Chapter 7

42 3 0
                                    


Happy Reading

  Cahaya Mentari berhasil membangunkan seorang cewek yg super duper dingin.Ia menggosok matanya perlahan dan melihat jam yg berada di atas nakas .Pukul 06:55 pagi
Berarti lima menit lagi pintu gerbang SMA Tunas Bangsa akan di tutup.Dan sudah di pastikan Vivi pasti terlambat.
Bukannya panik dan segera bergegas ke sekolah,ia malah santai menuju kamar mandinya dan mulai membersihkan tubuhnya.
Selang lima belas menit,Vivi sudah berpakaian rapi seragam SMA Tunas Bangsa,dan mulai menuju lantai dasar dari gedung tinggi ini.Ia berjalan dengan gontai menuju parkiran,dan mulai memasuki mobil sport hitamnya itu.Di nyalakan mesin mobilnya itu dan mulai menginjak pedal gas.Seperti biasa ia akan mengemudi mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata.
Tak peduli dengan pengendara lain yg mengucapkan sumpah serapah kpdnya.Bahkan dirinya juga sudah tak peduli jika ia mati sia sia karena kecelakaan.Butuh waktu lama untuk sampai di sekolahnya,apalagi sekarang jalanan sedang macet.
Ketika sampai di depan gerbang sekolanya yg sudah tertutup rapat,Vivi memencet klakson mobilnya berulang kali agar satpam dapat membuka gerbang sekolah.
Tak lama pak Haris datang sambil membuka gerbang sekolah.Satpam yg satu ini sudah terbiasa dengan kelakuan Vivi jika ia terlambat.
Para Guru pun juga tak bisa menghukumnya jika ia terlambat atau membuat masalah di sekolah.
Tohh...Sekolah ini juga punya Ayahnya Jadi dia bebas mau berbuat apa saja.

Setelah memarkirkan mobilnya.Vivi berjalan dengan santai sambil mendengarkan musik dengan headset di telinganya.Saat ini waktu telah menunjukkan pukul 07:58 berarti dua menit lagi pergantian jam pertama.

Di kelas 12 Fisika 1 sekarang sedang mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia.Vivi tak menyukai pelajaran tsb,karena menurutnya pelajaran Bahasa Indonesia itu sangat membosankan Apalagi kalau di kasih tugas untuk membuat puisi atau semacamnya.

Vivi mengayunkan kaki nya ke taman belakang sekolah untuk membolos pada pelajaran Bahasa Indonesia.Ia membersihkan Bangku taman dari dedaunan yg jatuh menggunakan tangannya,lalu ia duduk dan menyandarkan punggungnya dan menutup matanya,
Di telinganya juga masih setia tersumpal headseat.Selang lima menit kemudian ia membuka matanya dan meraih tasnya yg ia letakkan di sampingnya.Vivi meraih Novel yg ada di tasnya dan membacanya sambil mendengarkan musik.

Bel istirahat telah berbunyi dua menit yg lalu.Vivi segera menuju kelasnya karena pelajaran selanjutnya adalah Matematika dan dia sangat menyukai pelajaran tsb yg nenurut orang lain bisa bikin pusing tujuh keliling.
Ia menyusuri karidor setiap kelas yg mulai ramai.Di telinganya masih setia mendengarkan musik.Tangannya ia masukkan ke dalam saku jaketnya.

Dari arah berlawanan seorang cowok berlesung pipi sedang berjalan dengan santai.Telinganya juga tersumpal headset.ketika berpapasan tak ada yg saling menyapa,jangankan menyapa menoleh saja tidak.
Tapi setelah berjarak beberapa meter,
Fathan menoleh sambil tersenyum dan melanjutkan perjalanannya menuju taman belakang sekolah.
Sedangkan Vivi,ia tetap terus berjalan tanpa mempedulikan tatapan dari beberapa siswa yg tak suka padanya.

Suasana kelas 12 Fisika 1 sangat kacau sekarang.Semuanya sibuk menyalin tugas Matematika.
Ketika Vivi melangkahkan kakinya ke dalam kelas,seketika semuanya hening dan menatapnya.Vivi yg sekarang sedang menjadi sorotan tetap melanjutkan langkahnya menuju tempat duduknya yg berada di barisan ke dua paling belakang.
Ia meletakkan tasnya diatas meja dan mengambil sebuah Novel dan mulai membacanya.
Sekarang kelas tsb menjadi sangat tenang.Karena mereka tau kalau jika Vivi sudah membaca Novel tak boleh ada satu pun yg mengganggu ataupun berisik.Bisa bisa di keluarkannya dari sekolah.

****
Bel pulang telah berbunyi 15 menit lalu.Vivi masih berada di dalam kelasnya.Karena ia malas untuk berdesak desakkan di parkiran.
Merasa sudah cukup sepi di parkiran ia keluar dari kelas.Belum sempat keluar dari kelas seseorang berjalan masuk ke dalam kelasnya.Ia pun acuh kpd seorang pria yg menatapnya sekarang dan berusaha untuk tetap melanjutkan jalannya yg sempat tertunda.Namun belum sempat melangkahkan kakinya tangannya sudah di cekal oleh laki laki yg berada di hadapannya.
"Don't touch me!" Ucap Vivi dingin dan menatap tajam cwok berlesung pipi tsb.
"Sorry.. " jawab Fathan
" Gue..gue cuman mau mastiin lo baik baik aja apa nggak?" Sambung
Fathan lagi sambil terbata bata.
"Gak usah peduli sama gue!!"
Ucap Vivi sambil melanjutkan jalannya lagi.Baru beberapa langkah Vivi membalikkan tubuhnya lagi menghadap Fathan .
"Oh ya! Sorry.." Ucap Vivi dengan datar.
"Buat ?" Tanya Fathan
"Soal gue peluk lo kemarin" Ucap Vivi dengan wajah yg masih sama,Datar.Fathan yg mendengar kata tsb hanya tersenyum.
" Dan satu lagi.Tolong jangan deket deket gue.Dan anggap aja kita gak pernah kenal sebelumnya."
Ucap Vivi dengan sedikit gugup.
Fathan hanya bisa mengerinyitkan dahinya mencoba mencerna perkataan Vivi.
"Dan untuk menebus kesalahan gue soal meluk lo.Lo bisa minta apa saja ke gue!" Sambung Vivi lagi.
"Ok.Gue minta perkataan lo tadi ditarik lagi.Gue gak mau jauhin lo!
Simpel kan permintaan gue?"Ucap Fathan sambil menyilangkan tangannya di dada dan tersenyum tipis.Sedangkan Vivi menatap tak percaya kpd Fathan tapi ia bisa mengontrol raut wajahnya agar nampak biasa biasa saja.
"Apa tak ada yg lain?" Tanya Vivi
"Emm...kayaknya gak ada deh.." Jawab Fathan Enteng
Vivi menarik nafasnya agar amarahnya tak keluar.Berbicara dengan cowok aneh seperti Fathan membuatnya ingin memakannya hidup hidup.Hendak ingin membantah Fathan,Ponsel Vivi bergetar tanda panggilan masuk.
Ia pun meninggalkan Fathan sendrian di dalam kelas.Ia berjalan dengan cepat menuju karidor sekolah untuk mengangkat telfon tsb.

"......."

"Sekarang posisi mereka dimana?"

"......."

"Ok.Kalian ikutin terus mereka.Saya akan menyusul kesana.Pastikan kalian tidak kehilangan jejak!Mengerti!!"

Vivi memutuskan sambungan telfonnya sepihak.Dan beranjak dari karidor menuju parkiran.Ia sedikit berlari menuju parkiran.Tanpa ia sadari Fathan mengikutinya dari tadi.
Vivi masuk ke dalam mobilnya dan langsung menancap pedal gas.
Dilajukan mobil sport nya ditengah macetnya Ibu Kota.Ia menuju Taman yg berada tak jauh dari pusat perbelanjaan .Ia mulai mencari keberadaan para detektif yg ia sewa untuk mengawasi Ayahnya bersama selingkuhannya.

****
"Nih cwek nyari mati kali" umpat Fathan kpd Vivi.Sedari tadi ia membututi mobil Vivi yg melaju sangat cepat.

Fathan segera turun dari mobilnya dan mengikuti Vivi yg sedang berlari menuju dua orang pria yg mengenakan pakaian serba hitam dan juga kacamata hitam.
Ia bersembunyi di balik pohon besar yg berada di taman itu.

Fathan terkejut ketika seseorang menepuk pelan pundaknya.Ia menolah ke arah seorang cewek yg wajahnya sudah tak asing lagi.
"Ngapain lo di sini?" Suara halus dari sang wanita tadi.
"Bukan urusan lo!" Ucap Fathan sambil mengatur nafasnya.
"Ohh gue tau.Lo pasti ngikutin dia kan?" Ucap Putri sambil menunjuk kearah Vivi.Yap!! Cewek tsb adalah Putri.
"Dari mana lo tau?" Tanya Fathan
"Gue ngikutin kalian dari tadi" Ucap Putri enteng sambil duduk di bangku taman yg tak jauh dari pohon tsb.
Fathan mengikuti langkah Putri dan duduk di sampingnya.
"Lo kayaknya suka ya sama Vivi?" Ucap Putri sambil memainkan ponselnya.Fathan tak menjawab pertanyaan dari Putri.
"Gue yakin! Lo adalah orang yg tepat untuk mengembalikkan senyum Vivi yg telah hilang beberapa tahun lalu."
Ucap Putri lagi sambil melihat foto yg terpampang di layar ponselnya.Di foto tsb terdapat lima orang.Tiga perempuan dan dua laki laki yg sedang tersenyum lebar.Tak terasa air mata Putri Jatuh.
"Lo kenapa yakin banget kalau gue bisa balikin senyum Vivi?"Tanya Fathan penasaran.
"Gak tau.Cuman Yakin aja!"Ucapnya sambil menghapus air matanya.
"Emang lo sama Vivi ada hubungan apa? Sampai lo nangis ceritain dia?" Tanya Fathan yg sangat penasaran.
Putri hanya diam lalu menunjukkan foto yg ada di ponselnya kpd Fathan.
"Vivi teman gue*dulu sebelum semuanya hancur.~Batin Putri,dan cewek yg di sebelahnya itu Syifa Sahabat Vivi .
Dan pria yg di sebelah gue itu Imanuel kakaknya Vivi.Dan yg di sebelah Syifa adalah Anhar sahabat kami juga." Terang Putri panjang lebar dan hanya di balas dengan anggukan kecil dari Fathan.
Fathan melihat di foto tsb Vivi sedang tersenyum tulus sambil merangkul Syifa dan Putri



Hai guyss🙌
I'm comeback:v...
Gaje ya ceritanya?
Bosan?maap yaa
Saya masih belajar membuat cerita ini semakin menarik mungkin biar gak bosan.
Ok cman ngucapin itu doang.
Bubayyy🙌...
Jngn lpa tngglkan jejaknya guys🙂

Dear Fathan (SEDANG DI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang