16

2K 75 4
                                    

Ini sudah bulan ke lima, sebentar lagi akan ada hari paling penting untuknya, setelah kejadian kecelakaan itu, Revan benar benar usaha untuk mengingat sepenggal kejadian atau memori saat Ia bersama Vania.

"lo apaan si, ga usah maksain diri gua udah bilang !"

"ga usah so kuat deh. Nanti lo bakal ke inget sendiri Revan !"

"susah ya dibilangin, jangan maksain diri buat inget semua tentang kita !"

"lo kenapa sih, relain aja, ikut aja alur hidup lo !"

Itu omelan Vania yang terus Revan dengar saat Ia tertangkap basah mengerang kesakitan karena terus mencoba untuk mengingat semua macam kenangan yang Ia simpan

Tak sia sia, semua usahanya menahan rasa sakit. Tak sia sia, dia benar benar telah mengingat semua itu. Semua kenangan, semua kejadian, semua memori yang Ia lupakan, kini telah kembali.

Ini sudah tanggal 13 Mei, besok sudah memasuki tahun ketiganya dengan Vania, Revan sadar Ia masih terlalu muda untuk keputusannya nanti, Tapi Ia tak tahan

Hari ini Revan ingin bermanja dengan Vania di rumahnya sendiri, tepatnya di kamarnya

"Revan, kamu ga pegel kaya gini terus ?" jengah Vania

Soal hubungannya Revan juga terus usaha untuk menjelaskan semua masa lalunya. Jujur semuanya, Vania juga harus mengerti Revan [lagi]. Vania pernah bilang dia masih sayang sama Revan jadi gimana ? Mau lepas juga ga rela !

"yang diem aku mau bobo !" rengek Revan

Tiba tiba Agatha datang. Sempat ingin memgoceh namun, melihat kejadian seperti ini sudah jarang semenjak 5 bulan lalu. Akhirnya Agatha biarkan.

"Bunda, Revan ga mau bangun. Aku pegel kaya gini terus" adu Vania pada sang Ibu Revam

"Revan, kasian itu Vanianya pegel, kamu belakangan ini manja banget sih sama dia" cerocos Agatha

"ya ampun Mama ku sayang, lucu, imut, lembut cloud bread. Mamah kaya ga pernah muda aja. Malahan dulu Papa lebih ganas daripada aku" tutue Revan santai sambil memeluk pinggang Vania

"Revan, kamu masih Mama pantau ya, jangan sampe Mama coret dari kartu keluarga" ancam Agatha sambil menampakan ekspresi garangnya

"Ntar Mama kangen lagi kalo Revan ga ada dirumah ini" pede banget si lo Revan

"Ga kedengeran" lalu Agatha berlalu menuju ke lantai bawah

"Revan aku pegel kaya gini terus, udahan yah, kamu kalo mau tidur, tidur aja" Sela Vania, Badannya terasa retak semua !

"ya udah sana" ucap Revan dingin sambil melepas pelukannya lalu menggelamkam kepala dibantalnya itu

Huft Revan kenapa sih, belakangan ini manja banget. Ga mungkin kan kalo dia lagi PMS, sedangkan dia cowo.

"Revan, udah dong kamu ngambek mulu deh, kamu emang ga pegel pelukan mulu ? Aku aja cape" badan Vania terasa sakit entah kenapa

"kamu ga sayang sama aku !" rengek Revan dalam bantalnya

"bukan gitu sayang, badan aku sakit banget kepala aku juga lagi pusing. Nanti aja ya aku mau istirahat dulu" ucap Vania badannya panas. Ia menutupnya dengan selimutnya Revan, sepertinya udara di kamar Revan seperti di kutub dingin sekali.

"yang kamu sakit ?" tanya Revan Manja

"gatau tapi aku ngerasa kedinginan" tubuh Vania menggigil padahal badannya panas

"ke rumah sakit ya ?" tegas Revan

"badan aku lemes, aku ga kuat kena udara yang lebih dingin Rev" sahut Vania lemas

Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang