Books 14

627 93 21
                                    

DEMIKIANLAH, EARL OF V pergi ke Meering, hanya ditemani oleh Bogum, sedangkan sang istri tinggal di London dan mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa dia sama sekali tak merindukan pria itu. Kalaupun pria manis ini tidak berhasil meyakinkan diri, setidaknya takkan ada yang curiga, berdasarkan tingkah lakunya. Karena rumah besar di Grosvenor Square terkesan hampa tanpa Taehyung, Hoseok menghabiskan waktu sebanyak mungkin di luar. Tak seorang pun yang menjumpai Hoseok dalam pesta kartu, arisan, jamuan teh, dan piknik yang dia hadiri dapat menduga bahwa Hoseok sebenarnya menyimpan perasaan sendu karena merindukan suaminya. Malahan, kakaknya Jimin sempat berkata dengan galak bahwa sikapnya yang main-main sudah kelewatan.

Di sisi lain, Hoseok tidak kesulitan menjaga jarak dari Lord Jeon. Mereka tentu saja bersua dalam sekian banyak pesta, tetapi Jungkook, yang mendapati bahwa Hoseok memperlakukannya dengan sopan tetapi sangat formal, sepertinya menerima dengan besar hati bahwa statusnya telah merosot menjadi kenalan belaka dan tidak berupaya untuk kembali merebut perhatian Tuan muda Kim. Hoseok mengenyahkan Jungkook dari hidupnya tanpa penyesalan. Daya tarik barangkali masih melekat pada seorang mata keranjang yang pernah coba-coba menculik dara terhormat, namun tiada daya tarik yang tersisa pada diri seorang pria yang telah diceburkan ke dalam kolam teratai selagi berbusana pesta lengkap. Hoseok, yang semata-mata menyesal karena tidak pernah bermain kartu melawan jungkook, dengan apatis menyingkirkan lelaki itu dan melupakannya begitu saja.

Hoseok sudah sukses besar dalam hal ini ketika Jungkook kembali memunculkan diri secara keterlaluan sekaligus tak diduga-duga, alhasil mustahil luput dari perhatian Hoseok.

Suatu malam, digelarlah sebuah acara hiburan menarik di Richmond House, yang dimeriahkan dengan dansa dan kembang api. Kemewahannya tidak tertandingi oleh pesta mana pun yang terdahulu. Taman-taman terang benderang, makan malam disajikan di apartemen-apartemen, sedangkan kembang api yang diluncurkan dari anjungan di atas rakit yang ditambatkan di sungai menuai kekaguman para tamu serta semua penonton tak diundang yang menyesaki rumah-rumah di dekat sana. Hujan lantas turun pada tengah malam, tapi karena pada saat itu pertunjukan kembang api sudah usai, cuaca yang memburuk tak diindahkan oleh khalayak dan para tamu pun undur diri ke balairung untuk berdansa.

Hoseok meninggalkan pesta lebih awal. Pertunjukan kembang api memang cantik, tetapi dia tidak ingin berdansa. Salah satu sebabnya adalah sepasang sepatu baru bertatahkan berlian yang Hoseok kenakan. Sepatu tersebut sempitnya bukan main, padahal—sebagaimana yang Hoseok sadari—sepatu yang tidak nyaman efektif sekali dalam merusak kesenangan. Kereta kuda dipanggil pada pukul dua belas lewat dan, setelah menolak permohonan Yijeong agar jangan pulang dulu, pergilah Hoseok.

Dia menyimpulkan dirinya sudah keseringan menghadiri pesta dansa, sebab yang satu ini hampir-hampir menjemukan baginya. Ternyata sangat sulit untuk berdansa dan mengobrol riang ketika benaknya terus-menerus merenungi apa kiranya yang sedang dikerjakan seorang pria besar, murah senyum, dan berlagak malas bermil-mil jauhnya di Berkshire. Pemikiran macam itu akan membuat seseorang gelisah dan pusing. Hoseok bersandar ke pojok kompartemen kereta dan memejamkan mata. Taehyung baru kembali seminggu lagi. Bagaimana andaikan Hoseok berkendara ke Meering besok dan memberi Taehyung kejutan? Tidak, tentu saja tidak bisa… Hoseok mesti mengembalikan sepatu ini ke pembuatnya dan meminta orang itu membuatkan sepasang sepatu baru. Tatanan rambutnya juga—si penata rambut telah membuat kepalanya sakit, sungguh; ada lingkaran bunga palsu diatas kepalanya, padahal si penata rambut sialan itu seharusnya tahu bahwa bunga palsu terlalu banyak sama sekali tidak cocok untuk Hoseok. Belum lagi tataan rias matanya yang menyebabkan Hoseok menyerupai submissive empat puluh tahun saja. Belum lagi perona Serkis anyar yang Hoseok pulaskan atas bujukan Miss Lloyd, yang ternyata jeleknya minta ampun; Hoseok akan memberitahukan hal ini kali berikut bertemu Miss Lloyd.

Kereta menepi dan Hoseok pun membuka mata sambil terkesiap. Karena hujan kini lumayan deras, seorang anak buah memegangi payung untuk melindungi pakaian mewah sang tuan. Hujan tampaknya telah memadamkan api yang biasanya menyala di wadah obor besi di kaki undakan pintu depan. Langit gelap, kepulan awan menutupi cahaya rembulan.

The Convenient Marriage [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang