2C-24. Siapa?

46 6 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan Vote dan comment.:)

Happy Reading



Valina menangis terisak di kursi. Sedangkan Crescha memeluk Anisa yang juga tengah menangis. Meski Crescha berusaha tegar, namun tak dapat menyembunyikan air matanya.

Valina menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak habis pikir. Ucapan dokter, sungguh membuatnya berpikir keras.

Bagaimana mungkin Zurgov bisa keracunan? Sedangkan dirinya dan Crescha yang memakan makanan yang sama dengan Zurgov, tak terjadi apa-apa.

Mungkinkah?

Valina mendongak. "Apa mungkin ada yang berniat jahat? Kepada Zurgov?"

Crescha yang mendengar ucapan Valina, menoleh. Ia menatap Valina, yang juga beralih menatapnya.

"Maksud kamu?"

Valina mengangguk, "Aku yakin, ada yang berniat jahat kepadanya. Tidak mungkin dia keracunan sendirian, sedangkan kita membeli makanan yang sama dan minuman yang sama. Ada orang yang sengaja melakukannya"

"Tapi siapa?" Crescha menatap Valina tak mengerti. Valina menggeleng, tidak tahu.

Cklek

Tatapan keduanya beralih pada dokter yang keluar dari ruang Zurgov dirawat. Valina langsung berdiri saat melihat dokter keluar.

"Ba-bagaimana keadaan Zurgov, dok?" Valina lebih dulu bertanya. Crescha dan Anisa mendekat padanya.

Dokter menatap mereka bergantian. "Keadaan pasien cukup parah, karena racun yang dikonsumsi olehnya cukup mematikan. Tapi beruntung pasien segera dibawa ke rumah sakit, dan mendapat pertolongan."

Valina mengangguk mengerti. "Ta-tapi, apa dokter tau, mengapa dia bisa keracunan? Sedangkan kami juga memesan makanan yang sama dengan Zurgov."

"Kemungkinan ada yang sengaja melakukannya. Petugas kepolisian dan petugas rumah sakit sedang menyelidiki. Setelah mereka kesini dan melakukan tes laboratorium, maka kita akan mengetahui hasilnya."

"Apakah kita bisa menemui Zurgov, dok?" Kali ini Crescha yang bertanya.

Dokter mengangguk, "Silahkan". Setelah itu, dokter kembali ke ruangannya. Meninggalkan mereka bertiga.

Crescha dan Anisa masuk terlebih dahulu. Karena Anisa yang mengkhawatirkan keadaan kakaknya.

Valina juga ikut melangkahkan kakinya, namun tatapannya beralih ke lantai. Ia bisa melihat ada botol kecil yang tergeletak disana. Tangannya ia ulurkan untuk mengambilnya.

Valina menatap intens botol digenggamannya. Isinya berupa cairan yang tinggal setengah. Dahinya mengkerut, tak mengerti.

"Apa ini?"

Valina pun menyimpan botol itu di sakunya. Lalu berjalan masuk kedalam kamar rawat Zurgov.

***

"Bagaimana dok?"

Dokter kini sedang melihat hasil tes lab. Valina didepannya menunggu tidak sabar. Valina menggigit bibir bawahnya, gugup.

"Benar. Racun yang dikonsumsi oleh pasien, adalah racun yang ada didalam botol tersebut."

Deg!

Dua Cinta (Our Promise)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang