecilnya menderita.Tanpa mereka sadari Vivi mendengar semua yg mereka bicarakan.Vivi berlari ke kamarnya dan mengunci pintunya dan langsung menjatuhkan tubuhnya di lantai.Vivi menangis sambil memeluk tubuhnya sendiri.Ia sakit harus melihat Ayah dan kakaknya mengetahui rahasia yg ia simpan baik baik.Ingin rasanya Vivi memeluk tubuh ayahnya dan berkata semuanya akan baik baik saja.Namun ia tak sanggup harus melihat Ayahnya yg menangis melihat penderitaannya selama ini.

                          🍃🍃🍃
 
  Fathan menyususri karidor sekolah dengan sedikit bersenandung mengikuti lagu yg ia dengarkan melalui headset.Ia meletakkan tasnya lalu melihat ke arah tempat duduk Vivi yg tentu belum ada orangnya.
Fathan yakin Vivi sudah berada di sekolah,ia pun mencari Vivi.Tempat pertama yg ia kunjungi adalah Roftop
Dan benar saja di sana terlihat gadis
Berambut pendek sebahu sedang duduk di sofa sambil menutup matanya.Fathan berjalan mendekat ke arah Vivi dan duduk di sebelah gadis itu.

  "Ngapain?" Tanya Vivi tanpa membuka matanya.

"Nyamperin kamulah masa jualan somay" Canda Fathan

"Oh" Fathan mendengus kesal dengan jawaban Vivi.
'hanya oh doang?' Ketawa kek.

  "Kamu jadikan duduk di sebelah aku?" Tanya Fathan

"Hmm"

  "Ke kelas yuk udah mau bel" Ajak Fathan.Vivi membuka matanya yg pertama ia lihat adalah manik mata milik Fathan.Vivi terpaku beberapa saat,Manik mata itu mirip dengan manik mata Bunda.

"Ekhem.Gak usah liatin aku kayak gitu.Aku tau aku ganteng" Vivi tersadar dari lamunannya,kemudian menatap kesal kpd Fathan yg sedang terkekeh.

  "Masuk yukk? Udah mau bel" Ajak Fathan sekali lagi.

"Lo duluan aja" Ucap Vivi menatap ke langit yg sedang cerah.

KRING KRIIING!

"Udah bel.Ayo!" Fathan menarik tangan Vivi dan jalan berdampingan.
Di kadidor,Banyak mata yg melihat mereka berdua.Tangan mereka berdua masih tetap bepautan,tanpa sadar Vivi membalas menggenggam tangan Fathan.
  Fathan membuka pintu kelas dan semua tatapan menuju ke arah mereka berdua.Fathan melihat Vivi sekilas lalu masuk dengan tangan yg masih berpautan.Anhar menatap nanar ketika Vivi melewatinya dan duduk di sebelah Fathan.

  "Woles bro" Ucap Farhan yg entah kapan sudah duduk di sebelah Anhar.

                           🍃🍃🍃

  vivi berjalan dengan gontai menuju taman belakang sekolah di saat jam pelajaran Bahasa Indonesia.Ia tidak suka pelajaran yg barbau tulisan dan kalimat kalimat panjang,Menurutnya itu sangat menyebalkan.

  Vivi membersihkan bangku dari dedaunan yg berjatuhan lalu mendudukan bokongnya di situ.Vivi memasang Headset lalu menutup matanya.Ia sangat mengantuk hari ini .Dua puluh menit lalu Vivi mulai sudah tidur,Ia terkejut bukan main saat hujan turun dengan tiba tiba.
Akhir-akhir ini cuaca memang sering hujan.Vivi segera berlari untuk berteduh,bajunya sedikit basah.Ia mulai kedinginan.Vivi berjalan menuju kelasnya,karena sekarang masih jam pembelajaran.Dalam perjalan Vivi berdoa semoga saja Pelajaran Bahasa Indonesia sudah selesai.

Dear Fathan (SEDANG DI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang