bagian 15

761 90 5
                                    

'abang' suara berat khas pria paruh baya membuat seokjin memutar badanya karena dirasa dirinya dipanggil seseorang.

Irene pun ikut menghentikan langkah nya karena tangan nya sudah di genggam erat dan kuat oleh sang pacar sejak turun dari mobil.

'oh.. Heechul samchon' sapa seokjin pada seseorang yang memanggil nya, ternyata paman nya, adik bungsu dari ayah nya. Mata paman nya menatap tajam pada tangan seokjin yang masih menggandeng erat irene.

'duh, gandengan ajah kaya mobil' ledek sang paman, dengan tawa yang menggelegar membuat orang orang sekitar melirik kearah mereka.
Seokjin melirik ke arah irene yang masih setia ia gandeng, demi eksistensi di acara lamaran sepupu nya. Ternyata irene tersipu mendengar ucapan paman nya.

'haha, iya dong. Kalau gak ada gandengan lebih lebih di omongin nya kan?' tak mau kalah dengan sang paman seokjin mengeluarkan tawa khas nya. Irene hanya mengatupkan bibir nya dan menahan malu.

Betul juga kata seokjin, apalagi di acara keluarga seperti ini. Pasti seokjin jadi sasaran empuk paman bibi dan sepupu sepupu nya, mana pacar nya, mana calon nya, kapan nyusul?
Tapi dengan seokjin menggandeng sang pacar, kepercayaan diri nya meningkat seratus persen. Paling paling di tanya kapan nyusul nya? Seokjin juga udah punya jawaban kalau kalau di tanya kapan nyusul. Duh jadi pengen di umumin ajah deh kabar gembiranya.

'haha, gitu dong' sang paman dengan santai menepuk bahu lebar kim seokjin dan membisikan sesuatu pada ponakan nya membuat irene hanya menyeringit heran.

Bhaaabhaaaa..

Suara tawa kedua nya menggelegar kembali menarik atensi sekitar.

'yaudah paman masuk dulu ya. Paman masuk dulu ya cantik' di kedipkannya sebelah mata heechul samchon pada irene.

Irene menjerjabkan mata nya berkali kali saat mendapat kedipan dari paman pacar nya. Dasar paman dan ponakan sama saja. Pikir irene.
.
.

'yang, di panggil ibu' seokjin yang baru saja dari toilet berbisik pada pacar nya yang lagi asik ngobrol sama yerim dan sepupu nya.

'kenapa?' mata irene membelalak kaget, untung tidak tersedak.

'tau.. Yuk' seokjin menarik tangan irene dan menarik nya dari kumpulannya bersama sang adik.

'yang, kok ibu sama banyak orang' irene mengecilkan suaranya karena mereka hampir sampai di tempat ibunya berkumpul.

'itu semua soudara ibu dan ayah'

Gluk.
Mampus. Irene menarik dan membuang nafas nya dengam cepat.

'duh.. Jin aku deg degan'

'hahaa.. Kaya kamu ajah yang lamaran, deg degan mulu'

Pluk,
Tangan mungil irene menepuk pundak lebar sang pacar.

'itung itung latihan buat nanti pas lamaran yang'
Seokjin berbisik pada irene yang masih berjalan mengimbangi langkahnya.

'irene.. Sini nak' tak lama suara yang sudah irene hafal memanggil nya, membuatnya mencari sosok yang memanggil.

Dengan sedikit berlari kecil, irene mendekati ibu dari pacarnya dan meninggalkan seokjin dibelakangannya yang masih mengikuti.

'ini paman dan bibi seokjin, sayang' tangan sang ibu mengandeng mesra perempuan yang akan menjadi menantunya itu, membuat seokjin hanya tersipu malu.
Baru kali ini dia memperkenalkan irene pada keluarga besarnya.

'duh, cantiknya. Abang pinter ya cari calon nya' puji bibi dari kim seokjin dan diiringi tawaan tentunya dari paman dan bibinya.

Seokjin hanya memperhatikan mereka yang tengah asik berbincang tanpa perlu ikut dalam obrolan kaum hawa itu, cukup mengawasi nya dari jauh kalau kalau irene butuh bantuan dari nya.

BREAK (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang