☆Treinta y cuatro

453 87 12
                                    



"Aduh aku deg-dengan." ujar Ve pelan seraya memegang dadanya.

Disebelahnya, Ong tersenyum kecil lalu mengacak rambut perempuan itu, "yang harusnya deg-dengan kan aku, sayang."

Ve menggelengkan kepalanya, "gaaaak, aku yang deg-degan pokoknya aku! Eh emang kamu gak nervous apa?"

"Biasa aja." jawab Ong santai sambil menaikkan bahunya.

Ve mendelik, "kok bisaaaa?"

"Aku udah persiapan tuh dari semalem." Ong mengangguk yakin.

Sepasang kekasih itu sekarang sedang berada di ruang tamu rumah si perempuan, menunggu kehadiran sang papa.

"Assalamualaikum." suara berat datang dari arah pintu masuk rumah itu.

Deg.

"Papah..."

Dengan segera Ong berdiri, bersalaman dengan lelaki paruh baya yang kini sudah berada di depannya itu.

Aiden tersenyum melihat laki-laki muda di depannya. Benar kata sang istri, kekasih anak sulungnya ini memberi kesan pertama yang ramah, ditambah lagi parasnya yang sangat rupawan dan badannya yang proporsional, siapa yang tidak akan jatuh hati? Pantas saja anak sulungnya itu menaruh cinta pada laki-laki ini.

"Ohh jadi kamu Altair?" tanya Aiden datar.

"Iya, om." jawab Ong seraya tersenyum, memamerkan deretan giginya yang rapih.

" jawab Ong seraya tersenyum, memamerkan deretan giginya yang rapih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aiden menganggukkan kepalanya, "duduk nak Altair."

"Terimakasih, om."

"Zura, beli minuman dulu gih di minimarket sana." perintah sang papa dengan maksud agar perempuan itu meninggalkan dirinya dan kekasihnya berdua saja.

Ve yang mengerti maksud sang papa mengangguk dan langsung berjalan keluar, meninggalkan dua laki-laki penting di hidupnya itu.

Kedua laki-laki itu pun akhirnya berbincang santai, Aiden menanyakan pertanyaan-pertanyaan umum yang biasanya seorang ayah tanyakan kepada kekasih anak perempuannya seperti kuliah dimana, jurusan apa, umur berapa, tinggal dimana, dan pertanyaan-pertanyaan semacam itu.

Dan lagi, Ong bisa menanggapi pertanyaan Aiden dengan santai dan ramah, membuat Aiden semakin menyukai laki-laki yang duduk di depannya itu.

"Jadi sekarang saya ke intinya aja ya, nak Altair." kali ini Aiden mulai menatap Ong dengan serius.

Ong mengangguk sambil tersenyum.

"Sejak kapan punya perasaan sama anak saya?"

"Sebenernya udah lumayan lama, om. Bisa dibilang dari sekitar tiga tahun yang lalu waktu kita sama-sama masih SMA. Saya ngeliat Azura pertama kali di depan pintu rumah Daniel, dia nganterin kue buat Daniel cuma saya yang nerima kue itu." flashback Ong sambil tersenyum kecil, mengingat betapa menggemaskannya Ve pada saat itu.

Las Estrellas || Ong Seongwu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang