☆Treinta y uno

470 74 5
                                    

       
         
           
       
"Midam~"

Laki-laki yang sedang sibuk mengelap gelas itu menoleh, "eh, Ve?"

Perempuan itu hanya menganggukan kepalanya, lalu ia duduk di kursi bar yang posisinya dekat dengan bartender.

"Wine." Ve mengacungkan satu jari telunjuknya.

Midam menghampiri Vega yang raut wajahnya terlihat sangat sedih, "which wine?"

"Sherry fortified wine." Jawab Ve tanpa ragu sambil menyandarkan kepalanya di atas meja.

Midam menaikkan sebelah alisnya, "are you having a hard time?"

Vega menggeleng, "just give me wine."

"Allright, goddess."

    
Iya, Vega sekarang sedang berada di salahsatu bar yang lokasinya lumayan jauh dari rumahnya, tapi dekat dengan kampusnya. Setelah menunggu orangtuanya keluar rumah, perempuan itu langsung melarikan diri menggunakan taxi.

Dan sang bartender, Midam adalah teman satu kampusnya yang bekerja part time di bar tersebut.

  
  
"Here, your wine." Midam menyodorkan satu gelas berisikan pesanan Vega barusan.

Vega mengintip dari balik tangannya, "kok satu gelas? I asked for one bottle, Midam."

"Hell no, Ve. You'll die. Just ask me if you want some more." Midam mengacak rambut Vega sebentar, lalu melanjutkan pekerjaannya.

Vega berdecak kesal kemudian langsung menyambar gelas wine di depannya.

"Uh." Ve meringis begitu merasakan kuatnya wine yang barusan dia minum dengan sekali teguk.

    
"Midam, more please~"

Midam tidak menjawab, tapi laki-laki itu langsung menyediakan apa yang Vega minta.

"Aw thanks." Ve tersenyum.

"Belom ngerasa pusing?"

"Not yet."

"No wonder." Midam menaikkan bahunya, lalu kembali bekerja.

Vega terkekeh, tingkat toleransi perempuan itu terhadap minuman beralkohol memang cukup kuat.

    
    
Midam menyodorkan satu gelas lagi ke Vega, "Ini udah gelas ke lima, Ve. Stop, please?"

"Whaaaat? Stop? Ha.. haha, no." Vega menyangkah kepalanya dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sibuk dengan gelas wine.

"Lu udah mabok."

"Em, em." Vega menggelengkan kepalanya sambil menggerakkan jari telunjuknya ke kiri dan kanan.

"Itu udㅡ"

Bruk!

    
Vega tidak dapat lagi menopang kepalanya dengan tangan, kepala dan tangannya ambruk di atas meja bar.

Midam memutar bola matanya, "told ya."

"Uh noooo, I'm okay." perempuan yang sudah mabuk itu mengacungkan ibu jarinya.

Midam buru-buru meraih handphone-nya, menelfon seseorang untuk menolong Vega agar perempuan itu berhenti minum karena Midam sendiri tidak dapat berbuat banyak, dia sedang bekerja.

    
"Halo?"

"Assalamualaikum."

"Masyaallah, Assalamualaikum ustad Joel."

Las Estrellas || Ong Seongwu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang