11

975 32 0
                                    


Alena hanya melihat kepergian Vino yg terus menghilang dari pandangan nya. Dan Alena masih memikirkan apa yg d maksud Vino tadi. Lupa? Alena tidak lupa dirinya, nama dia vino, nama panjang nya Arnovino Mhedenson lahir d bulan Agustus tanggal 11 dan sekarang ia berumur 17 tahun. Dia adalah teman sekelasnya. Memangnya Alena pula tentang apa?.

"Maksudnya apa sih Vin? Gue gak ngerti. Harus nya Lo itu jelasin ke gue, bukanya malah pergi gitu aja." Ucap Alena kesal. lalu Alena memutuskan untuk kembali lagi ke kelasnya, takutnya ada guru karena sekarang sedang pelajaran bahasa Indonesia, dan gurunya terkenal tegas dan di siplin terhadap waktu. Jadi kalau Alena telat bisa bisa dia d hukum untuk menulis puisi d tengah lapang upacara. Setelah sampai d kelas, ternyata menang benar guru bahasa itu sudah duduk d kursi guru.

"Permisi pak, maaf saya telat" kata Alena sopan

"Kamu abis dari mana?" Kata guru itu, pak Arifin namanya.

"Itu a...a...anu pak saya abis dar-"Alena tak sempat melanjutkan kata katanya karena perkataan nya d potong telah seseorang yg tiba tiba muncul.

"Maaf pak, tadi dia abis saja ajak ke kantin, awalnya dia gak mau, tapi karena saya memaksanya dan menarik tangannya, akhirnya dia terpaksa mau mengantar saya. Tapi waktu sampai d kantin dia langsung lari ninggalin saya pak, karena dia ingat kalau sekarang ada pelajaran bahasa. Gitu pak ceritanya, jadi ini salah saya" jelas laki laki itu. Alena yg mendengarnya pun hanya menatapnya heran dan melongo. Karena dia tak tadi kantin bersama dirinya.

"Vino, Vino. Dasar kamu ya. Tapi kamu gak ngarang cerita kan?" kata pak Arifin sambil bertanya pada Vino. Ya laki laki yg tiba tiba datang itu Vino.

"Bener kok pak, kalau gak percaya tanya Alena aja" kata Vino sambil menunjuk ke Alena, sambil memberikan kode supaya Alena menjawab 'iya'.

"I...i..iya pak." Kata Alena ragu ragu.

"Ya sudah Alena sekarang kamu duduk. Dan kamu Vino, sekarang kamu ambil buku kamu dan pergi ke lapangan upacara, bikin puisi tentang sebuah persahabatan, sebanyak 5 bait." Suruh pak Arifin. Alena yg mendengar perkataan pak Arifin, merasa kasihan kepada Vino. Karena gara gara Alena Vino harus d hukum.

"Tapi pak, saya kan udah jujur sama bapak." Tolak Vino.

"Tak ada tapi tapian" jawab pak Arifin.

"Emm, pak ini kan bukan sepenuhnya salah Vino, kenapa cuma Vino aja yg hukum?" Bela Alena.

"Kamu gak salah Alena, karena tadi kamu hanya d paksa oleh Vino. Sekarang kamu duduk saja." Suruh pak Arifin.

"Loh pak, harusnya Alena d hukum juga dong pak, kan Alena juga telat masuk kelas bapa" kata Vera yg tak rela kalau Alena tidak d hukum.

"Gpp pak, Alena jangan d hukum biar saya saat ygd hukum" sela Vino.

"Duh bapa jadi bingung. Ya udah deh, supaya adil kalian gak usah d hukum saja." Kata pak Arifin yg bingung karena pendapat dari murid muridnya berbeda beda.

"Loh pak, ko gitu sih itu gak adil namanya. Kalau telat ya harus d hukum. Itu udah peraturan bapak kan" sela Meta.

"Ya sudah kalian berdua saya hukum. Cepat pergi ke lapangan upacara. Jangan pergi dari sana sebelum pelajaran bapa selesai." suruh pak Arifin.
Akhirnya Alena dan Vino pun d hukum d tengah lapangan upacara untuk membuat puisi. Karena Alena memang anak yg pandai berimajinasi, jadi dia agak cepat untuk membuat sebuah puisi.

"Duhh, kok susah sih bikin puisi" teriak Vino yg frustasi karena ia memang tidak bisa membuat puisi, apalagi tentang persahabatan. Tetapi Sajang salah, kalau Vino d suruh membuat puisi tentang cinta, dia paling jago.

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang