14

1.1K 33 3
                                    

"Alena! Alena! Lo udah pacaran ya sama davano? Kapan lo jadiannya? Kok lo gak cerita sih sama gua? Kok lo bisa sih jadian sama dia, katanya Lo gak suka sama dia kok lo jadian sih sama dia?" Alena pikir pagi ini akan menjadi pagi yg menyenangkan bagi dirinya, namun dugaan Alena salah. baru saja sampai d kelas ia sudah dikagetkan oleh temen sebangkunya ini.

"Duhh Dhira, gue itu bukan artis jadi nanya nya jangan banyak banyak, gue pusing harus jawab yg mana dulu" jawab Alena sambil duduk d kursinya.

"Lo jadian sama davano?" Kini Dhira bertanya tanpa ekspresi di wajahnya, jelas itu membuat Alena bingung

"Iya"

"Kenapa lo bisa jadian sama dia? Katanya lo gak suka sama dia, gimana sih?"

"Ya gue emang gak suka sama dia, ahh engga, belum suka maksudnya" jawabnya seakan akan ia yakin kalau bakal langsung suka sama davano.

"Belum, lo bilang? Alena cinta itu gak semudah yg lo bayangin, lo sekarang lagi suka sama Vino, tapi lo pacaran sama davano berharap lo bisa lupa sama vino dan langsung suka sama davano. Al, kalau lo mau lupain Vino lo gak boleh pake orang lain kaya gini semuanya akan sia sia." Jelas Dhira menasehati sahabatnya ini

"Iya gue tau, gue salah. Tapi gue juga gak tau Dhir harus gimana lagi supaya bisa lupa sama vino." Ucap Alena sedih

"Udahh udah lo gak usah sedih gitu, semuanya udah terjadi, mau gimana lagi? Lo jalanin aja deh" Dhira mengalah demi kebagian Sabahat nya ini



___//////////___


Kring kring

Bel istirahat pertama berbunyi, semua murid berlomba untuk mendapatkan makanan di kantin.

"Alena, pacar lo nyariin" pastinya Alena kaget dong mendengar itu, pacarnya nyariin dia, Dan anak sekelas tau kalau misalnya Alena punya pacar. Dann yg bikin kagetnya lagi, yg memanggil Alena barusan itu Vino. Yaa Arnovino mhedenson. Tunggu tunggu kenapa Vino bisa tau kalau devano pacaran sama Alena, yg membuat Alena kaget ternyata itu.

"Hah? Ehh iya makasih" jawab Alena tegang dan langsung keluar selas sambil menarik Dhira. Ketika Alena dan Dhira keluar kelas, Alena tak sengaja melirik vino sekilas dan vino juga sedang menatap Alena tanpa ekspresi.

"Ada apa?" Tanya Alena ketika ia ada dihadapan davano.

"Yu ke kantin bareng aku" jawab davano mengajak Alena ke kantin sambil menarik tangan Alena.

"Aku sama Dhira aja" jawab Alena seraya melepas tangan davano.

"Yaudah, Kita bareng aja ke kantinnya bertiga" ucap davano. Akhirnya, Alena terpaksa istirahat bareng sama davano. Ketika ingin pergi ke kantin, davano kembali memegang tangan alena untuk d gandeng, namum Alena selalu menepis tangannya davano.

"Kenapa sih Al?" Tanya davano karena dari tadi tangan davano selalu di tepis

"Engga kenapa napa, banyak orang gak enak diliatnya" jawab Alena dengan hati hati agar tidak menyakiti perasaan davano

"Baru mau berangkat aja gua udah jadi nyamuk gini, gimana nanti kalau udah sampe kantin?" Mendengar Dhira ngomong gitu, Alena langsung menginjak kaki Dhira, dan menatapnya dengan sedikit melotot, pertanya kalau Dhira gak boleh ngomong gitu.

Tanpa mereka sadari, Vino yang tadi nerada di ambang pintu terus memperhatikan mereka bertiga dari tadi dengan wajah tanpa ekspresi dan sulit di artikan.

Dan suasa di kelas menjadi ribut, apa lagi si lambetura, Vera sama Nia. Duh mereka paling heboh.

"Ehh gays, kalian nyangka gak sih kalau si Alena cupu itu punya pacar" ucap Nia seakan akan ingin menggosipkan Alena.

"Yaudah sih biarin aja, kenapa sih emang, ko lo kaya gak suka gitu sih?" Sewot meta.

"Ya engga gitu juga. cuma gue heran aja gitu, kok Alena cepet banget ya dapetin pacarnya, perasaan gue gak pernah liat dia pdkt atau semacamnya." Jelas Nia heran

"Udah deh Nia, nih ya saran gue mending lo cari pacar deh daripada lo sirik mulu sama Alena" sindir meta.

"Tapi meta, apa yg di bilang Nia ada benernya juga. Dia cupu, di kelas juga dia cuma diem aja, tapi dia bisa punya pacar." Saut Vera, membela Nia.

"Kalian itu curiganya berlebihan tau gak. Tapi kalau gue perhatiin ya, Alena emang cantik kok, dia juga lumayan pinter, ya wajar sih kalau dia punya pacar. Kalian tuh, cuma sirik ke Alena" jelas meta dengan watados

"Lo sebenernya bela siapa sih, bela gua sama Nia atau bela si Alena?" Tanya Vera dengan nada tinggi.

"Hehe. maaf, kan gue cuma ngejelasin doang ke kalian. Kalau kalian gak mau kalah sama Alena, mending kalian cari pacar deh" celetuk meta.

🌸🌸🌸🌸

"Gue udah bilang kan sama lo, elo sih kagak percaya sama gue, nyesek kan lo?" Sindir heru pada Vino. Mereka sedang berada di kantin sekarang, sedang melihat orang yang sedang pacaran.

"Lo tau apa tentang gue?" Vino balik tanya ke Heru tanya melepas pandangan nya yg sedang melihat orang pacaran.

"Lah, bukanya lo suka ya sama Alena" jawab Heru dengan santai. Memang dari tadi Vino sedang memperhatikan Alena dan devano, oh iya jangan lupakan Dhira yg sedang menjadi obat nyamuk.

"Gak usah sok tau lo" jawab Vino memalingkan mukanya, yang tadinya melihat Alena dan davano, sekarang ia menatap Heru.

"Eh woy! Kenapa jadi gue yg ditinggalin." setelah itu Vino langsung pergi begitu saja.

Sementara itu, Alena, Dhira dan Davano sedang makan makanan yg tadi mereka pesan dengan tenang tanpa pembicaraan.

"Alena, nanti pulang sekolah gue anterin ya, lo mau kan?" Setelah lama hening, akhirya davano buka suara.

"Tapi aku kayanya di jemput deh" jawab Alena

"Al, please!" Davano memohon sambil memegang tangan Alena. Jadi posisi mereka itu, davano duduk sendiri, terus Alena sama Dhira ada di hadapan davano.

"Nanti aku kabarin lagi deh" jawab Alena sambil melepaskan tangan davano tadi.

"Aku sama Dhira duluan ya!" Pamit Alena. Lalu Alena pergi dari hadapan davano, davano hanya menatap punggung Alena dengan nanar.

Di kelas

Alena memasuki kelas bersama Dhira, seketika semua pandangan tertuju padanya. oh tidak semuanya, karena Vino tidak memalingkan wajahnya dari layar handphone.

"Alena! Lo pacaran yaa" goda Vera menghampiri trmpat duduk Alena, dengan nada sok akrab.

"Kenapa ya?" Tanya Alena hati hati

"Kok nanya 'kenapa' sih. Lo harusnya teraktir kita dong! Ya bisa di bilang pj lah, pajak jadian biasa" saut Nia mengikuti Vera.

"Hah? Pj?" Tanya Alena bingung

"Iya. Lo harus traktir kita di cafe. Nanti biar gue sama Vera yg milihin cafe paling bagus di kota ini! Lo sekarang tinggal duduk manis aja ya, nanti biar gue sama Vera juga yg ngasih tau anak anak lain, kalau lo mau traktir kita pulang sekolah!" Jawab Nia dengan tingkah sok akrab nya itu. Sebenarnya, dari tadi Alena juga aneh dengan sikap Nia dan vera, karena mereka memang jarang banget ngobrol baik baik kaya tadi.

"Tapi ak-" belum selesai Alena bicara, ucapan lebih dahulu di potong oleh Vera

"Udah Alena, lo gak usah ngerasa ngerepotin orang. Lo sama sekali gak ngerepotin kita kok" kata Vera, memotong ucapan Alena.

"Bukan gitu, tapi ak-" lagi lagi Alena belum sempat melanjutkan ucapannya, Vera dan Nia keburu pergi dari tempat duduknya.

"PERHATIKAN! PERHATIAN!"

"Jadi di kelas kita kan ada yg baru pacaran nih, dan katanya dia mau traktir kita loh di cafe terkenal di kota ini!"


























Hai hai!
Gimana ceritanya? Maaf ya kalau kurang seru. Kalian boleh komen kok kalau dalam ceritanya ada yg salah salah. Enjoy and happy reading:)
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak✨

Jangan lupa vote✨

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang