Happy Reading...
.
.
.Segalanya berubah setelah hari 'itu'. Hari dimana Valina memutuskan untuk putus dengan Zurgov. Merelakan cintanya, dan merana sepanjang waktu.
Saat hari pertama mereka putus, Valina dan Zurgov seperti dua orang asing. Menyapa pun terasa canggung. Bahkan Gadis bertanya-tanya dengan perubahan Valina.
"Val, kamu kenapa? Kamu ada masalah dengan Zurgov?"
Saat mereka berdua di kantin, Gadis bertanya pada Valina. Valina yang tadi akan memasukkan makanan kedalam mulutnya, terhenti mendengar pertanyaan Gadis. Ia terdiam, sampai akhirnya sendok yang ia pegang ia taruh kembali ke piring.
Valina memejamkan matanya sambil menghela nafas. Ia menatap Gadis yang saat ini menatap bingung kearahnya. "Aku putus sama Zurgov." Lirihnya.
Gadis mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mulutnya membulat berbentuk 'o'. Namun lima detik berikutnya, Gadis membelalakkan matanya, "HAH??!!"
Alhasil karena teriakan Gadis, hampir semua murid yang ada di kantin menoleh ke meja mereka, bahkan Valina bisa melihat Zurgov yang duduk bersama dengan teman-teman band-nya, menoleh kearah mereka.
Valina menaikkan telunjuknya di bibirnya, "Sstt, gak usah teriak juga". Matanya melirik-lirik kearah siswa lain.
Gadis melotot, "Ya kamu itu, kok bisa kamu putus sama Zurgov? Kalian itu udah jadi pasangan paling serasi di sekolah ini. Kalian itu juga keliatan baik-baik aja kok hubungannya. Gimana kalian bisa putus.? Cerita sama aku dong." Cerocos Gadis tanpa henti.
Valina menghela nafas, lagi. "Kita putus, ya putus. Ada alasan yang gak bisa aku katakan ke orang lain. Cukup aku, Zurgov, sama Allah yang tau. Ini jalan terbaik buat kita."
Gadis menggelengkan kepalanya, tak percaya. "Kalian itu ada masalah apa, sampai jalan terbaik kalian itu harus putus? Kamu harusnya jangan gegabah buat keputusan Val, semua masalah pasti ada jalan keluarnya."
Valina memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya menatap Gadis lagi, "Masalah kita hanya ada satu jalan keluar. Kita putus. Dan itu udah terjadi, kita gak bisa merubah apapun lagi. Kita sekarang hanya sebatas sahabat, gak lebih."
"Tapi Val.."
"Udahlah Dis, jangan buat aku meragu sama keputusan yang aku buat sendiri."
Setelah mengatakan itu, Valina bangkit dari duduknya. Saat ia membalikkan badannya, tanpa sengaja ada yang menabraknya.
Pyaar!!
Valina membelalakkan matanya, menatap bajunya yang sekarang sudah kotor karena orang yang menabraknya membawa gelas berisi jus yang tumpah ke seragamnya. Ia menatap orang yang membuat bajunya seperti ini.
Valina mengerutkan keningnya. Ia tak mengenal gadis didepannya. Ia melirik badge kelasnya. Oh, adik kelas, pikirnya.
Gadis itu mendongak menatap Valina, "Maaf kak, gue gak sengaja. Gak liat kalo ada kakak."
Valina mengangguk. "Nggak apa-apa, maaf juga jus kamu jadi jatuh."
Gadis itu hanya mengangguk. "Permisi kak, sekali lagi minta maaf." Setelah itu gadis itu pergi melewati Valina.
Gadis yang sedari tadi sudah berdiri dari duduknya, mendekati Valina. "Val, baju kamu kotor. Kita ke kamar mandi yuk, bersihin seragam kamu."
Setelah itu mereka berdua pergi dari kantin. Namun, sebelum mereka keluar, Valina menyempatkan diri untuk melirik Zurgov. Yang ternyata, Zurgov sedang menatap kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Cinta (Our Promise)
Ficção Adolescente[Completed]✓ "Sakit hati butuh dua hal, waktu dan topeng. Waktu untuk memulihkan sakit dihatinya, dan topeng untuk menutupi hatinya yang hancur." . . . . . Sahabat jadi cinta. Bukankah itu hal yang sudah biasa terjadi, jika dalam persahabatan yang t...