Chapter 19

25 2 0
                                    

                   Happy Reading

   Vivi sekarang berada di sebuah gedung tinggi yg ber-cat serba putih.
Bau obat obatan sudah tercium oleh panca indranya sedari tadi.Dan disinilah ia sekarang di ruangan Dokter Rayhan.

  "Kenapa kamu mau menghentikan kemo yg baru dua kali kamu jalani?"
Tanya Rayhan-Dokter yg selama ini membantu Vivi dalam mengobati penyakitnya.
  Vivi hanya diam ia tak tau harus menjawab apa kepada Dokter Rayhan. Bukan tanpa alasan Vivi ingin menghentikan kemo yg baru dua kali ia ikuti.Vivi hanya ingin orang lain tak curiga kalau ia mengidap penyakit ini.Ia juga tak mau melihat Ayah dan Bang Nuel sedih melihat rambutnya yg mulai menipis sejak mengikuti kemoterapi.

  "Baiklah saya akan memeriksa keadanmu sekarang" Ucap Dokter lalu mulai memeriksa keadaan Vivi
  Terdengar helaan nafas dari Dokter Rayhan lalu ia menatap Vivi dengan tatapan yg tak bisa di artikan~entalah

  "Apa kamu masih mengonsumsi ice cream?" Tanya Rayhan ,Vivi hanya menghela nafasnya dengan gusar lalu mengangguk pelan.

  "Saya kan sudah bilang!Berhenti makan ice cream!Karena dengan memakan ice cream sama saja kamu memberi makan Virus virus yg menggerogoti tubuhmu."

"Tolong dengarkan Ucapan Saya, Berhentilah mengonsumsi ice cream.
Ini demi kebaikan kamu.Oke?" Ujar Dokter Rayhan lalu tersenyum sendu.

  "Akan saya coba." Ucap Vivi dengan ragu.

  " Dan kamu harus rajin meminum obatnya.Dengan meminum obat itu kamu tidak akan merasakan sakit"
Ujar Dokter lagi dan hanya di angguki oleh Vivi.

  "Kalau tidak ada lagi yg harus di bicarakan ,Saya pamit ingin memeriksa pasien lainnya" Ucap Dokter.Vivi berdiri dari kursinya dan pamit kepada dokter Rayhan.

"Ingat janji kita dokter!" Ujar Vivi dingin lalu keluar dari ruangan itu.

                          🍃🍃🍃
   
   Vivi memasuki Rumahnya dengan ekspresi seperti biasanya'Datar!.
Ia sampai di rumah pukul enam sore.
Vivi segera masuk ke dalam kamarnya lalu menguncinya dari dalam.Ia langsung merebahkan dirinya ke kasur quen sizenya itu.

  Vivi menatap langit langit kamarnya
Ia membuat lukisan abstrak di udara.
Lagi lagi ia merasa Hampa! Dengan kehidupannya.

  "Bundaa" Vivi bermonolog sendiri.

  "Bundaa" Kini suara Vivi terdengar pilu

  "Bunda hiks" tangis Vivi pecah saat itu juga.

  "Bunda Vivi kangen sama bunda."
" Vivi pengen ikut bunda.Vivi sendiri disini bunda.Gak ada yg sayang sama Vivi lagi Bunda hiks"

  "Hiks - hiks Syifa.  Vivi  ikut sama kamu juga ya?"
" Vivi gak punya temen sekarang.
Vivi pengen main lagi sama Syifa kayak dulu hiks"  Suara Vivi sudah parau sekarang.Siapa pun yg mendengarnya akan ikut menangis dengannya juga.

  Setelah lamanya Vivi menangis ia pun terlelap tidur.Keadaannya memilukan, Wajah yg sangat pucat dan masih ada sisa air mata yg mulai mengering,rambut yg berantakan.
Dan juga ia terlelap dengan masih memakai seragamnya  lengkap dengan sepatu.

                          🍃🍃🍃

  Imanuel Pov

   Gue sekarang udah balik lagi ke negara dimana gue di lahirin.Gue balik lagi ke Indonesia karena Study gue Di LA udah selesai dan gue juga udah di terima sebagai Dokter di rumah sakit Citra Medika.

  Gue juga seneng banget bisa bertemu dengan adik gue yg paling gue sayang.Dulu gue nyesel banget harus ninggalin dia saat dia lagi butuh seseorang sebagai sandaran.
Tapi saat itu gue bener bener gak bisa di sisi dia saat itu.

FlashBack on!

  "Bang aku mohon abang tetap disini.
Vivi butuh abang.Please stay here"
Ucap Vivi pada saat ia berumur lima belas tahun.

  "Abang gak bisa Vi. Abang harus kesana.Abang gak bisa ninggalin study abang disana" Balas Imanuel.

  "Bang Nuel jahat hiks , Bang Nuel tinggalin Vivi sendiri sama seperti Bunda hiks, Vivi benci sama abang" Ucap Vivi sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

  "VIVI! Vivi denger bang Nuel, tatap mata bang Nuel" Ujar Imanuel sambil memegang pundak adiknya.Vivi membuka matanya lalu menatap Mata sang kakak.

  "Bang Nuel janji sama Vivi.Bang Nuel akan kembali ke sini secepatnya.
Nemenin Vivi lagi, OK?" Ujar Imanuel .
Tangan nya yg semula di pundak kini beralih berada di kedua pipi adiknya.
Ia mengecup kening adiknya dengan lama.Namun setelah ia mengecup kening Vivi.Ia terkejut karena Vivi langsung melepas tangannya dengan kasar.

  "Gak! Bang Nuel jahat hiks" Ucap Vivi lalu berlari ke kamarnya.

BRAKK!!

  Pintu dibanting keras oleh Vivi.
Imanuel menatap nanar kearah pintu kamar Vivi.Jujur ia juga merasa sedih harus berpisah dengan adiknya.
Apalagi mereka baru saja kehilangan seorang Ibu.

Flashback Off

  Setelah gue balik lagi ke Indonesia
Semuanya berubah.Vivi yg dulunya ramah dan cerewet menjadi seorang gadis yg dingin dan pendiam.

Gue seneng banget saat bisa meluk dia dengan erat menyalurkan kerinduan gue yg amat berat.
Walaupun dia berusaha melepaskan pelukan itu.

Gue laluin hari hari gue dengan menjadi seorang dokter spesialis Bedah.Dan juga gue terus memperhatikan Vivi.Jujur gue kangen banget sama dia,gue pengen meluk dia dengan erat.Gue pengen ngobrol dengan dia, gue pengen main bareng kayak dulu lagi.Namun untuk melakukan itu semua sangat sulit.
Pelukan yg gue inginkan malah mendapatkan tepisan kasar dari Vivi.
Berbicara dengan dia dan ingin mengobrol seperti dulu yg gue inginkan malahan mendapatkan bentakan darinya.

  Sampai akhirnya gue mengetahaui satu fakta yg begitu menyakitkan bagi gue.Saat dia pulang dalam keadan basah kuyup dan darah yg mengalir dari hidungnya.Dan saat ia merintih kesakitan saat ia menarik rambutnya dan meminum empat butir pil obat yg gue yakin itu adalah obat kanker sel darah putih.Saat itu gue rasa dunia runtuh seketika.Gue gak tega melihat adik gue harus menderita seperti itu.

Imanuel Pov End



Tbc!










Libur tlah usai gengs!
                 See you next chapter

Dear Fathan (SEDANG DI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang