Sorry senin kemarin ngga update, karna ada acara kelulusan, dan alhamdulillah saia lulusss
Hmm, tolong vote yaaahhh
Klik bintang di tepi bawah kiri
***
Jingga masih mencerna ucapan Andovi tadi di sekolah, ia jadi uring-uringan karena Andovi memberikan teka-teki yang sangat-sangat sulit. Apa maksudnya dengan ucapan Andovi itu? Tanpa Andovi jelaskan Jingga sudah mengerti jika ia sekarang berada dalam masalah karena membuat masalah dengan Gilly.
Tapi kenapa Gilly seperti seherpengaruh itu? Jelas-jelas sekarang alasannya itu karena Putra yang mendekati Jingga, bukan, Jingga tidak memiliki rasa kepada Putra, ia hanya membalas perbuatan baik Putra karena Putra telah berbaik hati untuk mendukungnya saat ingin ikut rapat sewaktu itu.
Glly, siapa gadis itu sebenarnya?
"Sayang, ada temen kamu di depan."
Jingga jadi paranoid sendiri, apakah itu Gilly? Atau orang suruhan Gilly yang berusaha menjebak Jingga?
"Kenapa diam? Samperin, dia yang kemarin bawa salep untuk ngobati kamu itu."
Ooh, jadi Marquel, ngomong-ngomong tentang Marquel, entah kenapa sejak mereka berpelukan kemarin, Jingga tidak melihat keberadaan Marquel setelah gadis itu bilang ingin ke toilet, Jingga juga baru merasakannya sekarang.
Jingga tersenyum kepada Siti, gadis itu bangkit dari ranjangnya lalu berlari ke lantai dasar, mendapati Marquel sudah duduk rapi di ruang tamu.
"Ke kamar aja yok Quel."
Marquel mengangguk, ia tersenyum manis kepada Siti sebelum mengikuti Jingga ke kamar gadis itu.
"Ini." Marquel memberikan buku yang dipinjamkan Jingga waktu itu, ia tersenyum kepada Jingga.
"Gue jadi ngerti kenapa lo jadi lebih introver di sekolah, kalau gue jadi lo mungkin gue bakalan menutup diri."
Jingga tersenyum mendengar penuturan Marquel, Marquel bukan hanya baik, tapinia memiliki simpatik yang tinggi dan juga bergitu manis.
"Lo habis nangis ya?" jingga menatap mata Marquel yang memerah dan terlihat sembab, "gue jadi nyesel.minjemin buku ini, emangnya sedih banget ya kehidupan gue?"
Marquel terkekeh, "lo terlalu kuat, Ga. Dari lo jauhin Samudra karena masalah teroran itu, lalu jauhin Samudra lagi-lagi dan lagi, tapi saat lo udah tahu lo harus berjuang malah Samudra yang nyuekin lo, keres amat."
Jingga terkekeh, gadis itu mungkin akan membaca ulang hasil bacaannya meski ia bakalan malu, entah kenapa Jingga merasa malu jika membaca ulang cerita yang ia buat tentang dirinya sendiri, apakah semua penulis memang seperti itu?
"Dari gadis males yang mageran, lo jadi cewek pinter yang kuat, Samudra bener-bener bisa merubah lo, Ga. Dan punya banyak sahabat yang sayang sama lo, nggak kayak gue yang bahkan nggak punya sahabat sama sekali selain Alan sama Andovi."
Jingga merengkuh tubuh Marquel, dibawanya gadis itu kepelukannya, "lo nggak usah khawatir, Quel. Gue bakalan selalu ada buat lo."
***
Setelah sekian jam, akhirnya Marquel terlihat seperti biasanya lagi, berwajah ceria dan nyinyir.
Gadis itu seolah lupa beberapa waktu yang lalu telah menangis bombay di pelukan Jingga, benar-benar aneh dan membuat Jingga penasaran.
Jingga jadi teringat akan Gilly. "Quel, menurut lo Gillu itu gimana?"
"Jangan temenan sama dia!" Balas Marquel cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga dan Semesta (END)
Dla nastolatkówTAMAT sequel by Jingga di Samudra Jingga memilih pindah sekolah setelah kepeninggalan Samudra, ia memilih Bukittinggi sebagai tempat tujuannya. Disana, Jingga bersama neneknya. perjuangan sekolah Jingga begitu berat, Jingga yang pendiam dianggap mur...