Bagian 8

9.1K 766 79
                                        

Sweet Destiny
.
.
.
.
.
.
DLDR
.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
🍁🍁🍁

Flashback

Gadis kecil itu duduk di ayunan dengan tatapan sendu, sesekali manik sehijau daun itu menatap gerbang, menanti dengan sabar untuk kepulangan kakak atau ayah dan ibunya.

Senyumnya terkembang saat mendapati pintu pagar terbuka dan sang kakak muncul setelahnya, langkah kecilnya dengan semangat menyambut kedatangan sosok pemuda yang nampak lelah setelah seharian berkutat dengan tugas kuliah.

"Nii-chan okaeli.."

"Berhenti di situ jangan mendekat." Sasori menatap datar sosok berambut merah muda di depannya, bocah empat tahun yang merupakan adiknya. Adik? Dia tak pernah berharap memiliki adik, kehadiran Sakura membuatnya jadi bahan olokan teman-temannya karena di usianya yang ke tujuh belas dan menginjak masa akhir SMA Sakura lahir dan predikat anak tunggal kesayangan tak lagi tersemat.

"Menjauh, aku tak mau melihatmu."

Sakura kecil menunuduk dengan perasaan sedih dan mata yang berkaca-kaca.

"Kenapa, mau nangis ,terus bilang sama kaa-san dan tou-san kalau saaori-nii jahat,aku membencimu kau tahu.. "

"Nii-chan.." Sakura kecil terisak,ia tak mengerti apa-apa, dia masih terlalu kecil untuk menanggung sebuah kebencian yang ia tak tahu benci itu apa. Sasori menggeram dan menatap tajam emerald adiknya.

"Berhenti memanggilku nii-chan aku bukan nii-chan mu!"

Sakura tersentak kaget, gadis kecil itu merunduk dan isakannya semakin terdengar jelas, ia takut bahkan untuk memandang kakaknya sendiri.

"Kau hanya sebuah kesalahan, aku bahkan ragu jika kau adalah anak kaa-san dan tou-san, lihat saja rambutmu, merah muda, apa warna rambut dikeluarga kita ada yang berwarna merah muda, anak siapa kau sebenarnya heh katakan padaku anak siapa kau!" Sasori berdecih.

Ya, sejak kehadiran Sakura dia merasa terasingkan, kedua orang tuanya lebih memperhatikan Sakura yang lemah sejak lahir. dan dia merasa cemburu, dia tidak suka jika melihat kasih sayang kedua orang tuanya terbagi.

"Kau berbeda dengan kami,aneh, lemah, cengeng, aku membencimu,sangat membencimu pergi sana, kau bukan adikku!" Bentak Sasori, pemuda itu menjambak rambutnya frustasi sebelum melangkah masuk ke dalam rumah.

Sakura semakin terisak, gadis kecil itu menunduk dan menjauhkan diri, ia kembali duduk di ayunan dengan isak tangisnya. Sakura kecil yang malang.

Langkah Gaara terhenti saat mendapati gadis kecilnya masih duduk di ayunan,dengan kepala tertunduk dan raut wajah yang sedih.

"Istriku belum pulang?" Tanyanya pada salah satu maid yang lewat.

"Belum, Gaara-sama" Jawab salah seorang maid, Gaara mengangguk kecil.

"Lalu di mana Sasori?"

"Sasori-sama berada di kamarnya."

"Aa." Gaara memberikan tas kerjanya pada maid itu dan melangkahkan kakinya ke arah di mana putri kecilnya berada.

SWEET DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang