12

1K 32 2
                                    

Flashback on

Sewaktu Alena masih SMP kelas 8, Alena satu kelas dengan Arvov (mungkin sekarang Vino). Bisa d bilang Alena memang dekat dengan Arvov, namun hanya sebatas teman sekelas saja tidak lebih.

"Al, kmu gak malu temenan sama aku?" Tanya Arvov d kelas, yg memang kebetulan Alena duduk d belakang arnov.

"Malu? Kenapa harus malu?" Tanya balik Alena dengan heran

"Tau tuh si Arvov. Kenapa harus malu coba" saut Dhira

"Ya kan aku culun.aku lemah. Terus aku juga gak ada yg nemenin. Yg duduk sama aku aja kayanya gak suka ngeliat aku. Tapi kalian berdua mau temenan sama aku" jelas arnov.

"Arnov, denger ya. Aku sama sekali gak malu temenan sama kamu. kamu orangnya baik, cerdas, terus kamu temenan gak pilih pilih" jawab Alena sambil memegang bahu arnov. Mendengar kata itu arnov hanya bisa senyum senyum saja.

"Aku gak pilih pilih teman karena memang aku menyadari diri aku sendiri" kata arnov

"Udahlah ov, jgn d bahas. Yg penting kita temenan iklas. Iya gak?" Tanya dhira kepada Alena dan arnov. Dan mereka berdua hanya mengangguk ngangguk saja.

Beberapa bulan terus berlalu. Arvov, Alena dan Dhira selau menjadi teman baik. Mereka selalu bergembira bersama dan susah bersama. Tak ada satupun d antara mereka yg menyesali pertemanan itu.

"Emmm. Alena, Dhira, aku mau ngomong sesuatu sama kalian" kata arnov serius

"Mau ngomong apa ov?" Tanya Alena

"Emmm... Aku mau pergi" jawab arnov

"Hah pergi?" Tanya Dhira memastikan

"Iya Al, dhir. Aku mau pergi"

"Mau pergi kemana?" Tanya Alena

"Ke Belanda" jawab arnov sedih

"Hah? Belanda?" Kata Alena dan Dhira bersama.

"Iya. Ayahku d pindahkan kerja oleh perusahaan nya ke Belanda. Jadi mau tak mau aku dan ibuku harus ikut bersamanya." jelas arnov sedih.

"Jadi kamu gak akan sekolah d sini lagi?" Tanya Alena sedih. Dan arnov hanya menjawabnya dengan anggukan kepala

"Maaf ya. Dan terima kasih kalian telah mau menjadi temanku selama ini" kata arnov.

Alena yg tak kuasa menahan air mata, ia pun langsung saja bangkit dari tempat duduknya dan pergi ke toilet.

"Kenapa sih arnov, Lo harus pergi? Gue gak mau kehilangan Lo." Katanya sambil menangis d kamar mandi.

Kalau boleh Alena jujur, Alena memang sudah menyukai arnov dari dia pertama kali masuk SMP kelas VII. Karena waktu dia pertama kali masuk SMP dia memang sudah dekat sama arnov.

Di sisi lain-

"Arnov, kenapa Lo harus pergi?" Tanya Dhira

"Kan udah aku jelasin tadi, aku ikut sama ayah dan ibuku. Itupun terpaksa dhir" jawabnya sendu

"Karena Lo mau pergi Alena jadi sedih kan. Termasuk gue"

"Sorry dhir, gue gak bermaksud buat bikin kalian sedih. Tapi, mau gimana lagi" jawab arnov semakin sedih.

Tak lama Alena pun datang kembali ke kelas sambil menundukan kepalanya. Dan dia langsung duduk d tempat duduknya.

"Al, kamu gpp?" Tanya arnov. Dan Alena hanya menganggukan kepalanya saja.

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang