Episode 34

1.9K 212 6
                                    

Mereka memilih dua mobil yaitu mobil Bromo yang dikendarai oleh Andovi dan mobil Ary yang dikendarai oleh Marvin.

17.12, mereka sampai di pemakaman dan berhenti di sebuah makam bermarmer merah tua, bertuliskan nama SAMUDRA PUTRA, Jingga menggenggam erat tangan Andovi, ia berjalan sangat lambat membuat Andovi membantu gadis itu berjalan.

Teman-teman Jingga dengan sabar menunggu Jingga berjalan dari belakang meski mereka merasa ini terlalu lama, Jingga berhenti lalu menatap ke arah bola mata Andovi, ia menggeleng namun Andovi tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

"Mau gue gendong lagi?"

Jingga langsung menggeleng dan melangkahkan kakinya lebih cepat, ia duduk di dekat batu nisan Samudra, gadis itu mengelusnya pelan lalu menaburkan bunga yang diikuti Andovi juga sahabat Jingga dan sahabat Samudra.

Mereka memajatkan doa untuk Samudra, lalu Angel maju, "Ga, kita tunggu di mobil ya?"

Jingga mengangguk, mereka semua kecuali Andovi dan Jingga tetap berada di peristirahatan terakhir Samudra.

Jingga meneteskan air matanya tanpa ia paksa, "Semut, aku kesini, sama Semesta, namanya Andovi Semesta, mirip nama kamu ya? Tapi aku nggak suka dia karna dia punya nama mirip sama kamu kok, walaupun aku deket sama dia kayak karna nama dia punya nama mirip, hm, udah lama aku nggak kesini, bukannya aku nggak rindu sama kamu, tapi aku nggak bisa ingat-ingat lagi, tapi Semesta bilang kalau aku harus kuat karena dia ada buat aku."

Andovi sedih mendengarnya, ia yakin sekali jika Samudra pasti sangat berarti bagi hidup Jingga, Andovi juga rela dianggap sebagai Samudra asalkan Jingga bahagia dan tidak terpuruk seperti ini.

Andovi memeluk tubuh Jingga yang sudah terisak, "Udah ya, kita pulang."

Jingga menoleh lalu mengangguk, "Semut, aku pulang dulu ya, nanti aku kesini lagi, aku udah pinter sekarang, aku udah nggak males lagi."

"Bro, makasih udah jagain Jingga dulu, gue yakin Jingga sayang banget sama lo, dia nangis buat lo, makasih banyak, gue cemburu."

Jingga mencubit pinggang Andovi yang membuat Andovi meringis namun terkekeh, ia memeluk Jingga lalu menarik Jingga agar berdiri.

"Gue juga mau panggil aku-kamu sama lo, apa gue ngga pantes?"

Jingga terdiam, ia sudah resmi menjadi kekasih Andovi, maka ia berpikir tidak masalah jika ia memanggil Andovi lebih lembut.

"Pantes, kamu kan pacar aku."

Keduanya terkekeh lalu berjalan pergi dari pemakaman menuju ke teman-temannya yang tengah menunggunya.

Melihat senyuman yang terhias di wajah Jingga, mereka semua jadi penasaran, apa yang Andovi lakukan hingga Jingga bahagia lagi?

"Ayok, kita pulang, mandi, tuker baju terus ke kafe dulu yang deket sekolah, gue kangen kita yang makan disana, gue cater mesen lemon tea terus makanannya ayam goreng."

Semuanya terkekeh mendengar Jingga yang berkata panjang kali lebar, mereka bahagia jika Jingga juga bahagia, mereka jadi yakin jika Andovi memang tepat untuk Jingga, Andovi bisa merubah mood Jingga menjadi baik.

Mereka ke kafe, menikmati sore hingga malam menjemput, lalu Queena, Amanda dan Venus ikut gabung, mereka bercerita dan membuat gurauan ditambah Marvin yang tak hentinya membuat lawakan.

***

3 bulan kemudian

Jingga membuka roomchatnya, spam chat dari Andovi yang membangunkan gadis itu, hari ini adalah hari kelulusan SMA, ia akan pergi pagi ini menggukan baju putih abu-abu.

Jingga dan Semesta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang