Chapter 21

26 1 0
                                    

                  Happy Reading

     "Maafin Ayah Vi" Ucap Hendra setelah selesai menjelaskan semua yg terjadi selama ini yg membuat Hubungannya dengan sang anak tidak baik .

  Vivi meneteskan air matanya.
Seharusnya ia bisa mendengarkan ucapan ayahnya.Seharusnya Ia bisa menerima kenyataan bahwa Ibunya meninggal bukan dikarenakan Ayahnya yg berselingkuh.Seharusnya ia tidak menuduh ayahnya seperti itu.

"Jangan menangis sayang,Ayah mohon" Hendra menghapus air mata Vivi dengan lembut.

  "Maaf-"

  "BERHENTI MINTA MAAF!!" Belum selesai berbicara Ucapan Hendra sudah dipotong oleh Vivi.

  "Aku yg salah yah" Ucap Vivi lirih sambil menundukkan kepalanya.

  "Ayah... " Ucap Vivi lirih ,air matanya terus mengalir membentuk sungai kecil.

  "Panggil ayah lagi nak" Ucap Hendra memeluk Vivi dengan erat.
  "Ayah rindu panggilan itu" Ucap Hendra.

  "Ayah....Ayah...hiks"Vivi membalas pelukan Hendra tak kalah erat.

  "Putri kecil Ayah telah kembali" Ucap Hendra tanpa sadar menitikkan air matanya

  "Ayah jangan menangis" Ucap Vivi melihat Wajah Ayahnya .

  "Ayah tidak menangis sayang" Ucap Hendra menyeka air matanya kasar.

  "Kamu makan lagi yaa, Ayah Suapin"
Ucap Hendra.Vivi menggelengkan kepalanya .

  "Kenapa? Nanti kamu sakit sayang.
Makan yaa?" Bujuk Hendra lagi namun Vivi menutup mulutnya.

  "Udah kenyang" Jawab Vivi

  "Kenyang dari mana? Kamu baru makan beberapa suap tadi"

  "Aku ingin tidur" Ucap Vivi.

  "Yasudah.Ayah temenin yah" Ucap Hendra dan hanya diangguki oleh Vivi.

  "Good night my little princess" Ucap Hendra sambil mengecup kening putrinya.

                          🍃🍃🍃
 
   Pagi ini Mood Vivi sangat baik.
Baikan dengan Ayahnya membuat ia senang.Memafkan Masa lalu tidak ada salahnya kan?.

  Vivi menyusuri karidor dengan santai.Pagi ini ia tidak terlambat datang ke sekolah,karena tadi pagi ia di bangunkan oleh ayahnya.
  Tepat di depan kelas Vivi menghentikan lagkahnya di karenakan seorang gadis yg tengah berdiri menatapnya dengan senyum manisnya.
  "Hai Vivi" Ucapnya dengan senyum yg tak pernah luntur.
Vivi hanya menatapnya datar.

  "Kamu malam ini ada acara gak?"Vivi menaikkan alis sebelahnya.Untuk Apa  bertanya hal seperti itu kepadanya.

  "Mm-Tidak" Jawab Vivi,sebenarnya Vivi akan ke toko buku malam ini tetapi ia penasaran kenapa Feby bertanya seperti itu.

  "Kamu mau kan datang ke pestaku?" Ucap Feby sambil menyerahkan undangan kecil.Ia menatap Vivi penuh harap.Vivi mengangguk pelan sebagai jawabannya, sebenarnya ia malas sekali pergi ke tempat yg ramai seperti pesta Ulang tahun, tapi ia tak mau menyakiti perasaan Feby.
          
  "Thanks Vi" Ucap Feby senang,saking senangnya Feby sampai melompat lompat.

  "Iya" Ucap Vivi tersenyum tipis,sangat tipis bahkan Feby saja tak bisa melihat senyum itu.

  "Aku pergi dulu yaa, mau bagiin undangan lagi." Pamit Feby dan hanga di angguki oleh Vivi.

  "Jangan lupa datang" Teriak Feby kpd Vivi.

  Vivi hanya geleng geleng kepala melihat tingkah Feby barusan.
Sebegitu penting kah Vivi hingga kehadirannya sangat di harapkan oleh Feby.

  "Gak mau masuk ,sayang?" Ucapan itu datang tiba tiba dan berhasil membuat Vivi terkejut.Ia menatap sinis orang yg berani membuatnya terkejut.

  "Biasa aja atuh ngeliatinnya" Ucap Fathan dengan cengiran khasnya.
Vivi tak mengubris ucapan Fathan,ia kembali melanjutkan jalannya ke dalam kelas dan di ikuti oleh Fathan.

  Sesampainya di dalam kelas, Vivi langsung duduk di bangkunya.Ia mengambil novel yg belum selesai dibacanya.Vivi tidak bisa membaca dengan tenang,Fathan terus saja mengganggunya.

"Bisa diam gak?" Ucap Vivi ketus sambil menutup Novelnya.

"Nggak bisa sayang" Goda Fathan sambil terkekeh.

"Sayang,Pala lo peang!"Ketus Vivi

"Tuh, kamu juga panggil aku sayang"
Ucap Fathan lagi.

  "Skali lagi lo gangguin gue!
Abis lo!" Ucap Vivi sambil membuka novelnya lagi.Sedangkan Fathan ia sedari tadi tertawa melihat Vivi yg  sedang kesal.
Seseorang berdiri di depan meja mereka dan berhasil membuat tawa Fathan berhenti.Vivi masih belum menyadari kedatangan orang itu.

"Kalian berdua keluar dari kelas saya"Ucap Pak Sam yg membuat Vivi refleks mendongakkan kepalanya menatap Pamannya itu.

Perlu kalian ketahui Pak Sam itu adalah Pamannya atau om. Lebih tepatnya Samuel adalah adik dari Bundanya.

  "Kok saya ?" Tanya Vivi bingung.
Kenapa dia juga harus di hukum,
Padahal yg sedari tadi ribut adalah Fathan.

  "Karena kamu salah" Ucap Pak Sam sambil menatap tajam ke arah Vivi.

  "Lah?"Vivi bingung salahnya apa.

"Kamu pikir bapak tidak tau kalau  sedari tadi kamu hanya membaca novel dan tidak memperhatikan bapak mengajar di depan?" Sarkas Pak Sam.Vivi menatap pak Sam sengit.Tak peduli jika yg ditatapnya itu adalah guru sekaligus Pamannya.

  'Om Sam kok ngeselin sih- Batin Vivi
Lalu  keluar dari kelas.Fathan hanya cengo melihatnya.

  "Kamu juga! Ngapain masih disini?"
Tanya Pak Sam kpd Fathan.

   "Hehe...permisi pak" Ucap Fathan lalu keluar kelas menyusul Vivi.

                      
Tbc!!




Hola...author kambek:v
Maaf slow update...biasa sibuk,dah kelas ujian soalny:v 

Jangan bosan sama 'Dear Fathan' yaa.

  

Dear Fathan (SEDANG DI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang