Happy Reading...
Setelah kejadian tadi pagi, Valina menjadi pendiam. Saat pelajaran sedang berlangsung, ia hanya menatap kosong papan tulis. Tak mendengarkan materi-materi yang akan keluar untuk ujian.
Gadis yang duduk disampingnya merasa khawatir. Ia menatap sendu kearah Valina. Bahkan saat ini mereka sudah berada di kantin, Valina tetap diam. Hanya menatap kosong makanannya. Tak berniat menyentuhnya sedikit pun.
"Val, kamu jangan ngelamun terus. Kamu harus makan, bentar lagi bel masuk loh." Ucap Gadis sambil memegang tangannya.
Valina tersentak. Ia menatap Gadis yang sedang tersenyum kepadanya, namun matanya tak dapat menyembunyikan rasa khawatir. Ia menatap ke sampingnya, ada Tania yang juga ikut menatap khawatir kearahnya.
Tiba-tiba Valina tersadar. Tak seharusnya ia seperti ini. Ia masih memiliki orang terdekat yang masih peduli padanya. Hanya karena ia tau jika Zurgov dan Crescha berpacaran, ia galau? Seharusnya tak seperti ini. Ia tau, cepat atau lambat mereka akan memulai hubungan. Dan ia harus menerima semua ini dengan tangan terbuka.
Valina tersenyum. "Makasih ya buat kalian. Kalian ada saat aku sedang sedih. Kalian benar-benar sahabat terbaik."
Gadis dan Tania saling tatap, lalu tersenyum. "It's okay Val. Kamu sahabat kita."
Setelah memakan makanannya, Valina mengajak Gadis dan Tania kembali ke kelas. Namun sebelum sepenuhnya pergi, ia bisa melihat Zurgov dan Crescha sedang makan berdua di bangku paling pojok. Zurgov menatapnya, membuat mata mereka bersitatap sejenak, sebelum akhirnya ia tersenyum lalu memutus kontak mata dan pergi.
Zurgov tetap menatap Valina hingga tak terlihat lagi. Menghela nafas. Lalu kembali menatap ke depan, dan matanya bertemu dengan mata Crescha.
"Aku tau dia ada disini." Ucap Crescha dengan lirih.
Zurgov mengalihkan tatapannya, "yeah."
"Bukan. Maksudku bukan di tempat ini, bukan di kantin. Tapi di hatimu."
Zurgov terdiam.
***
Valina menjalani hari-harinya dengan biasa. Sudah tiga bulan, semenjak hubungan Zurgov dan Crescha diketahuinya.
Satu setengah bulan yang lalu, mereka menghadapi ujian. Dan Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Saat itu, Valina masih ingat. Setiap pagi sebelum masuk ujian, ia selalu mendapati Zurgov menatap kearahnya. Dan tanpa suara mengatakan, 'semangat'.
Tepat setelah ujian, seluruh kelas 12 rekreasi ke Bali. Refreshing setelah menghadapi ujian. Ia juga masih ingat saat itu, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Zurgov dan Crescha, dengan latar belakang matahari terbenam, berduaan dengan kemesraan yang membuatnya tersenyum getir dan juga mata yang menatap sendu.
Kemarin, wisuda mereka berlangsung. Tak banyak yang terjadi. Hanya orang tua mereka bertiga ikut berkumpul, yang membuatnya canggung diantara Zurgov maupun Crescha. Namun, untungnya Gadis segera membawanya pergi dari sana.
Dan tanpa disadari, besok adalah kepergiaan Valina ke Paris. Melanjutkan kuliahnya disana. Meninggalkan semua kenangan yang ada disini.
Malamnya, sebelum ia pergi ke rumah Gadis untuk menginap untuk semalam sebelum akhirnya pergi, Mamanya kembali menanyakan kepergiannya. "Kamu yakin akan pergi ke Paris?"
Valina mengangguk dan tersenyum. "Iya Ma. Val kan sudah ngomongin ini tiga bulan yang lalu. Gak mungkin Val batalin kepergian Val, apalagi udah persen tiketnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Cinta (Our Promise)
Fiksi Remaja[Completed]✓ "Sakit hati butuh dua hal, waktu dan topeng. Waktu untuk memulihkan sakit dihatinya, dan topeng untuk menutupi hatinya yang hancur." . . . . . Sahabat jadi cinta. Bukankah itu hal yang sudah biasa terjadi, jika dalam persahabatan yang t...