~Happy reading~
.
.
.
"Pagi Ma, Pa, Kakak."Semuanya langsung menoleh saat mendengar sapaan Valina. Kak Tiara mengerutkan keningnya, "Kamu, mau sekolah?"
Mereka terkejut saat melihat Valina sudah memakai seragam. Padahal, baru kemarin ia keluar dari rumah sakit. Dan kata dokter, setidaknya dua atau tiga hari Valina istirahat di rumah.
Valina mengangguk. Tanpa melihat reaksi semuanya, ia langsung duduk di kursinya. Valina juga langsung mengambil piringnya lalu mengambil nasi dan lauknya.
"Kamu kenapa masuk sekolah? Kata dokter kamu harus istirahat setidaknya dua atau tiga hari." Ucap Papa.
Valina menoleh ke Papa, ia mengerucutkan bibirnya. "Masa' aku gak boleh sekolah? Kan kangen sama temen-temen."
"Tapi kan Val-"
"Nanti Val kan juga gak ngapa-ngapain di sekolah. Cuma duduk, masa' gak boleh sih Pa." Potong Valina, berusaha meyakinkan Papanya.
Papa melirik ke Mama, meminta pendapat. Mama mengangguk pelan, mengizinkan. Setelah mendapat jawaban Mama, Papa menghela nafas. Tatapannya kembali ke Valina.
"Boleh, Papa mengizinkan. Tapi, kamu harus ada di dekat Zurgov ataupun Crescha. Setidaknya jika kamu ada apa-apa, mereka bisa langsung membantumu."
Valina tersenyum senang, ia mengangguk cepat. "Iya."
***
Hari ini Valina berangkat diantar Kak Tiara, karena Zurgov tidak menjemputnya. Mungkin Zurgov berpikir jika dirinya belum masuk hari ini.
Valina turun dari mobil. Ia melambai ke kakaknya. "Hati-hati ya Kak."
Kak Tiara mengangguk. "Jaga dirimu baik-baik. Kakak pergi dulu ya!", Valina mengangguk.
Setelah itu mobil Kak Tiara pergi meninggalkan Valina. Valina menatap kepergian Kak Tiara sambil melambaikan tangan. Valina pun membalikkan badannya lalu berjalan.
Saat di koridor, banyak siswa-siswi yang menatap Valina dan membicarakannya. Tentu saja mereka terkejut saat Valina kembali bersekolah, padahal setau mereka Valina masih koma. Memang tidak ada yang mengetahui jika Valina sudah sadar.
Valina berjalan tanpa menghiraukan bisikan-bisikan murid-murid. Namun dari arah berlawanan, ia bisa melihat jika Rizky juga tengah berjalan, kearahnya.
Valina berhenti saat Rizky berada dihadapannya, menghalangi jalannya. Valina menatap Rizky yang juga tengah menatapnya.
"Kamu udah sembuh?"
Valina mengangguk, "Jika belum sembuh, aku gak bakal ada disini."
Rizky tersenyum, "Aku merindukanmu, kamu tau". Valina hanya diam tak menjawab. Tangan Rizky terangkat untuk menyentuh pundak Valina, "Jagalah dirimu baik-baik. Dan semoga juga, Zurgov menjagamu."
Valina terdiam. Ia tak mengerti kenapa Rizky mengatakan itu. Rizky tersenyum, "Aku nyerah. Percuma aku melakukan apapun, jika dihati kamu cuma ada Zurgov."
Valina tersenyum, "Terima kasih". Rizky tersenyum dan mengangguk. Ia pun melanjutkan jalannya.
"Tunggu!"
Rizky menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya saat Valina berseru padanya. Valina menatap Rizky, "Apakah, kamu dan Zurgov..... berbaikan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Cinta (Our Promise)
Novela Juvenil[Completed]✓ "Sakit hati butuh dua hal, waktu dan topeng. Waktu untuk memulihkan sakit dihatinya, dan topeng untuk menutupi hatinya yang hancur." . . . . . Sahabat jadi cinta. Bukankah itu hal yang sudah biasa terjadi, jika dalam persahabatan yang t...