47

1.1K 65 6
                                    

[running low-shawn mendes is played]

Rumah

BRAKK !

"ANJING GA BERGUNA LO SEMUA BANGSAT !!" teriak rafi dalam rumah besar itu setelah membanting kopernya

"den ?" panggil bibi lirih

"bibi diem, rafi mau sendiri. Bibi pergi !" bentaknya kasar

"ARGHHH !" teriak rafi sekali lagi

Ia memukul kepalanya berkali kali, dadanya sesak, kepalanya pusing. Entah apa yang terjadi sakit itu benar benar belum bisa di hilangkan, sekeras apapun rafi memukul tetap tidak bisa

BRUKK

pandangannya mengabur, Ia jatuh pingsan.

.
.
.
.

Kafe

"rafi kenapa ka ?" tanya prisilia khawatir cowo itu ngelakuin sesuatu yang di luar otak

boker tanpa cebok misalnya, ggg.

"gua gatau, tapi tadi pas gua tinggal dia masi baik baik aja ko. Terus pas ketemu lagi dia udah kesetanan kaya tadi" jawab gilang yang ikutan panik

"lia ?" sapa vania, ada revan disana

"lo kenapa ko mukanya panik gitu ?" tanya vania sambil mendekat ke arah wajah prisilia

"rafi, van dia pulang ke indo" lapor prisilia dengan nada bergetar

"lah kita baru aja sampe beberapa jam yang lalu, ko dia udah balik aja ? Ada urusan dadakan ya ?" tanya vania sambil bergantian menatap gilang

"ini siapa ?" tanya vania sekali lagi, banyak nanya lo, ggg.

"gilang, temennya rafi" saat vania mau berjabat tangan dengan gilang, revan segera menyambar tangan gilang dan menyalimnya

"revan tunangannya vania" ucap revan tersenyum paksa, lalu kembali dengan wajah datar

"oh iya" sahut gilang canggung

'njir posesip amat manusianya' batin gilang

"terus sekarang rafi udah dimana ?" tanya vania sedikit panik

"gua gatau dia ga kasi kabar apapun sama gua, tolong gua vania" prisilia menatap vania dengan mata berkaca

"iya gua pasti tolongin lo, cuma gua juga bingung mau nolongin lo apa, lia" sahut vania sambil memegang tangan lia

"kalo ga lo balik aja, jenguk dia sana" suruh revan

"pesawatnya gua yang urus, lo siap siap aja" ucap revan santai

Prisilia menatap gilang

"apa ?" tanya gilang.

"ikut gue ya ka ? Gua gatau rumah dia dimana" pinta prisilia dengan nada memohon

"iya"

.
.
.
.
.

"kalo lo udah sampe kabarin gua ya ? Ka gilang jagain lia ya ? Awas kalo sampe lecet" peringat vania dibandara bersama revan

Revan hanya memutar mata malas saat vania menyebut nama lelaki lain

"makasih ya van, makasih revan" lalu prisilia pamit dan masuk ke dalam pesawat itu

Milik revan tentunya.

Setelah pesawat itu terbang, mereka kembali ke hotel memakai mobil, entah darimana dapatnya

"ko kamu diem aja ?" tanya vania saat di mobil

"ga" sahut revan

'bau baunya udah ga enak nih, anjir lah bakal perang ga ya ?' batin vania

Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang