Maaf lama update
Viona sangat kesal, seragam putihnya kotor karena ada yang menjatuhkan air sirup dari lantai dua sekolah, saat Viona mendongak ia mendapatkan Meutia tengah membaca buku di atas, Viona ingin saja melabraknjika tidak mengingat jika Sandra dan Juliet menunggunya di kantin.
"Baju kamu kotor banget, Vi."
Viona mendengus, "iyanih, Meutia jumpahin sirup dari lantai dua dan kena baju saya,Juliet mana?"
Sandra mengedarkan pandangannya saat menemukan Juliet yang baru datang dengan wajah ceria, gadis itu duduk di sebelah Sandra.
"Kamu riang banget kayaknya, abis ketemu cowok ganteng yaaaa." Ledek Viona, Juliet hanya terkekeh sambil mengangguk pelan.
"Siapa?" Tanya Sandra penasaran.
"Radino."
Keduanya meledeki Juliet, setelah itu mereka menghabiskan makanannya, sambil tersenyum miris ke arah Viona.
***
"Untung kamu mau mendengar cerita saya, Meutia. Saya mau menjelaskan semuanya kepada Viona, tapi kamu tahu sendiri dia itu terlalu keras kepala."
Meutia menatap Sandra, sekarang ia mengerti mengapa Viona sangat membencinya, ini semua karena Juliet, Juliet yang telah mengadu domba Viona dengan Meutia, jika bukan Sandra yang bercerita saat berada di rumahnya sekarang mungkin ia tidak akan pernah tahu kenapa Viona begitu benci kepada dirinya.
Meutia menatap Marquel yang duduk di sebelahnya, gadis itu mungkin bingung sekaligus heran mengapa Sandra dan Meutia sangat akrab.
"Dokter Sandra ini temen Mama, waktu di rumah sakit kemarin kan ada Dokter Sandra, kamu nggak lihat?"
Marquel menggeleng, "nggak, aku fokus sama mamanya Jingga yang marah-marah sih."
Keduanya terkekeh, "ini siapa?" Tanya Sandra.
Marquel dan Meutia menatap seorang cowok yang ditunjuk Sandra, Meutia tersenyum, "ini temennya Andovi, Alan."
Alan mengangguk, Sandra juga ikut mengangguk, "saya beneran nggak tahu kalau Andovi itu anak kamu, Andovi ini sakit psikis, Dovi trauma masa lalu, kamu nggak pernah tahu?"
Meutia menggeleng, "saya jarang di rumah." Wanita itu menunduk sedih, "apa Dovi bisa sehat?"
"Dovi pasti bisa sehat asal dia nggak ngelihat pisau, pisau dapur terutama, saya juga sudah bilang ke pembantu kamu kalau setiap setelah masak harus nyimpen pisau dapur, karena Dovi gabakalan histeris kalau nggak dipancing. Dovi juga nggak perlu setiap hari minum obat, obatnya Andovi itu cuma buat nenangin dia yang lagi histeris."
Meutia mengangguk, "terima kasih, Sandra."
"Sama-sama, saya izin pulang karena masih ada kerjaan, kalau ada apa-apa sama Andovi kamu bisa telepon saya."
Meutia mengangguk, lalu mengantarkan Sandra sampai halaman depan rumah, Sandra masuk ke dalam mobilnya lalu melaju meninggalkan rumah Meutia.
"Dokter Sandra itu, siapa ma?"
Meutia menoleh ke arah Marquel, ia berjalan ke dalam rumah dengan Marquel dan Alan yang mengikuti dari belakang.
"Dulu, Sandra itu punya geng, gengnya itu ada Viona sama Juliet, mereka geng paling rame di sekolah, Viona itu yang paling cantik dan baik hati, mama nggak tahu ceritanya kenapa jadi mama yang di kambing hitamkan, tapi dari cerita Sandra tadi mama ngumpulin kalau Juliet iri sama Viona lalu merebut semua milik Viona dengan cara halus dan seolah-olah mama yang ngerjain.
Waktu itu, sehari sebelum Viona milih pindah ke Jakarta, mobil mama di dibegal orang, waktu mama ngadu ke kantor polisi, mama malah di tangkap dengan kasus kecelakaan yang direncanakan, disana Viona datang sama Oma Siti dan Opa Motu, Viona marah-marah ke mama bilang kalau mama udah ada rencana nabrak dia, mama nggak tahu, mama mau jelasin tapi Viona nggak pernah mau dengerin, mama dibebasin karna memang nggak ada bukti, besoknya Viona pindah ke Jakarta dan baru sekarang mama ketemu lagi sama dia."
Marquel memeluk Meutia, beban Meutia terlalu berat jika dipikir-pikir, jika Marquel berada di posisi itu mungkin Marquel nggak akan kuat, Alan juga berpikiran sama, ia tak akan bisa sekuat Meutia sekarang.
"Terus Juliet itu dimana sekarang?" Tanya Alan.
"Juliet tetep temenan sama Sandra, memanfaatkan Sandra dengan kepandaiannya, Juliet itu bukan orang kaya kayak Viona, sikapnya yang terobsesi dan selalu iri hati bikin dia selalu memanfaatkan orang lain, mama juga nggak tahu kalau Juliet dalang semua ini."
"Mungkin dia juga tuh yang begal mama sama yang udah mau nabrak tante Viona."
"Ssstt, jangan nuduh orang kayak gitu."
"Oh jadi karena itu mamanya Jingga marah sama Mama?"
Ketiganya menoleh ke arah suara, disana Andovi berdiri dengan baju kaos lusuh yang belom diganti dan telah terkena keringat semalam. Meutia berdiri, mendekati Andovi lalu memeluk anaknya.
"Maaf karna masa lalu mama, kamu yang jadi getahnya."
Meutia merosot, memeluk kaki Andovi yang membuat Andovi langsung menarik tubuh ibunya ke dalam pelukannya. "Mama nggak salah, maafin Andovi yang nggak pernah ngerti mama dan selalu nyalahin mama kalau mama jarang dirumah, Andovi sayang sama mama."
Meutia menangis tersedu-sedu dalam pelukan Andovi. "Maaf mama nggak bisa jadi yang terbaik untuk Dovi."
Andovi memeluk Meutia lebih erat, "mama nggak perlu minta maaf."
"Dovi jangan kuat-kuat, kamu bau banget."
Andovi refleks melonggarkan pelukannya, menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Dovi mandi dulu."
***
![](https://img.wattpad.com/cover/184245000-288-k362132.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga dan Semesta (END)
Roman pour AdolescentsTAMAT sequel by Jingga di Samudra Jingga memilih pindah sekolah setelah kepeninggalan Samudra, ia memilih Bukittinggi sebagai tempat tujuannya. Disana, Jingga bersama neneknya. perjuangan sekolah Jingga begitu berat, Jingga yang pendiam dianggap mur...