Books 5

1.2K 161 15
                                    

PERNIKAHAN EARL OF V dengan Tuan Jung Hoseok berlangsung tanpa huru-hara memalukan, semisal penangkapan saudara pengantin pria submissive gara-gara utang atau amukan gundik pengantin pria dominan (insiden yang diam-diam diharapkan oleh sejumlah orang). Sang Earl tiba tepat waktu, alhasil mengejutkan semua orang, termasuk sekretarisnya yang kerap stres; dan sang mempelai submissive tampak riang gembira. Malahan, ada yang beranggapan bahwa suasana hatinya yang terlalu gembira tidak cocok untuk acara syahdu semacam ini.

Menurut pengamatan, dia sama sekali tidak meneteskan air mata. Akan tetapi, kurangnya kepekaan sang pengantin submissive diimbangi oleh perilaku Lady Jung. Pembawaan wanita itu sesuai sekali dengan momen khusyuk tersebut. Lady Jung dipapah oleh saudara laki-lakinya dan menangis tanpa suara sepanjang jalannya upacara. Seokjin dan Jimin, yang bertugas sebagai pengiring pengantin, tampak cantik dan bertindak-tanduk sesuai kepatutan; mata tajam Mr. Walpole mengamati segalanya; Lady Park Baekhyun bersikap tegar, tetapi sempat menggunakan saputangan ketika Lord V menggamit tangan Hoseok; Mr. Drelincourt mengenakan wig anyar dan memasang tampang pasrah; sedangkan Yoongi menjalankan perannya dengan anggun tetapi cuek.

Diketahui bahwa sesudah melewatkan beberapa hari di pedesaan, pasangan pengantin baru itu akan bertolak ke Paris, tujuan yang dipilih oleh sang mempelai pria submissive. Seokjin berpendapat bahwa Paris adalah tempat yang janggal untuk berbulan madu, tetapi Hoseok justru berkata, "H-Huh! Kami lain denganmu dan Namjoon, yang ingin m-memadu kasih sepanjang hari! Aku ingin melihat macam-macam dan pergi ke V-Versailles, juga membeli pakaian yang lebih modis d-daripada milik Kang Seulgi!"

Agenda ini, paling tidak, dilaksanakan sesuai rencana. Setelah enam minggu, sepulangnya pasangan bangsawan itu ke London, barang bawaan sang pengantin pria submissive dikabarkan memenuhi seisi kereta kuda.

Lady Jung, dengan kondisi kesehatannya yang lemah, ternyata kewalahan menyikapi perkawinan anak bungsunya. Gejolak emosi tak tertahankan ujung-ujungnya menyebabkan wanita itu tertekan, sedangkan berita bahwa sang putra dominan merayakan hari pernikahan saudarinya dengan mempertaruhkan lima puluh pound untuk balap angsa di Hyde Park sontak membuat Lady Jung jatuh semaput. Wanita itu pun undur diri beserta kedua putra submissive nya (yang salah satunya tak lama lagi akan meninggalkannya, ratap Lady Jung) ke rumah peristirahatan mereka yang terpencil. Di sana, Lady Jung memulihkan sarafnya yang tegang dengan resep berupa telur, krim, dan obat penenang, serta sering-sering merenungi maskawin.

Jimin-yang di usia dini telah mengecam hampanya kenikmatan duniawi-mengumumkan bahwa dia puas akan penempatan tersebut, tetapi Seokjin, sekalipun tidak tega memaksa-maksa ibunya yang malang, berkata bahwa dia ingin berada di London untuk menyambut kepulangan Hosiki. Kebetulan saja pendapat ini sejalan dengan sentimen Namjoon, yang dengan begitu bisa lebih banyak menghabiskan waktu di rumahnya sendiri yang hanya berjarak tiga kilometer dari kediaman Jung.

Tentu saja Hosiki-lah yang akhirnya pergi ke Hampshire untuk mengunjungi mereka, tetapi dia datang tanpa sang Earl, hingga merisaukan Seokjin. Hosiki datang dengan kereta kudanya sendiri, yang berkompartemen tinggi, beroda besar, dan berjok biru beledu mewah; dan didampingi oleh seorang pelayan pribadi, dua sais, dan dua tukang kuda yang duduk di belakang kereta. Dalam pandangan pertama kakak-kakaknya, adiknya tampak sudah berubah total.

Hari-hari ketika Hosiki mengenakan baju muslin sederhana dan topi dari jerami jelas-jelas sudah berlalu. Pria jelita di atas kereta itu justru mengenakan kemeja sutra bergaris-garis dengan celana panjang putih yang pas dikaki nya, sedangkan topi yang bertengger di atas rambut coklat kemerahan nya dihiasi oleh beberapa tangkai bulu lengkung.

"Ya ampun, tidak mungkin itu Hosiki!" Jimin terkesiap sambil mundur selangkah.

Tetapi, segera saja diketahui bahwa yang berubah dari diri Hosiki hanyalah busananya. Begitu undakan kereta diturunkan, dia langsung melompat turun untuk terjun ke pelukan Seokjin dan dia sama sekali tak menghiraukan sepatu bot nya yang terasa kendor saat melompat ataupun kemiringan topinya yang konyol. Dari Seokjin, dia melesat ke pelukan Jimin, kata-kata tumpah ruah dari bibirnya. Ternyata dia masih Hosiki yang sama, tak diragukan lagi.

The Convenient Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang