16

693 30 10
                                    

"Biar gue ajaa. Berapa mba semuanya?" Ucap seseorang dari arah pintu masuk.

"Rp.350.000" jawan pelayan. Lalu dia memberikan 4 lembar uang kertas seratus ribuan kepada pelayan itu.

"Ambil aja mba kembaliannya"

"Terima kasih"

"Davano, kok kamu bisa d sini?" Tanya Alena heran mengapa pacarnya ini bisa mengetahui keneradaannya, padahal dia tidak memberi tahunya.

"Harusnya aku yg tanya sama kamu, kenapa kamu d sini gak bilang lagi sama aku" jawab davano dengan nada khawatir. Dan Alena hanya bisa diam, karena ia tahu kalau d sini ia yg salah.

"Yaudah, ayo pulang" ajak davano sembari menarik tangan Alena.

"Eh gak bisa gitu dong, dia kan berangkatnya sama gue, pulangnya juga harus sama gue" larang Vino.

"Kayanya bakal seru nih" bisik Heru pada Zio. Dan Zio menanggapinya hanya dengan anggukan ringan.

"Gue pacarnya! Mau apa lo?" Saut davano dengan penuh penekanan. Dan langsung menarik Alena keluar dari cafe tersebut.

"Terus gue gimana Alena? Pulang sendiri dong gue" ucap Dhira yg sedih d tinggal sahabatnya.

"Lo pulang bareng gue aja, ada yg mau gue omongin" ajak Vino. Dan Dhira hanya ngikut aja.


______/////______


"Dav, kita gak usah pegangan tangan ya gak enak d liatin banyak orang." Ucap Alena yg sedang berada d area parkir. Dia tidak nyaman kalau tangannya terus menerus d pegang oleh davano, makanya ia lepas.

"Gak enak kenapa sih emang? Gpp kali" ucap davano yg langsung menggenggam tanganya Alena, lagi.

"Aku gak biasa kaya gini" Alena langsung melepaskan tangannya lagi. Ia merasa davano terlalu lebay, lagian tanpa d genggam pun, Alena tidak akan kemana mana.

Setelah itu mereka langsung menaiki motor milik davano. Tidak ada perbincangan dalam perjalanan menuju ke rumah Alena. Mungkin davano yg sibuk fokus untuk memperhatikan jalan, dan Alena yg sibuk dengan pikiranya sendiri.

"Makasih ya dav, udah nganterin aku pulang" kata Alena dengan senyuman d bibir tipisnya.

"Iya sama sama. Yaudah kalau gitu aku langsung pulang ya" pamit davano. Dan Alena menjawabnya hanya dengan anggukan saja.





______/////______



Sebuah motor sport memasuki pekarangan sekolah, yang dikendarai oleh seorang laki laki yang membawa kekasihnya. Siapa lagi kalau bukan Davano dan Alena. Ya, mereka berangkat ke sekolah bersama hari ini.

"Ayo Al!" Ajak davano sambil menggandeng tangannya Alena. Namun Alena selalu menolaknya dengan alasan malu.

"Gak usah pegangan ya dav, malu ini kan d sekolah" tolak Alena.

"Yaudah iya, kalau gitu aku anterin sampe depan kelas ya, ayo!".

Mereka sudah sampai di depan kelas Alena. Banyak sepasang mata yang melihat kedekatan mereka, terutama Nia, Vera dan Meta.

"Aku, masuk ya!" Kata Alena yang langsung masuk ke dalam kelas.

"Gak sekalian di anterin sampe duduk!" Nyinyir Nia yang sedang duduk d bangku kelas sambil memainkan hp.

"Heh Nia, kenapa lo nyinyir gitu, kemaren kan lo udah du traktir makan sama mereka. Oh, atau jangan jangan lo cemburu?" Kali ini bukan Dhira yang membela Alena, namun Fanya. Ya, Fanya sudah muak dengan kelakuan Nia dan teman temannya.

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang