Setelan kaos oblong yang dipadu dengan celana jeans membuat penampilan Putra bertambah manis di mata Gilly, cowok itu datang ke rumahnya, mengajak Gilly makan dan Putra dengan senang hati menyuapi gadis itu.
Tangan Gilly yang penuh darah telah di perban oleh Putra, mata Gilly yang sembab dielus oleh Putra tadi setelah memerban tangan Gilly, sekarang coba jelaskan bagaimana bisa Gilly mau kehilangan Putra? Cowok yang benar-benar peduli dengannya?
Putra berdiri, "lo tunggu disini, gue letak piring dulu."
Gilly mengangguk patuh, ia duduk di sofa dengan wajah cerianya, bahkan lupa akan ambisinya untuk menghancurkan Jingga.
Putra kembali, cowok itu memberikan kantong minimarket ukuran sedang kepada Gilly, "buat lo."
"Makasih." Ujar Gilly excited, gadis itu membuka kantong tersebut yang berisi banyak makanan, ia akan menghemat pemberian Putra ini, jika perlu ia akan memajangnya saja di kamar.
"Jangan pikir lo bakalan majang apa yang gue kasih, makan, besok-besok gue beliin lagi." Tambah Putra seolah tahu akal bulus Gilly.
Gilly cemberut, namun kepalanya tetap mengangguk.
Putra mengambil tangan Gilly yang di perban, mencium telapak tanganya yang tadi banyak mengeluarkan darah, "lo jangan nyakitin diri lo sendiri lagi."
Gilly mengangguk sambil menyodorkan cokelat kepada Putra, "tolong bukakin."
Putra mendengus, "manja." Namun cowok itu tetap membukakan kertas cokelatnya setelah mengelus pelan rambut Gilly.
"Tumben kamu baik?"
"Jadi lo kira gue jahat? Perasaan gue selalu baik deh ke lo." Balas Putra sewot.
Gilly terkekeh, "iya yah? Aku nggak nyadar."
Putra tak ambil pusing ucapan Gilly, ia menyodorkan cokelat yang telah dibukakan kertas bungkusnya.
Putra menarik kepala Gilly agar nyaman di bahunya, lalu cowok itu mengelus rambut Gilly dengan sayang, "gue nggak bakalan tinggalin lo, tapi janji jangan nyakitin diri lo sendiri, dan jangan nyakitin siapapun yang ada di sekitar gue, gue tahu lo takut kehilangan gue, tapi gue mohon jangan sakitin siapa lagi, baik diri lo sendiri maupun orang lain, gue nggak suka di kekang Gil."
Gilly mendongak menatap wajah Putra, "kamu hanya punya aku."
"Iya, gue tahu, tapi jangan bikin orang lain lenyap hanya karna lo sayang sama gue, selama gue nggak pacaran sama orang itu gue nggak bakalan ada rasa sama dia, gue mohon."
Gilly mendengus, dilingkarkannya tangannya ke perut Putra, "aku sayang sama kamu Putra, aku nggak mau kamu diambil orang lain, aku nggak mau."
"Pakek bahasa apalagi sih gue ngomong biar lo ngerti?"
"Kamu belum bilang perasaan kamu ke aku."
"Kalau gue bilang gue sayang sama lo dari awal kita kenal lo bakalan percaya? Gue yakin enggak, lo pasti bilang kalau gue jayus."
"Enggak!"
"Gue sayang sama lo, dan gue nggak suka orang yang gue sayang nyakitin orang-orang yang berada di sekitar gue, lo ngerti?"
Gilly mengangguk paham, lalu matanya mulai terlelap dalam dekapan Putra.
***
Putra
Beres 🍻Andovi tersenyum, satu masalah akan selesai, tinggal masalah kedua, yaitu Masalah Meutia dan Viona, ia akan bertanya kepada Jingga jika Jingga telah pulih ada apa dengan orang tua mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga dan Semesta (END)
Roman pour AdolescentsTAMAT sequel by Jingga di Samudra Jingga memilih pindah sekolah setelah kepeninggalan Samudra, ia memilih Bukittinggi sebagai tempat tujuannya. Disana, Jingga bersama neneknya. perjuangan sekolah Jingga begitu berat, Jingga yang pendiam dianggap mur...