Sebelum baca tolong vote, karena kalau kalian vote, kalian adalah pendukung yang mengharapkan karya-karya indah di dalam sebuah cerita pada Wattpad
Enjoyyyyy
Bolos adalah kebiasaan anak nakal, duduk di kantin dengan isapan rokok adalah surga dunia, dan harus bisa kompromi dengan ibuk kantin agar tidak dikadukan ke guru BK, caranya hanya satu yaitu menyogok sedikit dan aman.
Itu adalah yang selalu Andovi lakukan dengan Alan, seperti sekarang mereka merokok di belakang kantin, bukan di kantin belakang yang sudah banyak guru yang tahu tempat tongkrongan itu.
"Anak baru di kelas Raquel itu aneh." Ujarnya tanpa hujan tanpa angin.
Alan menoleh, menghisap rokok yang terselip di jemarinya, "aneh?" Beonya.
Andovi mengangguk, ekspresi Jingga yang tiba-tiba hangat dan tiba-tiba datar itu berhasil mencuri perhatiannya, apalagi saat gadis itu tidak mengacuhkan Andovi.
"Spesial. Jingga itu kayak cewek datar tanpa ekspresi yang padahal hangat banget, nggak mungkin kan anak pinter di DO sama sekolah?"
"Lo tahu dari mana dia pinter? Cenayang?"
Andovi terkekeh, membuang puntung rokoknya semabarang tempat, "Raquel yang bilang, lo nggak denger tadi? Game mulu sih."
"Eh beneran? Celoteh Raquel mah nggak pernah gue lewatin, tapi tadi emang gue nggak ngeh." Balas Alan ikut membuang puntung rokoknya.
Setelah itu, mereka berdua memasang hand and body ke tangan dan beberapa sisi tubuh agar bau asap rokok tidak terbau oleh guru.
Andovi memilih masuk ke kantin sebelum ke kelas, tiba-tiba perutnya keroncongan, sedangkan Alan memilih dahulu ke kelas agar tidak dikira guru bolos samaan dengan Andovi.
"Kayaknya kita jodoh deh, udah dua kali dalam sehari ini kita ketemu, yang ke tiga kali pasti lo jodoh gue." Celetuk Andovi saat melihat wajah datar telah berada di dalam kantin.
Jingga, gadis itu tetap diam dan datar. Setelah mengambil kembalian duitnya dari pedagang kantin, gadis itu pergi meninggalkan Andovi.
Andovi mengikuti Jingga, berjalan beriringan dengan gadis itu sambil bersenandung ria hingga Jingga berhenti dan menatap Andovi tajam.
Andovi tetap dengan senyumnya, jika dibuatkan komik sekarang Jingga berada pada kutub es yang dingin berwarna biru, sedangkan Andovi di sisi tropis dengan warna orange, sangat bertentangan.
"Lo kenapa ngikutin gue?" Tanya Jingga masih dengan wajah datarnya, namun senyuman yang mengembang di wajah Andovi benar-benar membuatnya frustasi, ada apa dengan cowok ini?
"Terserah gue dong, kan gue yang punya badan, punya kaki, dan punya tubuh, kenapa elo yang—"
Ucapan Andovi terhenti karena Jingga tak memghiraukannya dan lebih memilih untuk pergi.
Andovi mengamati punggung yang perlahan menjauh itu, senyumannya kembali mengembang, "kalau gue deketin dikit lagi, mungkin lo bakal klepek-klepek."
***
"Gimana sekolah baru kakak?"
Jingga tersenyum, ia merebahkan tubuhnya di ranjang dengan ponsel yang melekat di telinga.
"Biasa aja, lo gimana? Udah jadian sama Tobing?"
"Belum, susah di genggam dia kak, hm, kak Jingga beneran nggak apa disana? Apa perlu aku juga tinggal disana?"
"Nggak usah Ata, anak manisnya Mama Vita, udah lo temenin Mama Vita aja, disini ada nenek sama kakek kok," balas Jingga berusaha membujuk Ata yang ngotot ikut ke Bukittinggi.
"Liburan semester pokoknya Ata datang, Kak Jingga udah dapat gebetan belum?" Goda adik kelasnya di SMA Jakarta dahulu.
"Gebetan? Gila lo? Malahan gue dapat banyak musuh plus pengganggu," jawab Jingga menggebu-gebu, bahkan wajahnya memerah menahan emosi yang siap meledak-ledak.
"Cewek apa cowok tuh yang ganggu?" Kepo Ata lagi sambil terkekeh geli.
Jingga geram, tanpa sadar gadisnitu membayangkan wajah Andovi yang mengganggunya, ia ingin sekali melenyapkan cowok itu, namun ia masih tahu batasan, "cowok, gatel banget."
"Semoga langgeng ya kak."
"Heh langgeng maksud lo? Langgeng berantem sama dia?"
"Langgeng cakar-cakaran, terus ntar masuk BK, ada kisah cinta yang terpendam, lalu nikah deh,"
"Matahari! Lo gila beneran? Sumpah." Amuk Jingga kesal.
"Siapa namanya?"
"Kepo lo!"
"Pengen tahu aja kak, siapa calon kakak ipar aku itu," goda Ata lagi.
"Gue matiin nih," setelah mengatakan itu, Jingga langsungmengklik icon merah pada touchscreen nya.
Jingga kesal, namun ia juga memikirkan apa yang diucapkan Ata, dahulu ia dengan Sakudra juga sering bertengkar lalu menjadi cinta, tidak! Jingga tidak mau lagi cinta-cintaan anak SMA, ia kapok jika harus ditinggal dan menangis lagi.
Satu cara agar ia tidak menarik perhatian cowok itu, buat cowok itu ilfeel kepadanya, itu mungkin bisa membantu, Jingga akan mencobanya.
***
Doakan Jingga bisa ya manteman, Jingga butuh dukungan.
Ayooo klik vote(spasi)koment+follow, kirim ke caoktrsa akun wattpad.
Makasih atas dukungannya.
SAYA AKAN LANJUT JIKA KALIAN MAU MEMBACA CERITA SAYA YANG IKUT KOMPETISI WISH SERIES YANG JUDULNYA SEHANGAT MENTARI,JIKA KALIAN BACA DAN BANYAK YANG VOTE SAYA LANGSUNG UPDATE JINGGA, TAPI JIKA TIDAK ADA, YA SAYA NGAMBEK DULU, OKEYYY?
ENJOY
hiuhiuhiu.
Byebyee
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga dan Semesta (END)
Roman pour AdolescentsTAMAT sequel by Jingga di Samudra Jingga memilih pindah sekolah setelah kepeninggalan Samudra, ia memilih Bukittinggi sebagai tempat tujuannya. Disana, Jingga bersama neneknya. perjuangan sekolah Jingga begitu berat, Jingga yang pendiam dianggap mur...