Bagian 12.2

9.5K 695 178
                                        

SWEET DESTINY
.
.
.
.
DLDR
.
.
.
.
HAPPY READING
.
.
.
.
🍒🍒🍒

Sasuke hanya bisa menunduk mendengar tangisan sang ibu, wanita itu terus menyebut dan memanggil-manggil nama menantunya, dia khawatir tentu saja, tapi dia tidak sedang berdaya, ayah mertuanya bahkan kakak iparnya bersatu untuk menjaga istrinya dari dirinya. Sungguh Sasuke sendiri sudah tersiksa karena sudah berpisah hampir satu bulan dari sang istri. Sakura.. Pulanglah..Paman merindukanmuuu...

Dan sekarang, ibunya masih menangis, apalagi ketika ia menceritakan kondisi Sakura yang semakin memburuk.

"Itu semua karenamu Sasuke-kun, kenapa kau bodoh sekali, karena kebodohanmu itu, Sakuraku jadi menderita dan tidak berdaya.. hiks hiks hiks.. Oh Sakuraku yang malang." Mikoto kembali meraung, ia mencengkeram dadanya. "Suamiku.. Kenapa aku melahirkan anak sebodoh dia.. Padahal dia seorang pengacara.. Tapi kenapa.. Astaga.. Aku sudah tidak sanggup.. Jangan menemuiku lagi Sasuke-kun, jangan menemuiku sebelum kau berhasil membawa Sakura pulang..hiks hiks.." Mikoto kembali memeluk suaminya, dan Fugaku hanya bisa memandang datar sang istri yang tidak biasanya bersikap seperti ini, oke sepertinya pengaruh Sakura dan Sinetron gila yang sering dilihat istrinya di malam hari membuat otak cerdas sang istri keseleo, oke??

Sasuke semakin menunduk. Ia menyesal, sungguh. Bahkan ia sudah menuntut sang Aktris Ayame Daboura, hingga membuat gadis itu mendekam di penjara dua minggu setelah kejadian itu berlangsung. Sasuke menghela nafas. Ia mengambil Coatnya, dan meminta maaf sekali lagi kepada ayah dan ibunya sebelum beranjak pergi.

"Hei suamiku, apa Sasuke-kun sudah pergi?" bisik Mikoto pelan. Fugaku menaikkan sebelah alisnya dan berdehem.

"Ya." jawabnya datar. Mikoto tertawa kecil ia melepas pelukannya dan menyeka air matanya. Ia menatap suaminya dengan mata berbinar sementara sang suami hanya bisa membatin tak mengerti.

"Kau kenapa, ini seperti bukan dirimu istriku, apa yang kau rencanakan pada Sasuke?"

"Ehe." Mikoto tersenyum geje. Benar-benar terinfeksi Sakura syndrom. "Tidak ada." ia menggeleng. "Aku hanya memberinya pelajaran saja. Bagaimana acktingku, bagus tidak?" Mikoto menaik turunkan alisnya dua kali.

"Aa, kau sudah cocok menjadi pemain utama di serial eptipih Azab seorang Ibu yang suka berackting gila." jawab Fugaku datar.

"Hei, kejam sekali kau.. Kau menyumpahiku terkena azab?" Mikoto mendengus tak percaya, ia menatap sang suami dan menunjuknya penuh rasa takut yang berlebihan.
"Katakan siapa kau? Kau bukan suamiku, siapa dirimu wahai lelaki?" kembali Mikoto berackting ria, Fugaku hanya mendengus dan menggeleng kecil.

"Hentikan ackting gilamu itu Mikoto,  katakan padaku apa yang terjadi." Fugaku sudah tidak Sabar. Mikoto terkikik geli, ia meminta sang suami untuk mendekat dan membisikkan sesuatu yang membuat kepala keluarga Uchiha itu membelalakkan matanya, Kaget sekaligus bahagia.
Hei apa yang kau bisikkan, katakan padaku!

***

Suara sirine mengalun nyaring senyaring suara teriakan pasangan suami istri Gaara dan Sara. Suasana di lapangan berubah mencekam dan tegang. Bukan hantu ambulans yang tengah mereka lihat, namun seorang detektif yang tengah berlari kencang sekencang hembusan angin tornado untuk menghindari mobil polisi yang berlari mengejarnya.

Sungguh, Gaara merasa khawatir, ia menggigit bibirnya dan meremas jemari sang istri kuat-kuat untuk menghalau rasa hawatirnya, begitu pula dengan sang istri yang terkadang berteriak saking takutnya.

SWEET DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang