PADA PUKUL EMPAT lebih sedikit, ketukan menggebu-gebu terdengar di pintu rumah Earl of V di kota. Hoseok, yang sedang dalam perjalanan ke lantai atas untuk berganti pakaian, sontak berhenti dan memucat. Ketika sang porter membukakan pintu dan Hoseok melihat Sir Jang Yijeong berdiri di undakan depan tanpa topinya, pria belia itu memekik dan kembali menuruni tangga sambil tergopoh-gopoh. "D-demi Tuhan, apa yang terjadi?" serunya.
Yijeong, yang tampak kehabisan napas, membungkuk sopan. "Mohon maklumi kunjungan mendadak ini, Tuan! Saya minta izin untuk bicara empat mata!"
"Ya, ya, tentu saja!" Hoseok berkata, lalu menggiring Yijeong ke perpustakaan. "Apakah ada yang m-meninggal? Oh, b-bukan Yoongi? Bukan Y-Yoongi, tentunya?"
"Tidak, Tuan, saya bersumpah demi kehormatan saya! Tidak ada yang meninggal. Hanya saja, ada kejadian yang tidak diinginkan! Yoongi meminta saya untuk mengabari Anda sesegera mungkin. Saya berkuda buru-buru ke kota-menitipkan kuda saya di istal terdekat-lari ke sini untuk menyambangi Anda. Tidak boleh membuang waktu sedikit pun!"
"Jadi, a-ada apa?" Hoseok menuntut penjelasan. "Kalian bertemu dengan J-Jungkook?"
"Bukan Jungkook, Tuan, tapi V!" Yijeong berkata sambil mencabut saputangan dari balik lengan jas, kemudian mengusap dahinya yang kepanasan.
"V?" pekik Hoseok merana.
"Betul, Tuan. Situasi yang sangat canggung."
"Kalian... kalian m-mengadang Taehyung?" kata Hoseok terkesiap.
Yijeong mengangguk. "Amat sangat canggung," ujarnya.
"Apakah d-dia mengenali kalian?"
"Mohon terima penyesalan mendalam dari saya, Tuan-dia mengenali kuda betina Yoongi."
Hoseok meremas-remas tangannya. "Oh, sial b-benar! Apa kata Taehyung? Apa p-pendapatnya? Kenapa dia p-pulang secepat ini?"
"Tolong jangan panik, Tuan. Yoongi membereskan segalanya. Kepalanya dingin, Anda tahu-Yoongi memang lelaki pintar!"
"Membereskan b-bagaimana? Saya tidak mengerti!" kata Hoseok.
"Saya yakinkan Anda, Tuan, caranya sederhana. Yoon gi memberi tahu suami Anda bahwa taruhanlah alasannya."
"Apakah Taehyung p-percaya?" tanya Hoseok dengan mata membelalak.
"Sudah pasti!" kata Yijeong. "Yoongi memberitahunya bahwa kami kira kereta Taehyung adalah kereta orang lain. Cerita yang masuk akal-kenapa tidak? Tapi, Yoongi berpendapat Anda mesti diperingatkan bahwa suami Anda dalam perjalanan pulang."
"Oh, ya, tentu!" kata Hoseok. "Tapi, J-Jungkook bagaimana? B-bros saya?"
Yijeong menyimpan kembali saputangannya. "Tidak ketemu," jawabnya. "Seharusnya dia sudah di rumah. Intinya, kami tidak mendapati tanda-tanda keberadaan Jungkook. Yoongi dan Namjoon terus menunggu bersama Hawkins. Saya harus mengantarkan pesan kepada anda. Namjoon-sungguh dia itu pria yang sangat baik-tidak bisa bersantap di South Street hari ini. Harus menghentikan Jungkook, Anda paham. Tolong jangan khawatir. Saya yakinkan Anda-bros itu akan kami rebut. Taehyung sama sekali tidak curiga-sedikit pun tidak, Tuan!"
Hoseok gemetaran. "Rasanya saya t-tidak akan sanggup m-menghadapinya!" dia berkata.
Yoongi, yang dengan waswas menyadari bahwa Hoseok hendak menangis, mundur ke arah pintu. "Tidak ada alasan untuk khawatir, Tuan. Tapi, rasanya saya harus mohon pamit. Jangan sampai suami Tuan mendapati saya di sini."
"Benar," Hoseok mengiakan dengan nelangsa. "Benar, saya rasa sebaiknya memang t-tidak."
Ketika Yijeong sudah membungkukkan badan dan keluar dari ruangan, Hoseok pelan-pelan ke lantai atas. Di kamar tidur Hoseok, pelayan pribadinya sudah menunggu untuk mendandani sang tuan muda. Hoseok telah berjanji akan menyertai saudari iparnya di Drury Lane Theatre sesudah makan malam dan untuk itu, busana satin mewah ungu pucat telah terhampar di kursi. Sang pelayan pribadi, yang seketika menyerbu sang nyonya untuk melepaskan ikatan renda-rendanya, mengabarkan bahwa M. Frédin (murid dari seorang penata rambut ahli asal Paris, M. Léonard) sudah tiba dan tengah berada di ruang rias. Hoseok mengatakan "Oh!" dengan nada datar dan, menanggalkan baju luarnya, dengan gelisah membiarkan baju satin dipasangkan dari kepalanya. Dia kemudian mengenakan jubah kamar dan diserahterimakan kepada M. Frédin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Convenient Marriage [END]
Fanfiction"Hoseok, jadi kau tanpa tahu malu meminta Lord V menikahimu?" "Ya," jawab Hoseok tegas. "Aku harus melakukannya." "Dia pasti luput menyadari," ujar Yoongi "bahwa kau gagap." Hoseok mengangkat dagunya. "Aku menyinggung b-bah-bahwa aku g-gagap dan di...