☆Veintinueve

531 84 42
                                    

        
          
              
             

Altair memberhentikan mobilnya yang telah terparkir sempurna di garasi besar rumahnya, dia menoleh ke arah kursi penumpang lalu tersenyum saat mendapati Vega sedang meremas kuat sabuk pengaman yang dia pakai.

"Don't be too nervous, hun. It's okay."

"How couldㅡ"

    
Cup~

       
Memotong perkataan Ve, Ong mencium pelan bibir perempuan itu selama beberapa detik.

Lalu Ong terkekeh gemas, "aku baru tau ada yang lebih adiktif dari alkohol."

"Hah?" Ve mengerinyitkan dahinya.

"Ada yang lebih bikin candu, aku baru tau ada yang bikin se-adiktif ini."

"Apa?"

"Bibir kamu."

Vega tersenyum, pipinya sudah memerah persis buah tomat yang sudah matang. Rasa gugupnya pun lumayan menghilang.

Ong mengecup puncak kepala Ve, "yaudah yuk." lalu mengelusnya pelan.

       
Ong menjulurkan tangan kanannya setelah dia keluar dari mobil, membuka pintu untuk sang pacar saat mereka telah sampai tujuan.

Dengan sabuk pengaman yang sudah dilepaskan oleh pacarnya, Vega yang masih terduduk di dalam mobil itu menyambut uluran tangan Ong dan keluar dari mobil.

      
     
Jantung Vega kembali berdegup sangat kencang begitu mereka melangkahkan kaki menuju pintu utama rumah yang lumayan besar itu, keringat dingin mulai membasahi kening dan lehernya yang jenjang. Perempuan itu menggenggam tangan Ong sangat kuat sampai Ong tertawa kecil, gemas dengan Vega yang sedang gugup.

Ong mengusap punggung tangan Vega menggunakan ibu jarinya dengan lembut, jarinya yang lain tetap dalam posisi mengunci jari-jari Vega yang ukurannya jauh lebih kecil daripada jari-jari miliknya.

      
"Its okay." lagi-lagi Ong tersenyum sambil mengatakan hal itu, kemudian membuka pintu putih besar di depan mereka.

Vega hanya bisa mengangguk sambil menelan ludahnya kasar, menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, ia juga mencoba tersenyum se-natural mungkin.

     
Wanita paruh baya berjalan menghampiri Altair dan Vega di ambang pintu. Senyuman yang sangat lembut terpancar dari wanita itu, senyuman lembut yang sangat tidak asing untuk Vega.

Ternyata senyuman lembut milik Ong dia dapatkan dari bundanya.

       
"Ini Vega, nak? Yaampun cantik sekali." senyuman lembut sang bunda naik satu level menjadi senyuman ceria.

Ong mengagguk, "iya, bunda."

Wanita itu lalu merangkul hangat bahu Vega.

    
Tak lama kemudian, seorang perempuan yang sudah Vega kenal berdiri di belakang sang ibunda sambil tersenyum. Perempuan itu memiliki wajah yang sangat mirip dengan bundanya.

Tak jauh di belakangnya ada pria paruh baya berwajah mirip seperti Ong sedang menatap mereka dengan senyuman hangat, di lehernya terpasang kalung dengan liontin salib yang lumayan besar.

      
Keluarga ini ramah, membuat rasa gugup Vega perlahan-lahan menghilang.

     
     
"Ayo masuk yuk! anggap aja rumah sendiri ya, cantik." kata ibunda, senyum tak pernah luntur dari wajahnya.

Kakak dan ayah Ong mengangguk setuju.

Vega tersenyum kikuk, melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah mengukuti ibunda sang pacar.

Las Estrellas || Ong Seongwu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang