part 5

17 2 0
                                    

                                    ***
Desir angin manja menggoyangkan rambut pendeknya. Suhu dingin merangkul tubuh tegapnya. Kehangatan sang surya samar-samar merabah tiap lekuk tubuhnya. Semangat menggebu melambai-lambai untuk dikejar olehnya.
Pagi itu memang indah. Embun pun seolah mencari tempat sendiri. Berharap Niko menaruh perhatian padanya. Yang menebar titik air dibeberapa sisi sepeda motor milik Niko. Yah, embun pun cemburu pada Niko yang tetap fokus pada ambisinya pagi itu. Selepas sahur tadi ia tidak sedikitpun memejamkan matanya. Biasanya sesudah sahur, bantal dan kasur langsung menjadi sasaran bagi tubuh dan matanya yang sayup-sayup untuk segera berangkat menuju pulau kapuk yang indah dan tenang. Karena terpaksa bangun untuk melaksanakan kewajibannya tiap tahun itu. Tapi tidak hari ini. Ia mengeluarkan kitab Allah yang disampaikan melalui malaikat Jibril pada nabi Muhammad SAW. Dibacanya secara Tartil tiap ayat-ayat cinta yang Allah goreskan dalam kitab itu. Ntahlah, ambisinya pagi ini luar biasa. Bahkan ketika subuh, ia hanya menutup Al-Quran sejenak dan melanjutkannya kembali seusai shalat subuh, hingga akhirnya ia pergi berangkat sekolah. Tanpa sadar, satu Juz kitab itu sudah ia tuntaskan pagi ini. One Day One Juz katanya. Luar biasa memang api semangatnya. Tak pernah-pernah ia melakukan ini. Biasanya membaca satu ayat saja sudah membuatnya menguap sampai mengeluarkan air mata, tapi sekali lagi, tidak untuk hari ini. Tampaknya Surah Cinta dari sang Maha kuasa sampai padanya dan menusuk relung hatinya yang terdalam. “fabi’aiyi aalaa‘irabbikumaa tu kadzdzibaani.” Ayat itu menari-nari dalam pikirannya. Tiada satupun yang masuk dalam pikirnya kecuali kalimat Allah tersebut.

“Pagi, Niko! Semangat sekali hari ini?” Celetuk Yoga yang tiba-tiba datang dan menepuk pundak Niko. Sudah mulai berani karena Niko tidak seperti dulu lagi. Sekarang lebih toleran terhadap rekannya dan sudah mulai terbiasa dalam bersosial.

“Ntahlah. Aku mendapat angin segar. Ternyata semua yang Islam ajarkan kepadaku membawa dampak super positif jika dituntaskan dengan baik.”

“Maksudmu?” Tanya Yoga bingung. Niko menceritakan panjang lebar tentang sebuah Ayat luar biasa yang mengantarkannya untuk hijrah menjadi pembakar semangat ketauhidan. “Waw, luar biasa. Aku tidak menduga kau sekritis itu. Benar-benar memerhatikan dengan seksama arti dan makna dari tiap surat yang kau baca.” Sambung Yoga setelah mendengar penjelasan Niko panjang lebar.

“Wallahu a’lam bishawab. Inilah saatnya berubah! Sudah tutup masa jahiliyah. Kini saatnya berjuang menegakkan kebenaran didalam diri. Dimulai dari diri sendiri. Kemudian kerabat dekat, lalu pada khalayak ramai nantinya.” Jelas Niko.
“Aku dibelakangmu sahabat. Kita akan sukses bersama. Baik dunia maupun surga.” Tungkas Yoga dengan senyuman.

Sejak hari itu Niko menunjukan perubahan yang signifikan. Mulai dari rajin shalat lima waktu yang biasanya hanya maghrib, itupun dipaksa ibunya. Kemudian mulai melaksanakan shalat sunah seperti tahajud dan dhuha, lalu membaca Al-Quran minimal lima lembar seharinya, dan melakukan amalan-amalan lainnya. Sikapnya yang menampakkan keterpujian menjadi pembimbing ia dalam melakukan aktivitas. Ia juga mulai belajar serius dan tekun hingga mendapat peringkat pertama disekolahnya. Ia juga mendapatkan banyak apresiasi luar biasa dari guru-gurunya selama ini. Ia mengakhiri kelas dua semester awal dengan penuh kebanggaan. Ia menjadi sosok yang dikagumi banyak rekannya tak terkecuali para gadis disekitarnya. Dulu memang ia seorang Playboy yang selalu menebar pesona untuk menggait para gadis cantik disekolahnya. Namun tidak sekarang. Ia tidak menolehkan wajahnya pada seorang gadis pun disekolahnya. Kesalahannya yang sangat patal saat ini adalah ia masih diikat dengan hubungan yang dinamakan pacaran dengan seorang gadis. Gadis ini tak semudah itu melepaskan Niko, apalagi mengetahui perubahan pada sikap Niko yang luar biasa. Niko mulai sedikit demi sedikit menjauh, karena ia sadar bahwa cintanya ini hanya dilandasi rasa suka pada sang gadis, bukan ada campur tangan Allah didalamnya.
Makin sulit juga keadaan Evina, gadis yang saat ini berstatus pacar Niko. Ia berada disekolah yang tidak sama dengan Niko. Ia mulai takut akan kehilangan sosok terkasihnya, mengingat banyak memang yang membidik dan mengamati Niko dari kejauhan. Evina gadis yang sangat cerdas disekolahnya. Ia juga dikenal sebagai gadis yang sangat mandiri dan tegas. Sudah jalan enam bulan hubungannya dengan sang pacar. Niko tipe pria setia pada satu gadis. Gelar Playboy yang ia dapatkan bukan karena ia banyak pacar, tapi karena banyak wanita yang selalu menyatakan cinta padanya. Namun sebenarnya ia tidak pernah melirik gadis lain selain Evina. Baginya Evina adalah gadis yang luar biasa. Ia tidak pernah menyusahkan Niko sedikitpun. Berbeda dengan pacar-pacar sebelumnya. Mereka biasanya menjadikan Niko ojek pribadinya, atau sekedar ATM untuk  makan di warung lesehan secara gratis. Jalan tengah yang Niko tempuh saat ini adalah melakukan pendekatan dengan orang tua Evina. Sebagai bukti bahwa ia pria sejati. Bukan pria yang hanya berani mengantar seorang gadis sampai dihujung lorong

Titik Balik PerubahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang