26

1.4K 64 0
                                    

"Yang udah kali, belajarnya" keluh Revan

"kamu enak ya ngomong aku mau ujian besok, emang aku kaya kamu, ga belajar juga pinter !" kesal Vania

"aku bosen nih" mulut Revan rasanya pengen gue lakban aja

"bentar lagi kamu manja banget deh" kesal Vania sekali lagi

Sekitar 30 menit kemudian Vania benar benar selesai dengan belajarnya. Setidaknya Ia punya pegangan untuk ujian nanti, ga kaya author mau ulangan maen hape lagi :v

"jadi mau apa?" tanya Vania

Mereka sedanga ada dikamar, keinginan siapa? Revanlah jelas, siapa lagi.

"aku udah ga mood, kamu belajar lagi aja" ngembek ceritanya

"oh ngambek jadinya ? Gamau ngomong nih" goda Vania

"hm" deham Revan

"ya udah" ucap Vania pura pura acuh

"ga peka banget sih jadi cewe" sindir Revan dengan kesalnya

"ututu sini sini peluk sini, mana cayang pania hmm" kalo udah dimanja gini, ya udah gabakalan mau lepas Revannya

"mau kemana jadinya ?" tanya Vania lembut sambil mengusap rambut Revan

Revan hanya menggeleng cepat

"masih marah sama aku ?"

"engga, aku mau tiduran sama kamu aja" ucap Revan polos

"yaudah sini bobo"

"Revan" panggil Vania lembut

"kenapa yang ?" tanya Revan sambil menutup matanya dan menikmati elusan Vania

"jangan bolos lagi oke?" tanya Vania

"emang kenapa?" tanya Revan

"kamu udah kelas 12 sayang, jangan bolos pelajaran lagi. Kamu udah ketemu sama aku, harusnya bisa berubah oke" itu termasuk omelan untuk Revan

"tapi---"

"kamu yang bilang sendiri bakalan cepet lulus supaya bisa nikah sama aku" ucap Vania, gatau darimana kalimat itu, yang penting ngomong aja dah

"kamu mau cepet cepet aku nikahin emang yang ?" goda Revan

"jangan mulai ya, Van. Aku tampol nih !" cibir Vania

"oke kalo gitu aku ga bakalan bolos lagi supaya bisa nikah sama kamu secepetnya !" tegas Revan dengan antusiasnya

'gue salah ngomong ga si?'-batin Vania

"terserah kamu deh" lalu Vania mengelus rambut Revan lagi

❤❤❤❤

"eh chel, tumben disini" sapa hangat Justin

Kebetulan atau apa, mereka berempat bertemu di Kafe kesukaan Chelsea entahlah gimana caranya

Saat itu Chelsea bersama dengan Salsa namun tak lama Salsa menerima panggilan lalu pulang setelah itu izin terburu buru.

"Tin, gue balik duluan. Lo kalo mau ngobrol sama dia lanjut aja, gue naik taksi, byep" pamit Kent dingin + lesu

Setelah kepergian Kent, Chelsea sedikit kecewa entah kenapa.

"dia suka sama gue ka ?" tanya Chelsea tiba tiba. Bukan apa setelah kejadian diparkiran kala itu, dada nya selalu sesak membayangkan wajah Kent

"Iya, udah suka sama lo dari awal banget. Udah dari kapan dia cari perhatian lo, cari simpati lo, tapi lo--- ya gitu" ucap Justin ragu di akhir kalimatnya

"dia jadi dingin sama gue" lirih Chelsea menatap nanar jalanan

"inget, dia traktir lo waktu itu ? Waktu lo ga ada temen pulang. Dia bilang kalo ada yang suka sama lo dari lama. Dan jawaban lo--- lo pasti inget apa jawaban lo waktu itu" jelas Justin

"disitu dia badmood seharian. Di ajak ngomong selalu ngegas, kadang ga ditanggepin, ga mau ngumpul, selalu mager kalo di ajak kemana mana" jelas Justin bayangan sahabatnya kala galau terputar jelas di otaknya

"sebegitu jahat omongan gue ?" kecewa Chelsea

"I dont know. Dia kecewa. Itu pasti. Setelah lama ngincer lo, setelah dia selalu ada buat lo, di samping lo, dan lo cuma anggep di kaka kelasnya. Ya disitu--- cukup buat dia perjuangin hati lo" jelas Justin

"dia masih bisa di ubah ka?" tanya Chelsea seolah meminta harapan

"kemungkinan kecil. Gua rasa tekad dia buat jauh dari lo, emang udah bulet banget. Dan, susah buat bikin pemikiran dia balik lagi" tutur Justin

"and the point is, there's no hope again"  sahut Chelsea lagi

"ada. Tapi, untuk kali ini mungkin perjuangan lo bakal lebih keras untuk dia. Dan gue yakin, lo ga bisa buat bertahan lama tentang perjuangan ini, chel" ucap serius Justin

"apapun, asal gue bisa dapetin dia lagi, gabakal gua sia siain, ga bakal gue lepas, ga bakal gue biarin bebas" jawab Chelsea tegas

'we start mission at here, now'- batin Justin

"no probs" ucap Justin lalu mengantar Chelsea pulang

💔💔💔

Keesokan harinya Vania dan Revan berangkat [bareng]. Dan sepanjang koridor semua natep Vania ga suka banget. Gatau kenapa biasanya ga kaya gini.

Tiba tiba seorang cewe dateng ngerangkul Revan sok manis. Kalian kalo ngeliat depan mata, pasti bawaanya pengen dengan perutnya pake high hills.

"hai sayang" seru gadis yang gatau siapa sok kenal banget

Vania yang ngeliatnya

"inget Vania jangan ambil pemikiran yang buat hati lo hancur dengan opini lo. Tanya ke Revan baik baik. Tatik nafas dan sabar" batin Vania

"siapa ?" tanya Vania sedikit kesal namun terkesan dingin

Sedangkan Revan hanya menggeleng takut Vania cemburu.

"aku gatau dia siapa" ucap Revan mantap

"lo siapa ?" tanya Vania angkuh, baru kali ini loh Vanja bersikap angkuh

"kenalin Vanessa Anggira, tunangannya Revan" ucapnya dengan percaya diri

"Vania tarik nafas jangan emosi, oke" batin Vania mencoba menguatkan dirinya [lagi]

"semua manusia yang ngijekin kaki disekolah ini juga tau, bentar lagi gue mau nikah sama dia" ucap Vania dingin dengan angkuh menatap tajam mata sipit itu

"cowo banyak disekolah ini, jangan milih orang yang bukan milik lo. Dan ga bisa anggep lo ada disini. Pilih yang bisa hargain lo, dan yang bisa anggep kalo lo itu hidup" bodo amat yang penting pania seneng

"oyee, ga cuma cuma punya pacar galak" batin Revan bangga setengah mati

"kalo gatel itu digaruk, bukan ngegoda cowo orang. lo kurang kerjaan ? mau jadi pembantu dirumah gue ga ?" tawar Vania sedikit remeh

"bacot lo !" lalu Vanessa pergi

"😏" Vania menunjukan smirk nya

"debest kamu yang" ucap Revan menggenggam tangan Vania erat dan membawanya ke kelas Vania

Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang