Books 17

796 97 24
                                    

Note: ini part favorit aku, aku rasain feel Taehyung yg cinta sama Hoseok disini :') tolong baca pelan-pelan dan dalami. Aku mau kalian rasain rasa cinta Taehyung secara gk langsung buat Hoseok hanya dengan doi percaya sama Hoseok :')


SUN DI MAIDENHEAD ADALAH penginapan yang sangat populer sebagai tempat persinggahan, sebab kualitas kamar dan layanan dapurnya sama-sama jempolan.

Lord Jungkook duduk untuk bersantap malam di salah satu ruangan pribadi nan nyaman berpanel ek tua dan dijamu dengan bebek, seperempat daging domba dengan acar jamur, lobster air tawar, dan agar-agar buah quince. Sang pemilik penginapan, yang mengenal Lord Jeon, mendapatinya dengan suasana hati yang sendu dan bertanya-tanya apa pula yang tengah direncanakan pria tersebut. Senyum kontemplatif yang membayang di bibir tipis Jungkook menandakan semacam rencana licik, demikianlah yang diyakini sang pemilik penginapan. Sekali ini dalam seumur hidupnya, sang tamu terhormat tidak menemukan kekurangan apa pun pada makanan yang diletakkan di hadapannya dan bahkan tergerak untuk memuji burgundi yang disajikan.

Lord Jeon hampir-hampir merasa enteng. Bahwa dia telah memecundangi Mr. Drelincourt dengan demikian telak malah membuatnya lebih senang ketimbang mendapatkan bros itu sendiri. Pria itu tersenyum saat memikirkan betapa kecewanya Crosby dalam perjalanan pulang ke London. Bahwa Crosby dengan bodohnya menyampaikan kisah tanpa bukti kepada sepupunya tidak terpikirkan oleh Jungkook; karena Jeon Jungkook adalah orang yang senantiasa berkepala dingin, tidak terbayangkan olehnya bahwa Mr. Drelincourt—sekalipun dia menganggap remeh kecerdasan lelaki tersebut—mampu bertindak sebodoh itu.

Penginapan Sun sedang ramai petang itu, tetapi tidak menjadi soal jika tamu-tamu lain mesti menunggu, sebab sang pemilik penginapan memastikan agar Jungkook langsung dilayani. Ketika piring-piring makanan sudah dibawa pergi dan hanya anggur yang tertinggal di atas meja, sang pemilik penginapan datang secara pribadi untuk menanyakan apakah Tuan membutuhkan hal lain, kemudian menutupkan kerai dengan tangannya sendiri. Sang tuan rumah menyalakan lilin-lilin tambahan di atas meja, meyakinkan Tuan bahwa seprainya sudah diangin-anginkan, lalu membungkuk untuk mohon diri. Pemilik penginapan baru saja mengingatkan seorang pelayan perempuan agar tidak lupa mengantarkan panci penghangat ketika istrinya memanggil dari ambang pintu: “Cattermole, Yang Mulia sedang berkendara ke sini!”

“Yang Mulia” di Maidenhead hanya mengacu pada satu orang dan Mr. Cattermole buru-buru melesat untuk menyambut sang tamu terhormat. Dia membelalak kala melihat kereta balap, tetapi masih sanggup berteriak kepada tukang kuda agar memegangi kepala kuda-kuda itu, kemudian bergegas maju sambil mengumbar senyum dan bungkukkan.

Lord V mencondongkan badan untuk berbicara kepada pemilik penginapan. “Selamat petang, Cattermole. Bisakah kau beri tahu aku apakah kereta Lord Jeon berganti kuda di sini lebih dari sejam lalu?”

“Lord Jeon, Yang Mulia? Wah, kebetulan Lord Jeon menginap di sini malam ini!” kata Cattermole.

“Alangkah mujurnya!” Taehyung berkata, kemudian turun dari kereta sambil meregangkan jari-jari tangan kirinya. “Dan di manakah aku dapat menemukan Lord Jeon?”

“Di ruang ek, Yang Mulia, baru selesai makan malam. Biar saya antar Yang Mulia.”

“Jangan, tidak perlu,” timpal Taehyung sambil berjalan ke dalam penginapan. “Aku sudah tahu jalan.” Di kaki tangga yang pendek, dia berhenti dan berkata dengan lembut ke balik bahunya, “Omong-omong, Cattermole, urusanku dengan Lord Jeon bersifat pribadi. Aku yakin bisa mengandalkanmu untuk memastikan agar kami tidak diganggu.”

Mr. Cattermole meliriknya sekilas dengan tatapan cerdik. Akan ada masalah, ya? Tidak bagus untuk penginapan, memang, tetapi menyinggung perasaan Lord V akan berdampak lebih buruk. Mr. Cattermole membungkukkan badan, wajah montoknya tak menampakkan ekspresi. “Tentu, Yang Mulia,” dia berkata, kemudian beranjak mundur.

The Convenient Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang